Kerangka Konsepsi Analisis Klasula Force Majeure Dalam Suatu Perjanjian (Studi Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 587 PK/PDT/2010)

12 berarti ketidakmungkinan untuk memberikan prestasi di sini bersifat mutlak permanen. 12 Teori atau ajaran penghapusan atau peniadaan kesalahan afwesigheidvan schuld, berarti dengan adanya overmacht terhapuslah kesalahan debitur atau overmacht peniadaan kesalahan. Sehingga akibat kesalahan yang telah ditiadakan tadi tidak boleh atau bisa dipertanggung jawabkan. 13 Teori-teori yang disebutkan diatas dipandang tepat untuk menganalisis rumusan permasalahan karena tidak ada pengaturan secara umum dalam perundang- undangan mengenai keadaan memaksa force majeure sehingga teori-teori diatas dijadikan tolak ukur dalam dalam menetapkan suatu keadaan memaksa force majeure, yang mana dalam penelitian ini untuk menganalisis bagaimana suatu peristiwa banjir dapat didefenisikan sebagai keadaan memaksa force majeure.

2. Kerangka Konsepsi

Peranan konsep dalam penelitian adalah untuk menghubungkan dunia teori dan observasi, antara abstraksi dan relitas. 14 Konsep diartikan sebagai kata yang menyatakan abstrak yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus, yang disebut dengan defenisi operasional. 15 Oleh karena itu, kerangka konsepsi pada hakekatnya merupakan suatu pengarah atau pedoman yang lebih kongkrit dari kerangka teoritis yang seringkali 12 J.Satrio, op.cit, hal.254. 13 M.Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Bandung: Alumni, 1986, hal.84. 14 Masri Singarimbun dkk, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 1989, hal.34. 15 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta:Raja Grafindo, 1998, hal.3. Universitas Sumatera Utara 13 bersifat abstrak, sehingga diperlukan defenisi-defenisi operasional yang menjadi pegangan kongkrit dalam proses penelitian. Jadi jika teori berhadapan dengan sesuatu hasil kerja yang telah selesai, maka konsepsi masih merupakan permulaan dari sesuatu karya yang setelah diadakan pengolahan akan dapat menjadikan suatu teori. 16 Agar terdapat persamaan persepsi dalam membaca dan memahami penulisan dalam penelitian ini, maka dipandang perlu untuk menguraikan beberapa konsepsi dan pengertian dari istilah yang digunakan sebagaimana yang terdapat di bawah ini:

a. Perjanjian

Pengertian perjanjian menurut Subekti adalah suatu peristiwa di mana seorang berjanji kepada orang lain atau di mana 2 dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal 17 . Hal ini sesuai dengan pengertian perjanjian yang diatur dalam buku ketiga tentang perikatan. Definisi perjanjian menurut Pasal 1313 KUHPerdata adalah : suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. 18

b. Klausula

Klausula clause dalam suatu perjanjian adalah kalimat atau bagian dari kalimat yang merupakan bagian dari substansi dokumen hukum tertulis yang tercantum dalam suatu pasal, atau ketentuan terpisah dari pasal atau ketentuan lain. 16 Hilman Hadikusuma, Hukum Waris Adat, Bandung:Citra Aditya Bakti, 2003, hal.5. 17 R. Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta: Pembimbing Masa, 1980, hal.1. 18 Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikatan, Bandung: Mandar Maju, 1994,, hal.94. Universitas Sumatera Utara 14

c. Prestasi

Prestasi atau yang dalam bahasa Inggris disebut juga dengan istilah “performance” dalam hukum kontrak dimaksudkan sebagai suatu pelaksanaan hal-hal yang tertulis dalam suatu kontrak oleh pihak yang telah mengikatkan diri untuk itu, pelaksanaan mana sesuai dengan “term” dan “condition” sebagaimana disebutkan dalam kontrak yang bersangkutan. 19

d. Wanprestasi

Wanprestasi, artinya tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam perikatan atau perjanjian. 20

e. Force majeure

Black’s Law Dictionary, 2nd Pocket Edition, defines Force Majeure as “An event or effect that can be neither anticipated nor controlled. The term includes both acts of nature e.g., floods and hurricanes and acts of people e.g., riots, strikes, and wars.” 21 Suatu peristiwa yang tidak dapat diantisipasi maupun dikontrol. Termasuk kejadian alam maupun tindakan manusia. Force majeure merupakan istilah yang sama dengan overmacht dan juga keadaan yang memaksa.

