6.2. Analisis Beban Kerja Operator Berdasarkan Biomekanika
Penilaian berdasarkan biomekanika dengan menghitung besarnya gaya pada setiap segmen tubuh menunjukkan bahwa sebagian besar kegiatan
pengangkatan dan penyusunan krat secara manual berada pada kategori yang berbahaya karena melebihi batas angkat maksimum yang diizinkan. Hal ini
dibuktikan dengan rendahnya persentase aktivitas yang termasuk pada kategori aman, yaitu hanya 10,91 untuk operator 1, sebesar 16,36 untuk operator 2,
dan 18,18 untuk operator 3. Itu artinya beban kerja yang harus dilakukan operator tinggi, lebih dari batas aman gaya tekan L5S1 yang distandarkan oleh
NIOSH, yaitu 3500N. Bahkan untuk beberapa elemen kegiatan, nilai gaya tekannya ada yang mencapai 12000N. Tingginya beban kerja dari pekerjaan
pengangkatan krat ini menyebabkan operator harus memaksakan diri agar dapat menyelesaikan pekerjaannya. Oleh karena itu, ada keluhan dari operator mengenai
sakit di daerah punggungnya. Nilai gaya tekan pada tulang belakang dipengaruhi oleh besar gaya tiap
segmen tubuh seperti telapak tangan, lengan bawah, lengan atas dan punggung, serta dipengaruhi pula oleh sudut-sudut yang dibentuk oleh tubuh. Untuk
mengetahui bagian tubuh mana sebenarnya yang menyebabkan gaya tekan tulang belakang tinggi, dapat dilihat persentasi dari gaya tekan tiap segmen tubuh dalam
grafik pada Gambar 6.2.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.2. Grafik Gaya Tekan Tiap Segmen Tubuh
Punggung merupakan segmen tubuh yang memiliki gaya yang terbesar, hal ini dikarenakan punggung merupakan joint sambungan dari segmen lengan
atas, sedagkan lengan atas merupakan joint dari lengan bawah, dan lengan bawah joint
dari telapak tangan. Itu artinya gaya pada punggung merupakan resultan dari gaya-gaya pada telapak tangan, lengan bawah, dan lengan atas. Selain itu juga
karena postur tubuh ketika menyusun krat dalam posisi membungkuk. Aktivitas-aktivitas yang tergolong berbahaya bagi setiap operator juga
tidak sama. Untuk itu akan dianalisis aktivitas penyusunan krat berdasarkan tingkatan krat dan level krat.
Tingkatan krat ada sebanyak 6 tingkat, yaitu menunjukkan susunan krat dari bawah ke atas. Sedangkan level krat ada sebanyak 9 level, yaitu menunjukkan
penyusunan krat dalam satu tingkat. Ilustrasinya digambarkan pada Gambar 6.3 dan 6.4.
Universitas Sumatera Utara
Pallet Tingkat 1
Tingkat 2 Tingkat 3
Tingkat 4 Tingkat 5
Tingkat 6
Gambar 6.3. Penyusunan Krat Berdasarkan Tingkat
Level1 Level 3
Level 2
Level 4
Level 7 Level 6
Level 8 Level
5 Level
9 Level
1 Level 3
Level 2
Level 4
Level 7 Level 6
Level 8 Level
5
Operator
Gambar 6.4. Penyusunan Krat Berdasarkan Level
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tingkatan dalam penyusunannya, kategori kegiatan yang berbahaya, perlu hati-hati, atau yang aman secara biomekanika dirangkum dalam
Tabel 6.2.
Tabel 6.2. Pengelompokan Kategori Kegiatan Berdasarkan Tingkat Krat Kategori
Tingkat 1 Tingkat 2
Tingkat 3 Tingkat 4
Tingkat 5 Tingkat 6
Eleman kegiatan
Operator 1
Berbahaya 13,32,44,
49 20,39
10,15,21, 28,40,46,
52 5,11,16,
22,29,35, 41,47
6,12,17, 23,30,36,
42,48,54 7,18,24,
25,43,50, 55
Perlu hati- hati
2,19,26 27,33
34 53
- 31,37
Aman 8,38
3,9,14, 45,51
4 -
- -
Operator 2
Berbahaya 2,8,12,
20,24,27, 37,42,44
9,43,45 22,29
23,30,32 13,17,33,
35,52 18,19,34,
36,49,54, 55
Perlu hati- hati
- 3,21,38
4,26,39, 46,47
5,11,16, 40,50,51
6,31,35, 41
7,48 Aman
- 14,25,28
10,15 -
- -
Operator 3
Berbahaya 2,8,9,
12,16,22, 36,39,42
- -
20,33,43, 53
34,49,54 7,19,31,
50,55 Perlu hati-
hati -
3,10,24 4,14,25,
28,47,52 5,15,26,
29,48 6,18,21,
27,37,44 23,35,38,
45 Aman
- 11,13,30,
41,46,51 17,32,41
- -
-
Untuk lebih memudahkan dalam menganalisisnya, akan disajikan secara grafik pada Gambar 6.5 sampai 6.7.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.5. Grafik Kategori Elemen Kegiatan dari Biomekanika Operator 1 Berdasarkan Tingkat Krat
Dari grafik tersebut, diketahui bahwa bagi operator 1, penyusunan krat yang paling berbahaya adalah pada tingkat 5, selanjutnya tingkat 4, 3, dan 6.
Sedangkan kategori aman pada tingkat 2, disusul kemudian tingkat 1.
