BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia selalu melakukan interaksi dengan sesamanya. Interaksi yang terjadi dapat dilaksanakan dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi
yang penting bagi manusia karena dengan bahasa manusia dapat mengekspresikan gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung
dengan baik, manusia harus menguasai keterampilan berbahasa. Tarigan 1986: 2 menyatakan bahwa keterampilan berbahasa meliputi empat macam, yaitu
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berbicara merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang akan
menghasilkan suatu tindak tutur. Kridalaksana 2008: 191 berpendapat bahwa tindak tutur atau pertuturan merupakan 1 perbuatan berbahasa yang dimungkinkan oleh
dan diwujudkan sesuai dengan kaidah-kaidah pemakaian unsur-unsur bahasa; 2 perbuatan menghasilkan bunyi bahasa secara beraturan sehingga menghasilkan ujaran
bermakna; 3 seluruh komponen linguistik dan nonlinguistik yang meliputi suatu perbuatan bahasa yang utuh, yang menyangkut partisipan, bentuk penyampaian
amanat, topik, dan konteks amanat itu; 4 pengujaran kalimat untuk menyatakan agar suatu maksud dari pembicara diketahui pendengar.
Pembagian mengenai tindak tutur telah dirumuskan oleh beberapa ahli bahasa seperti Austin dalam Chaer, 2010: 27 yang membagi tindak tutur dalam tiga
kategori yaitu lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Begitu juga halnya Searle dalam Chaer,
Universitas Sumatera Utara
2010: 29 – 30 yang membagi tindak tutur dalam lima kategori yaitu representatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif.
Tindak tutur merupakan tindakan yang terjadi dalam setiap proses komunikasi dengan menggunakan bahasa. Tindak tutur dapat terjadi ketika seorang penutur
berbicara dengan lawan tuturnya. Tindak tutur dapat dilihat dan didengar secara langsung, misalnya di rumah, di kos, di jalan, atau di tempat lainnya. Tidak hanya itu,
tindak tutur juga dapat terjadi di berbagai media yang dapat kita baca, lihat, dan dengarkan, seperti di buku cerita, novel, komik, dan film maupun dalam iklan di
televisi dan radio.
Tindak tutur yang terjadi di berbagai tempat tersebut dapat kita teliti sesuai dengan pemahaman mengenai ilmu pragmatik. Levinson dalam Tarigan, 1986: 33
berpendapat bahwa pragmatik adalah telaah mengenai relasi antara bahasa dan konteks yang merupakan dasar bagi suatu catatan atau laporan pemahaman bahasa,
dengan kata lain telaah mengenai kemampuan pemakai bahasa menghubungkan serta menyerasikan kalimat-kalimat dan konteks-konteks secara tepat. Untuk itu dalam
meneliti tindak tutur kita harus dapat memahami kaitan antara tuturan yang disampaikan penutur kepada lawan tutur dengan konteks tuturannya.
Pembahasan mengenai tindak tutur yang digunakan dalam berbagai situasi telah banyak diteliti sebelumnya. Termasuk para alumni yang telah menyelesaikan
studinya di Departemen Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sumatera Utara. Seperti halnya Maharani 2007 dalam skripsinya Tindak Tutur Percakapan pada
Komik Asterix seri ke-20, Farida 2009 dalam skripsinya Tindak Tutur dalam Novel Seri Cerita Kenangan Angenteuil Hidup Memisahkan Diri karya N. H. Dini dan
Universitas Sumatera Utara
kajian tindak tutur yang terbaru yang dilakukan oleh Dina 2012 dalam skripsinya Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Dialog Film Alangkah Lucunya Negeri
Ini karya Deddy Mizwar. Penelitian mengenai tindak tutur yang telah dilakukan sebelumnya juga membuat peneliti merasa tertarik untuk meneliti tindak tutur dengan
objek yang belum pernah diteliti seperti halnya kajian mengenai tindak tutur dalam iklan di Radio Delta 105.8 FM Medan.
Peneliti menjadikan radio sebagai objek penelitian karena radio merupakan media komunikasi lisan yang memiliki sifat begitu terdengar langsung hilang tidak
membekas. Oleh sebab itu bahasa yang digunakan harus menarik dan tidak mudah hilang dari ingatan pendengar atau penyimak. Hal ini dapat kita dengar seperti halnya
dalam penyampaian pesan melalui iklan. Pada bahasa iklan, para produsen bebas menggunakan bahasa untuk menarik pemirsa atau pembaca agar produk yang
diiklankan itu laris. Hal ini dapat memberi efek dan daya pengaruh yang berbeda antara manusia yang satu dengan yang lainnya sesuai dengan bahasa iklan yang
digunakan oleh produsen untuk memasarkan dagangannya. Kekuatan narasi atau pilihan kata pada sebuah iklan dapat membuat banyak orang terpengaruh untuk
mengikuti apa isi pesan yang disampaikan dalam iklan tersebut. Kekuatan bahasa pada iklan dapat memberi kesan mengajari, memerintah bahkan terkadang seperti
memberi efek hipnotis pada konsumen sehingga konsumen mau mengikuti apa yang dipesankan dalam iklan yang didengar atau dilihatnya.
