4.1.7 Iklan Pendidikan untuk Kaum Perempuan
Bapak : Sudahlah, cukup pendidikanmu itu sampai SMA saja. Sudah cocok
kamu menikah. Biar abang-abangmu saja yang kuliah. Anak
: Tapi Pa, Rianti mau lanjut ke kuliah. Rianti mau jadi dokter. Ibu
: Sudahlah Ran, turuti saja perkataan ayahmu. Lagian si Juna itu keturunan keluarga berada, hidupmu pasti lebih bahagia.
Anak : Tapi Bu..
Ayah : Ah, sudah. Pokoknya begitu tamat SMA, bapak mau kamu menikah
dengan Juna. Setinggi apa pun pendidikan perempuan. Toh jatuhnya ke dapur juga. Gak perlulah kamu ngabisin waktu dan uang kamu
untuk kuliah. Audio
: Udah bukan zamannya lagi pendidikan untuk kaum perempuan dibatasi. Seperti kaum pria, perempuan berhak memperoleh
pendidikan setinggi yang bisa ia capai. Perempuan adalah salah satu tonggak pemikiran pembangun bangsa. Sudah sepantasnya Kartini-
kartini baru Indonesia dibentuk dengan dasar pendidikan yang kuat. Pendidikan merata untuk kaum perempuan, demi bangsa Indonesia
yang lebih baik.
Konteks: Ayah, Ibu, dan anaknya sedang makan bersama. Sambil makan mereka berbincang-
bincang mengenai anaknya yang akan lulus SMA. Si ayah menyarankan agar setelah tamat SMA si anak lansung menikah dengan lelaki yang dipilih ayahnya. Begitu juga
Universitas Sumatera Utara
dengan si ibu, dia menyetujui pendapat suaminya. Sedangkan si anak tidak setuju karena dia ingin melanjutkan pendidikannya ke bangku kuliah dan berharap kelak
akan menjadi seorang dokter. Dengan menggunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh Austin dan
Searle, maka data tuturan di atas akan dianalisis sebagai berikut: Tabel 8
Tuturan Jenis Tindak Tutur Menurut Austin
Jenis Tindak
Tutur Menurut
Searle Lokusi
Ilokusi Perlokusi
1. Sudahlah, cukup
pendidikanmu itu sampai SMA saja.
Sudah cocok kamu menikah.
Biar abang- abangmu saja
yang kuliah. Menyatakan
bahwa pendidikan
anaknya cukup sampai
SMA saja dan anaknya
sudah cocok untuk
menikah.
Tidak setuju
dengan keinginan
anaknya dan
menyarankan
agar anaknya menikah saja.
Tidak setuju dan
menyelak pendapat
ayahnya. Ekspresif
dan Deklaratif
2. Tapi Pa, Rianti Menyatakan
Menyelak Ibunya
Ekspresif
Universitas Sumatera Utara
mau lanjut ke kuliah. Rianti mau
jadi dokter. bahwa dirinya
ingin lanjut kuliah dan
ingin menjadi dokter.
pendapat ayahnya agar
dia diberi izin untuk
melanjutkan kuliah.
menyelak anaknya dan
setuju dengan
pendapat suaminya.
3. Sudahlah Ran,
turuti saja perkataan
ayahmu. Lagian si Juna itu keturunan
keluarga berada, hidupmu pasti
lebih bahagia. Menyatakan
bahwa anaknya
sebaiknya menuruti
perkataan suaminya
untuk menikah
dengan Juna.
Meminta
anaknya untuk menikah saja
dengan si Juna.
Memotong pembicaraan
ibunya. Direktif
4. Tapi Bu…
Memotong pembicaraan
ibunya. Mencoba
meyakinkan
ibunya. Si ayah
memotong pembicaraan
anaknya dan tetap tidak
setuju. Ekpresif
Universitas Sumatera Utara
5.Ah, sudah. Pokoknya begitu
tamat SMA, bapak mau kamu
menikah dengan Juna. Setinggi apa
pun pendidikan perempuan. Toh
jatuhnya ke dapur juga. Gak perlulah
kamu ngabisin waktu dan uang
kamu untuk kuliah.
Menyatakan bahwa begitu
tamat SMA, ayahnya ingin
agar anaknya menikah
dengan Juna dan tidak
perlu menghabiskan
uang dan waktu untuk
kuliah. Menegaskan
kepada anaknya
bahwa ayahnya tidak
setuju anaknya kuliah dan
meminta
anaknya menuruti
permintaan ayahnya agar
dia segera menikah.
- Direktif
6. Udah bukan
zamannya lagi pendidikan untuk
kaum perempuan dibatasi. Seperti
kaum pria, perempuan berhak
memperoleh Menyatakan
bahwa sudah bukan
zamannya lagi pendidikan
untuk kaum perempuan
dibatasi
Menyarankan
kepada masyarakat
agar tidak membatasi
pendidikan untuk kaum
perempuan -
Direktif
Universitas Sumatera Utara
pendidikan setinggi yang bisa
ia capai. Perempuan adalah
salah satu tonggak pemikiran
pembangun bangsa. Sudah
sepantasnya Kartini-kartini
baru Indonesia dibentuk dengan
dasar pendidikan yang kuat.
Pendidikan merata untuk
kaum perempuan, demi bangsa
Indonesia yang lebih baik.
karena perempuan
juga berhak mendapat
pendidikan yang tinggi.
demi kemajuan
bangsa ke arah yang lebih
baik.
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel di atas terlihat jenis dan jumlah tindak tutur yang muncul, yaitu: Tindak Tutur Direktif
= 2 kali Tindak Tutur Ekspresif
= 3 kali Tindak Tutur Deklaratif
= 2 kali Jenis tindak tutur yang dominan digunakan yaitu tindak tutur ekspresif berupa
kritikan dan rasa tidak setuju..
4.1.8 Iklan Perilaku Berkendara