Prosedur Pengungkapan. Perlindungan Hukum Terhadap Whistleblower Dan Justice Collaborator Dalam Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

F. Sistem dan Mekanisme Pelaporan Whistleblower

Dalam UU Whistleblower dan justice collaborator harus jelas mengatur mekanisme pengungkapan dan perlindungan. Artinya, dalam prosedur pengungkapan, penting adanya saluran dan prosedur yang dapat diakses setiap orang untuk mengungkap informasi kejahatan publik, termasuk lembaga yang bertugas untuk menindaklanjutinya. Selain itu, keberadaan lembaga yang otoritatif tersebut juga untuk memastikan bahwa orang tahu di mana untuk melaporkan dan memahami saluran dan prosedur yang tersedia. Permasalahan yang paling mendasar dalam sistem dan mekanisme perlindungan peniup peluitpengungkap fakta adalah dengan memberikan gambaran mengenai bagaimana seharusnya pengungkapan dilakukan, informasi yang dapat diungkap, dan lembaga yang berwenang untuk menangani pengungkapan dan selanjutnya lembaga mana yang berwenang memberikan perlindungan. 163

1. Prosedur Pengungkapan.

Ada sejumlah pilihan mekanisme prosedur pengungkapan adanya tindakan penyalahgunaan, perilaku tidak etis, maupun kegiatan yang membahayakan keselamatan dan kepentingan publik, kesalahan dan perilaku tidak etis yang sudah dipraktekkan. Prosedur tersebut mulai dari layanan hotline yang khusus ditujukan menerima laporan-laporan ataupun secara elektronik, seperti yang dikembangkan KPK. 164 163 Ibid., 164 Ibid.,hal.86. Universitas Sumatera Utara Komisi Pemberantasan Korupsi mempublikasikan cara-cara menjadi whistleblower atau pemberi informasi yang aman, terkait kejahatan korupsi. Saat ini bisa lewat KWS atau KPK Whistleblower`s System. Website kws.kpk.go.id. KWS ini diadakan terutama untuk mereka yang ingin identitasnya tetap dirahasiakan, lalu tidak punya waktu karena berbagai alasan, dan juga tidak ingin publikasi. Itu juga salah satu alasan mengapa layanan ini diadakan, agar masyarakt bisa lebih dekat dan lebih mudah menghubungi KPK. Dengan mengikuti petunjuk yang tertera di halaman internet kws.kpk.go.id tersebut, bagi pengungkap fakta yang ingin melapor, tinggal mengunjungi laman kws.kpk.go.id. Di halaman kws.kpk,go.id tersebut ada petunjuk lengkap bagaimana cara membuat laporan dan apa-apa saja isi laporannya. Untuk melakukan pengaduan, Namun demikian , tidak setiap informasi yang disampaikan kepada KPK melalui kws.kpk.go.id bisa ditindaklanjuti oleh KPK. Komisi Pemberantasan Korupsi menyematkan sejumlah syarat sebelum seeseorang bisa menjadi whistleblower. Salah satu syarat seorang menjadi whistle blower harus punya akses informasi yang memadai atas terjadinya korupsi di kantor atau unit kerjanya tersebut. Nilai korupsinya yang dilaporkan pun sekurang-kurangnya Rp1 milar. whistleblower dapat menyampaikan informasi secara elektronik terkait penyimpangan dengan memberikan kronologis dan melampirkan bukti yang dapat mendukung adanya penyimpangan, seperti data, dokumen kontrak gambar danatau rekaman. 165 165 R Ghita Intan Permatasari , LKPP Luncurkan Whistle Blower Sistem- Okezone 13 April 2012, diaskes pada bulan September 2012. Universitas Sumatera Utara 2. Informasi Yang Dapat Diungkap. Saat ini belum ada peraturan perundang-undangan yang spesi fik mengatur jenis tindakan-tindakan yang dilarang, bertentangan dan membahayakan kepentingan publik. Ketentuan mengenai tindakan yang dimaksud masih tersebar di sejumlah UU. Beberapa UU inilah yang dapat d ij adikan pedoman bagi seorang whistleblower untuk menentukan tindakan yang hendak diungkap itu masuk kategori dilarang, bertentangan maupun membahayakan kepentingan publik. 166 Contoh perbuatan-perbuatan yang dilarang berdasarkan peraturan-perundang- undangan di Indonesia, yakni: 167 1. Kejahatan-kejahatan yang diatur dalam KUHP; 2. Kejahatan-kejahatan yang diatur dalam UU Tindak Pidana Korupsi; 3. Kejahatan-kejahatan yang diatur dalam UU Tindak Pidana Narkotika; 4. Kejahatan-kejahatan yang diatur dalam UU Terorisme; 5. Perbuatan-perbuatan yang diatur dalam UU Pengelolaan Hidup; 6. Tindakan-tindakan yang dilarang dalam UU Kesehatan; 7. Tindakan-tindakan yang dilarang dalam UU Konsumen, dan UU lainnya yang berkaitan dengan perlindungan kepentingan publik. Keberadaan whistleblower tidak hanya pada kasus-kasus tindak pidana saja, tetapi banyak juga yang berhubungan dengan masalah etika dalam perusahaan, cord of conduct , kentenetuan-ketentuan dan pedoman-pedoman dalam bekerja yang tidak 166 Abdul Haris Semendawai et al., Op.Cit., hal.82 167 Ibid., Universitas Sumatera Utara harus merupakan pelanggaran pidana, karena awalnya orang tidak mengenal whistleblower tetapi etichal resistor yaitu orang yang mempertahankan etika.

3. Lembaga Yang Berwenang.