BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Radiografi Kedokteran Gigi
Penggunaan sinar ronsen telah lama dikenal sebagai suatu alat dalam bidang kedokteran umum dan kedokteran gigi yang sangat membantu dalam menegakkan
diagnosa dan menentukan rencana perawatan. Teknik radiografi yang digunakan dalam bidang kedokteran ada dua, yaitu teknik intraoral dan ekstraoral.
Pada teknik intraoral, film ronsen diletakkan di dalam mulut pasien, contohnya adalah foto
periapikal, bitewing dan oklusal. Pada teknik ekstraoral, film ronsen diletakkan di luar mulut pasien, contohnya adalah foto panoramik, lateral foto dan cephalometri.
2
Radiografi dalam kedokteran gigi merupakan pemeriksaan penunjang yang sangat diperlukan setelah diperoleh hasil diagnosa klinis demi mendapatkan hasil diagnosa
akhir yang lebih tepat dan akurat. Radiografi dapat digunakan untuk menunjang diagnosa seperti penyakit periodontal, plak arteri karotid, kelainan tulang rahang
lainnya, dan lain sebagainya.
3
2.2 Peran Radiografi dalam Mengenali Periodontitis
Jenis pemeriksaan radiografi yang berperan untuk mengukur kehilangan tulang adalah periapikal, bitewing dan panoramik. Secara teori, radiografi periapikal
dan bitewing merupakan radiografi yang paling diindikasikan untuk melihat kehilangan tulang yang disebabkan oleh penyakit periodontal. Tetapi dengan
mempertimbangkan harga, kenyamanan dan dosis yang diterima oleh individu, radiografi panoramik merupakan radiografi yang paling banyak dipilih.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Keterbatasan radiografi, yaitu : 1. Radiografi konvensional memberikan gambar dua dimensi. Sedangkan
gigi merupakan objek tiga dimensi yang kompleks. Akibat dari gambar yang tumpang tindih, detail bentuk tulang menjadi tidak terlihat.
2. Radiografi tidak memperlihatkan permulaan dari penyakit periodontal. Setidaknya 55 – 60 demineralisasi terjadi dan tidak terlihat pada gambaran
radiografi. 3. Radiografi tidak memperlihatkan kontur jaringan lunak dan tidak
merekam perubahan jaringan – jaringan lunak pada periodontium. 4. Oleh karena itu, pemeriksaan klinis yang teliti dikombinasi dengan
pemeriksaan radiografik yang tepat dapat memberikan data adekuat untuk diagnosa keberadaan dan penyebaran dari penyakit periodontal.
Baik data klinis maupun radiografik sangatlah penting dalam mendiagnosis penyakit periodontal.
20,21
21,22
Data klinis sebagai berikut: 1. Indeks pendarahan;
2. Kedalaman probing; 3. Edema;
4. Erithema; dan 5. Struktur gingiva.
Radiografi akan sangat membantu dalam evaluasi jumlah tulang yang ada, kondisi tulang alveolar, kehilangan tulang pada daerah furkasi, lebar dari ruang
ligamen periodontal, dan faktor lokal yang dapat menyebabkan atau memperparah penyakit periodontal seperti restorasi yang berkontur buruk atau overhanging dan
karies.
20,22
20-22
Perubahan lainnya yang dapat dilihat pada penyakit periodontal, yaitu lesi inflamasi di tulang marginal, terlihat aktivitas osteoblas dan osteoklas, aktivitas
osteoklas yang menyebabkan perubahan pada tulang krestal dan respon awal dari kerusakan tulang serta pada lesi kronis dapat terlihat osteosklerosis.
2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 1. Radiografi panoramik menunjukkan adanya kehilangan tulang akibat periodontitis kronis
22
Peran radiologi dalam mengenali penyakit periodontal: 1. Panjang dan morfologi akar gigi;
2. Rasio mahkota ke akar gigi; 3. Secara anatomis : Sinus maksilaris, gigi impaksi, supernumerary dan
missing; dan 4. Faktor yang berkontribusi : Karies, lesi inflamatori apikal, resorpsi
akar.
20,21
2.3 Foto Panoramik