f. Kerugian

19 Munir Fuady, Hukum Kontrak dari Sudut Pandang Hukum Bisnis, Bandung:Citra Aditya Bakti, 2007, hal. 87. 20 Djaja S. Meliala, Perkembangan Hukum Perdata Tentang Benda dan Hukum Perikatan,Bandung: Nuansa Aulia, 2008, hal.99. 21 Ari Brumer, Force Majeure – A Trap to Avoid in a Data Center Contract, diakses dari http:datacentermarketplace.comportals11documentsforce_majeure_article.pdf, pada tanggal 18 Juli 2012. Universitas Sumatera Utara 15 Pengertian kerugian adalah penurunan nilai benda atau barang, atau biaya tambahan yang perlu dikeluarkan, atau kehilangan peluang untuk melakukan sesuatu aktifitas yang bernilai ekonomis. 22

g. Ganti Rugi

Penggantian biaya, rugi dan bunga karena tidak dipenuhinya suatu perjanjian, barulah mulai diwajibkan apabila debitur setelah dinyatakan lalai memenuhi perjanjiannya tetap melalaikannya, atau sesuatu yang harus diberikan atau dibuatnya, hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang waktu yang telah dilampaukannya Pasal 1243 KUH Perdata. Dengan demikian pada dasarnya, ganti-kerugian itu adalah ganti-kerugian yang timbul karena debitur melakukan wanprestasi. 23

h. Banjir

Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan yang mana diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya. 24

G. Metode Penelitian

Penelitian adalah usaha atau pekerjaan untuk mencari kembali yang dilakukan dengan suatu metode tertentu dengan cara hati-hati, sistematis serta sempurna 22 Heni Suhaeni, Kerugian Sosial Pendudukan Kawasan Pemukiman Pantai, diakses dari http:sim.nilim.go.jpGESEMI3PROSIDING11-HEN.docpada tanggal 16 Pebruari 2012. 23 Rohma Dijawi, Ketentuan-ketentuan Umum Dalam Hukum Kontrak, Kontrak Bisnis Perjanjian, diakses dari http:rohmadijawi.wordpress.comhukum-kontrak pada tanggal 16 Pebruari 2012. 24 Wahyu Budi Setyawan, Banjir 1, diakses dari http:wahyuancol.wordpress.com2009 0323banjir-1-pengertian-penyebab, pada tanggal 11 Agustus 2012. Universitas Sumatera Utara 16 terhadap permasalahan, sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan atau menjawab problemnya. 25

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 101/K.Pdt.Sus/Bpsk/2013 Tentang Penolakan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor

22 248 119

Analisis Yuridis Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 981K/PDT/2009 Tentang Pembatalan Sertipikat Hak Pakai Pemerintah Kota Medan No. 765

4 80 178

Hak dan Kewajiban Kurator Pasca Putusan Pembatalan Pailit Pada Tingkat Kasasi Oleh Mahkamah Agung (Studi Kasus Kepailitan PT. Telkomsel vs PT. Prima Jaya Informatika)

1 38 128

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Analisis Tentang Putusan Mahkamah Agung Dalam Proses Peninjauan Kembali Yang Menolak Pidana Mati Terdakwa Hanky Gunawan Dalam Delik Narkotika

1 30 53

Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 609 K/Pdt/2010 Dalam Perkara Perdata Sengketa Tanah Hak Guna Bangunan Dilaksanakan Berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri

3 78 117

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Penetapan Luas Tanah Pertanian (Studi Kasus : Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/Puu-V/2007 Mengenai Pengujian Undang-Undang No: 56 Prp Tahun 1960 Terhadap Undang-Undang Dasar 1945)

4 98 140

Sikap Masyarakat Batak-Karo Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI) No.179/K/SIP/1961 Dalam Persamaan Kedudukan Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Mengenai Hukum Waris (Studi Pada Masyarakat Batak Karo Desa Lingga Kecamatan Simpang...

1 34 150

Efektifitas Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilukada oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi

3 55 122