H, dimana H adalah tinggi badan. Maka, 77,44 cm = 0.44 H. Sehingga tinggi operator yang direkomendasikan H adalah = 176 cm.
6.4. Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan analisis beban berdasarkan waktu dan biomekanika yang telah diuraikan pada subbab sebelumya, diperoleh beberapa alternatif pemecahan
masalah terhadap sistem kerja dari pekerjaan pengangkatan dan penyusunan krat secara manual di pabrik PT. Coca-cola Bottling Indonesia Medan. Adapun
alternatif pemecahan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Pengaturan waktu kerja dan istirahat
2. Penentuan operator yang sesuai berdasarkan antropometri 3. Perbaikan metode kerja sesuai prinsip ekonomi gerakan
4. Rancangan Standard Operating Procedure SOP aktivitas penyusunan krat
6.4.1. Alternatif Pengaturan Waktu Kerja dan Istirahat
Pekerjaan mengangkat beban secara umum tergolong “heavy work” dengan energy expenditure 9 kcalmin. Maka waktu istirahat yang sesuai untuk
pekerjaan ini adalah 320 menit8 jam atau 40 menitjam. sumber : Sanders, Human Factor in Engineering and Design
. Sementara pengaturan waktu kerja untuk operator pengangkat dan
penyusunan krat adalah 30 menit bekerja lalu 60 menit istirahat. Padahal seharusnya secara teoritis waktu istirahat untuk aktivitas ini hanya sekitar 20
Universitas Sumatera Utara
menit. Disini terjadi kelebihan waktu istirahat bagi operator sebanyak 40 menit bagi setiap operator.
Berdasarkan hasil wawancara, bagi sebagian operator waktu istirahat 60 menit tersebut mampu memulihkan kembali tenaganya untuk bekerja, namun bagi
sebagian operator lainnya mengeluhkan walaupun tenaga kembali pulih tetapi rasa sakit otot lebih cepat terasa ketika kembali bekerja. Hal itu menunjukkan bahwa
semakin banyak waktu istirahat yang diberikan belum tentu semakin baik pula beban kerja yang diterima operator. Sritomo juga menjelaskan bahwa dengan
pengaturan jadwal istirahat yang lebih sering dibandingkan dengan jadwal istirahat yang panjang akan memberikan total produktivitas rata-rata yang
konstan. Beberapa kali melakukan istirahat pendek akan memberikan hasil yang lebih baik ditinjau dari output yang dihasilkan maupun efek terhadap fisik tubuh
dari pada diberikan sekaligus istirahat dalam jangka waktu panjang. Untuk itu, sebaiknya dilakukan perngaturan kembali waktu kerja operator.
Adapun re-schedule waktu kerja operator yang diusulkan adalah sebagai berikut:
Waktu menit
20 40
60 80
100 120 140 160 100
180 200 220 240 260 280 300 320 340 360
380 400 420 440 460 480 Operator 1
Operator 2 Operator 3
Gambar 6.11. Jadwal Kerja Usulan untuk 3 Operator
Keterangan:
Waktu kerja Waktu istirahat
Universitas Sumatera Utara
Pada usulan jadwal kerja untuk 3 operator tersebut, waktu istirahat adalah 20 menit, dimana akan selalu terdapat dua orang pekerja yang bekerja.
Kelebihannya adalah operator bekerja bersama dengan operator lain sehingga beban kerjanya akan lebih ringan, sehingga akan memperkecil keluhan MSDs
operator. Ditinjau dari penggunaan energi tentunya alternatif ini juga akan lebih baik karena disini terjadi penurunan energi expenditure yang sebelumnya 9
kcalmenit dapat direduksi menjadi 6 kcalmenit.
6.4.2. Alternatif Penentuan Operator yang Sesuai Berdasarkan Antropometri