Pemanfaatan radio sebagai media periklanan sudah lama berlangsung hampir seusia dengan ditemukannya radio pertama kali. Banyak pihak swasta yang
mengiklankan produknya di radio karena kekhasannya. Selain itu, dalam hal
Universitas Sumatera Utara
periklanan radio lebih cepat, murah, serta memiliki efek psikologis dibandingkan dengan media lain seperti televisi.
Ciri khas radio dalam menyampaikan informasi kepada khalayak yaitu berupa penyampaian kata-kata yang berusaha menarik perhatian pendengar membuat
pendengar radio memiliki jumlah yang tidak terbatas. Karena hal itu maka radio memiliki potensi yang besar untuk menunjang pembangunan khususnya menjadi
sumber penghasilan bagi kalangan tertentu seperti kalangan swasta. Cara yang dapat dilakukan untuk menambah sumber penghasilan salah satunya dengan memasang
iklan. Iklan menurut Widyatama, Rendra 2007: 13 adalah bentuk penyajian pesan
yang dilakukan oleh komunikator secara nonpersonal melalui media untuk ditujukan pada komunikan dengan cara membayar.
Radio 105.8 Delta FM Medan dijadikan objek penelitian iklan karena di Medan radio tersebut merupakan radio swasta dengan jangkauan yang luas dan
pendengarnya pun cukup banyak sehingga banyak mengundang minat pemasang iklan dalam rangka mengenalkan produk-produknya. Jangkauan Radio 105.8 Delta
FM tidak hanya tersebar di daerah kota Medan tetapi juga Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, dan kota besar lainnya. Namun dalam penelitian ini peneliti
hanya terfokus pada Radio 105.8 Delta FM Medan yang terdapat di Jalan Imam Bonjol nomor 16D, Gedung Mandiri lantai tiga.
Program yang terdapat dalam Radio 105.8 Delta FM Medan secara umum dibagi menjadi tiga bagian http:t.cofORuffYS yaitu 1 Farhan Asri in the Morning
2 Delta Delight, dan 3 50 Menit Zona Gila. Program yang pertama merupakan
Universitas Sumatera Utara
program yang ditawarkan oleh radio 105.8 Delta FM Medan dengan waktu siar senin – jumat pagi pukul 06.00 – 10.00 WIB. Radio 105.8 Delta FM Medan memberi
suguhan format acara yang bersifat menemani dan membuat pagi hari menjadi menyenangkan dengan topik-topik segar dan relevan. Pendengar dibumbui komentar-
komentar lucu dan nakal dari dua penyiar bintang yaitu Farhan dan Asri Welas di sela-sela lagu enak. Obrolan yang dekat dengan pendengar yang dibawakan dalam
suasana yang menyenangkan. Program yang kedua menemani pendengar setiap senin – jumat siang pukul
16.00 – 20.00 WIB berisi siaran yang menyuguhkan menu utama 100 lagu enak. Saat yang bersamaan mampu menjadi teman pendengar dengan melemparkan topik-
topik sharing. Program yang ketiga menemani pendengar setiap senin – jumat siang pukul
10.00 – 16.00 WIB dengan siaran yang menyuguhkan menu utama 100 lagu enak dengan segmen program yang dirancang khusus untuk memanjakan pendengar.
Sehingga sebanyak empat kali 50 menit selama kurun waktu enam jam, pendengar secara nonstop akan dapat menikmati lagu-lagu enak tanpa terpotong jeda iklan.
Program acara ini dibawakan oleh seorang penyiar yang memiliki pengetahuan luas tentang dunia musik beserta industrinya sehingga selalu dapat memberikan informasi-
informasi menarik seputar musik dan lagu. Program-program yang terdapat dalam Radio 105.8 Delta FM Medan mampu
membuat pendengar semakin merasa tertarik untuk lebih sering mendengarkan siaran dari Radio 105.8 Delta FM Medan. Hal ini menjadi salah satu kelebihan yang
dimiliki Radio 105.8 Delta FM Medan. Selain mampu mengikat pendengar dengan
Universitas Sumatera Utara
suguhan lagu-lagu serta kata-kata yang menarik, obrolan yang diberikan juga mampu membuka wawasan pendengar.
Radio 105.8 Delta FM Medan dengan motto “100 Lagu Enak” merupakan radio yang banyak diminati pendengar khususnya pendengar remaja. Hal ini juga
menjadi salah satu alasan sehingga iklan yang terdapat di Radio 105.8 Delta FM Medan tidak hanya terbatas pada iklan perniagaan barang saja tetapi justru lebih
dominan ke iklan layanan masyarakat yang lebih cenderung berkenaan dengan kehidupan remaja saat ini. Penyuguhan iklan juga menggunakan tuturan-tuturan yang
menarik agar pendengar semakin merasa akrab dengan kata-kata yang disampaikan dalam iklan. Seperti iklan mengenai penggunaan jalan raya, kebiasaan berolah raga,
dan penghijauan.
1.2 Rumusan Masalah