BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teh sudah dikenal sejak lama sebagai minuman dengan seribu khasiat yang menakjubkan. Seiring dengan penelitian modern, teh terbukti dapat menyembuhkan berbagai penyakit
Soraya, 2007. Pada masyarakat pedesaan seduhan teh yang kental biasanya digunakan dalam usaha pertolongan awal pada penderita diare. Bahkan di daerah tertentu, seduhan teh
bermanfaat sebagai obat kuat dan membuat awet muda Haryoto,2003. Sebagian besar bahan pangan yaitu sekitar 96 terdiri atas bahan organik dan air.
Sisanya berupa unsur-unsur mineral. Meski tidak sepopuler senyawa kimia lainnya, keberadaan mineral dalam teh tidak dapat dipandang sebelah mata. Tinggi rendahnya
kandungan senyawa mineral sangat tergantung pada iklim, kesuburan tanah, dan kondisi kesehatan tanaman.http:www.tehhitammindtea.com. Daun teh kering mengandung sekitar
5 nitrogen, 2,5 kalium dan 0,8 asam posfat, dua substansi terakhir ditemukan sebagai oksida dari K dan P Harler,C.R.1966.
Pengolahan daun teh dimaksudkan untuk menguba h komposisi kimia daun teh segar secara terkendali, sehingga menjadi hasil olahan yang dapat memunculkan sifat-sifat yang
dikehendaki pada air seduhnya, seperti, warna, rasa dan aroma yang baik dan disukai Setyamidjaja, 2000.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dari hasil pengolahan teh tersebut dihasilkan oleh pabrik teh tersedia dalam jumlah besar sepanjang tahun, karena limbah teh padat dihasilkan 400 kghari sehingga dalam
sebulan diperoleh 12 ton. Potensi ini cukup besar untuk dapat digunakan sebagai sumber bahan organik. Selama ini limbah tersebut sebagian besar belum dimanfaatkan, padahal
mengandung unsur-unsur penting yaitu N, K, Mg, Ca dan S. Limbah tersebut dapat dimanfaatkan bila telah mengalami pengomposan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan
limbah teh padat mengandung C-organik 5,23, N total 0,11. P tersedia 125 ppm, bahan organik 8,99 dan K-dd 13,83 ppm dan Mg 1,19 ppm.
Limbah teh padat sebagai bahan organik dapat dimanfaatkan bila telah mengalami dekomposisi. Melaui proses dekomposisi unsur hara yang terdapat dalam bahan organik akan
dapat dimanfaatkan tanaman karena telah mengalami mineralisasi dan memiliki nilai CN 10- 12 Murbandono, 1990.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan limbah teh padat memilki 47,54 nilai CN Murbandono, 1990. Untuk itu perlu dilakukan usaha untuk mempercepat proses
pengomposan. Mempercepat pengomposan dapat dilakukan dengan cara menambahkan inokulum mikroorganisme yang berkemampuan tinggi dalam merombak bahan yang
dikomposkan seperti jamur, bakteri dan aktinomisetes. Pemberian mikroorganisme diharapkan dapat mempercepat pengomposan, karena lamanya pengomposan merupakan faktor yang
penting dalam menentukan kualitas kompos. EM
4
mengandung mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang terdiri dari bakteri asam laktat Lactobacillus sp, Bakteri Fotosintetik Rhodopseumonas sp, Actinomycetes sp,
Streptomycetes sp dan Yeast ragi. Keuntungan dan manfaat penggunaan EM
4
adalah menekan aktivitas hama dan penyakit pada tanaman; meningkatkan hasil produksi;
mengopt imalkan kualitas dan kuantitas hasil produksi; mempercepat proses fermentasi pada pembuatan kompos; ramah lingkungan dan aman bagi manusia.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.2 Permasalahan