sebaliknya satu maksud atau tujuan tutur dapat diwujudkan dengan bentuk tuturan yang berbeda-beda.
d. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas merupakan bidang yang ditangani
pragmatik. Karena pragmatik mempelajari tindak verbal yang terdapat dalam situasi tutur tertentu, dapat dikatakan bahwa yang dibicarakan dalam pragmatik itu
bersifat konkret karena jelas siapa peserta tuturnya, di mana tempat tuturnya, kapan waktu tuturnya dan seperti apa konteks situasi tuturnya keseluruhan.
e. Tuturan dapat dipandang sebagai sebuah produk tindak verbal. Dapat dikatakan
demikian karena pada dasarnya tuturan yang ada dalam sebuah pertuturan itu adalah hasil tindakan para peserta tutur dengan segala pertimbangan konteks yang
melingkupi dan mewadahinya.
2.2.3 Tindak Tutur
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007: 1195 tindak diartikan sebagai langkah atau perbuatan, sedangkan tutur diartikan sebagai ucapan, kata, perkataan
2007: 1231. Dari dua pengertian tersebut tindak tutur dapat diartikan sebagai perbuatan memproduksi tuturan atau ucapan. Tarigan 1986: 36 menjelaskan bahwa
tindak tutur atau tuturan yang dihasilkan oleh manusia dapat berupa ucapan. Berkenaan dengan hal itu Austin 1962 membagi tindak tutur atas tiga jenis, yaitu
tindak lokusi, ilokusi dan perlokusi. a
Lokusi Merupakan tindak tutur untuk menyatakan sesuatu sebagaimana adanya atau tindakan
untuk mengatakan sesuatu.
Universitas Sumatera Utara
Contoh : Tahun 2004 gempa dan tsunami melanda Banda Aceh.
Kalimat di atas dituturkan oleh seorang penutur semata-mata hanya untuk memberi informasi sesuatu belaka, tanpa tendensi untuk melakukan sesuatu. Apalagi
untuk mempengaruhi lawan tuturnya. Kalimat di atas memberi informasi mengenai gempa dan tsunami yang pada tahun 2004 melanda Banda Aceh. Tindak tutur lokusi
hanya memberi makna secara harafiah seperti yang dinyatakan pada contoh di atas. b
Ilokusi Merupakan tindak tutur yang menyatakan sesuatu juga menyatakan tindakan
melakukan sesuatu. Contoh:
Sudah hampir pukul tujuh. Kalimat di atas bila dituturkan oleh seorang suami kepada istrinya di pagi
hari, selain memberi informasi tentang waktu, juga berisi tindakan yaitu mengingatkan si istri bahwa si suami harus segera berangkat ke kantor; jadi minta
disediakan sarapan. c
Perlokusi Merupakan tindak tutur yang mempunyai pengaruh atau efek terhadap lawan tutur
atau orang yang mendengar tuturan itu. Contoh:
Minggu lalu saya ada keperluan keluarga yang tidak dapat ditinggalkan. Tuturan di atas bukan hanya memberi informasi bahwa si penutur pada
minggu lalu ada kegiatan di keluarga; juga bila dituturkan pada lawan tutur yang pada
Universitas Sumatera Utara
minggu lalu mengundang untuk hadir pada resepsi pernikahan, bermaksud juga meminta maaf. Lalu, efek yang diharapkan adalah memberi maaf kepada penutur.
Berkaitan dengan tindak tutur, Searle dalam Abdul Chaer, 2010: 29 – 30 juga membagi tindak tutur berdasarkan lima kategori:
a. Representatif disebut juga asertif
Merupakan tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas apa yang dikatakannya. Misalnya mengatakan, melaporkan, dan menyebutkan.
b. Direktif
Merupakan tindak tutur yang dilakukan penuturnya dengan maksud agar lawan tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Misalnya
menyuruh, memohon, menuntut, menyarankan, dan menantang. c.
Ekspresif Merupakan tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar tuturannya diartikan
sebagai evaluasi mengenai hal yang disebutkan dalam tuturan itu. Misalnya memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik, dan menyelak.
d. Komisif
Merupakan tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Misalnya berjanji, bersumpah, dan mengancam.
e. Deklaratif
Merupakan tindak tutur yang dilakukan si penutur dengan maksud untuk menciptakan hal status, keadaan, dsb. yang baru. Misalnya memutuskan,
membatalkan, melarang, mengizinkan, dan memberi maaf.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Peristiwa Tutur