Gambar 6.6. Grafik Kategori Elemen Kegiatan dari Biomekanika Operator 2 Berdasarkan Tingkat Krat
Bagi operator 2, penyusunan krat yang paling berbahaya justru terjadi ketika menyusun krat pada tingkat pertama, kemudian disusul krat pada tingkat 6,
5, 4, 2, dan 3. Disini setiap tingkat memiliki potensi membahayakan bagi tulang
Universitas Sumatera Utara
belakang operator. Namun, berbeda dengan operator 1, bagi operator 2 tingkat kehati-hatian tergolong tinggi, yaitu dalam menyusun krat pada tingkat 4, 3, 5, 2,
dan 6. Sedangkan kategori aman hanya ada ketika menyusun krat 2 dan 3.
Gambar 6.7. Grafik Kategori Elemen Kegiatan dari Biomekanika Operator 3 Berdasarkan Tingkat Krat
Bagi operator 3, tingkat 1 juga masih merupakan kegiatan dengan resiko berbahaya bagi tulang belakang pekerja, kemudian pada tingkat 6, 4, dan 5.
Sedangkan kategori aman untuk operator 3 lebih banyak dibanding operator 2, yaitu pada tingkat 2 dan 3.
Adanya perbedaan resiko cedera tulang belakang bagi setiap operator untuk penyusun krat pada tingkatan tertentu, kemungkinan besar di pengaruhi
oleh antropometri dari operator itu sendiri, dalam hal ini adalah tinggi badan. Hal itu dikarenakan adanya jarak-jarak tertentu yang dapat dicapai oleh jangkauan
tubuh secara vertikal atas-bawah. Misalnya operator 1, dengan tinggi badan 167 cm memiliki resiko yang berbahaya bagi tulang belakang ketika menyusun krat
pada tingkatan yang tinggi. Sedangkan operator 2, dengan tinggi badan 170 cm
Universitas Sumatera Utara
justru memiliki resiko yang berbahaya ketika menyusun krat pada tingkat yang rendah. Untuk itu dapat dipertimbangkan dalam pemilihan operator yang sesuai
untuk melakukan pekerjaan ini, sehingga sistem kerja berjalan lebih ergonomis. Berdasarkan level dalam penyusunannya, kategori elemen kegiatan
dirangkum dalam Tabel 6.3.
Tabel 6.3. Pengelompokan Kategori Elemen Kegiatan Berdasarkan Level Krat
Level Operator 1
Operator 2 Operator 3
Elemen Kegiatan Berbahaya
Perlu hati-
hati Aman Berbahaya
Perlu hati-hati
Aman Berbahaya
Perlu hati-hati
Aman
1 39,40,41,
42,43 -
38 12
16,17 14,15,19
22,31 24,25,26,
27 -
2 10,11,12,
25 -
8,9 8,9,13,
18 11
10 9,19
10,14,15, 18
- 3
5,6,7 2
3,4 2
3,4,5, 6,7
- 2,7
3,4,5,6 -
4 44,46,47,
48,50 -
45 37,49
38,39,40, 41
- 39,43
44,45 40,41
5 28,29,30
26,27,31 -
27,29,30 31,48
28 16,33
34,35 30,32
6 13,15,16,
17,18 -
14 20,22,23,
33,34 21
- 8,20
21,23 11,17
7 49,52,54,
55 53
51 53,55
44,47,50 45
42,54,55 52,53
51 8
32,35,36 33,34,37
- 42,52,54
46,51 43
36,49,50 47,48
46 9
20,21,22, 23
19 24
24,32,36 26,35
25 12,34
28,29,35 13
Secara grafik, resiko cidera tulang belakang berdasarkan perhitungan biomekanika dari masing-masing operator disajikan dalam Gambar 6.8 sampai
6.10.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.8. Grafik Kategori Elemen Kegiatan dari Biomekanika Operator 1 Berdasarkan Level Krat
Ditinjau dari level krat ketika disusun, ternyata posisi yang paling berbahaya bagi tulang belakang operator adalah ketika menyusun krat pada bagian
paling belakang, bagian tengah sebelah kiri dan kanan. Sementara bagian tengah baris kedua dan bagian depan merupakan posisi yang tingkat cidera tulang
belakang yang lebih kecil bagi operator 1.
Gambar 6.9. Grafik Kategori Elemen Kegiatan dari Biomekanika Operator 2 Berdasarkan Level Krat
Universitas Sumatera Utara
Bagi operator 2, resiko cidera tulang belakang lebih dominan pada posisi penyusunan krat bagian belakang, namun untuk bagian depan cenderung lebih
menurun tingkat bahaya cideranya.
Gambar 6.10. Grafik Kategori Elemen Kegiatan dari Biomekanika Operator 3 Berdasarkan Level Krat
Sedangkan untuk operator 3, posisi penyusunan krat yang paling berbahaya adalah pada bagian belakang, dan tidak begitu ada perbedaan antara
bagian kanan maupun kiri. Secara umum bagi ketiga operator, level dari penyusunan krat diatas pallet
terhadap resiko sakit pada tulang belakang cenderung lebih berbahaya pada bagian belakang, yaitu level 1, 2, dan 3. Kemudian semakin ke depan tingkat
bahayanya semakin menurun, karena lebih dekat dengan posisi operator berdiri, sehingga operator tidak perlu menggunakan jangkauan tangan maksimum. Untuk
itu perlu dipertimbangkan antropometri serta aplikasi dari prinsip-prinsip ekonomi gerakan agar sistem kerja lebih ergonomis.
Universitas Sumatera Utara
6.3. Analisis Antropometri