12
berarti ketidakmungkinan untuk memberikan prestasi di sini bersifat mutlak permanen.
12
Teori atau ajaran penghapusan atau peniadaan kesalahan afwesigheidvan schuld, berarti dengan adanya overmacht terhapuslah kesalahan debitur atau
overmacht peniadaan kesalahan. Sehingga akibat kesalahan yang telah ditiadakan tadi tidak boleh atau bisa dipertanggung jawabkan.
13
Teori-teori yang disebutkan diatas dipandang tepat untuk menganalisis rumusan permasalahan karena tidak ada pengaturan secara umum dalam perundang-
undangan mengenai keadaan memaksa force majeure sehingga teori-teori diatas dijadikan tolak ukur dalam dalam menetapkan suatu keadaan memaksa force
majeure, yang mana dalam penelitian ini untuk menganalisis bagaimana suatu peristiwa banjir dapat didefenisikan sebagai keadaan memaksa force majeure.
2. Kerangka Konsepsi
Peranan konsep dalam penelitian adalah untuk menghubungkan dunia teori dan observasi, antara abstraksi dan relitas.
14
Konsep diartikan
sebagai kata
yang menyatakan
abstrak yang
digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus, yang disebut dengan defenisi operasional.
15
Oleh karena itu, kerangka konsepsi pada hakekatnya merupakan suatu pengarah atau pedoman yang lebih kongkrit dari kerangka teoritis yang seringkali
12
J.Satrio, op.cit, hal.254.
13
M.Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Bandung: Alumni, 1986, hal.84.
14
Masri Singarimbun dkk, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 1989, hal.34.
15
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta:Raja Grafindo, 1998, hal.3.
Universitas Sumatera Utara
13
bersifat abstrak, sehingga diperlukan defenisi-defenisi operasional yang menjadi pegangan kongkrit dalam proses penelitian. Jadi jika teori berhadapan dengan sesuatu
hasil kerja yang telah selesai, maka konsepsi masih merupakan permulaan dari sesuatu karya yang setelah diadakan pengolahan akan dapat menjadikan suatu teori.
16
Agar terdapat persamaan persepsi dalam membaca dan memahami penulisan dalam penelitian ini, maka dipandang perlu untuk menguraikan beberapa konsepsi
dan pengertian dari istilah yang digunakan sebagaimana yang terdapat di bawah ini:
a. Perjanjian
Pengertian perjanjian menurut Subekti adalah suatu peristiwa di mana seorang berjanji kepada orang lain atau di mana 2 dua orang itu saling berjanji untuk
melaksanakan sesuatu hal
17
. Hal ini sesuai dengan pengertian perjanjian yang diatur dalam buku ketiga
tentang perikatan. Definisi perjanjian menurut Pasal 1313 KUHPerdata adalah : suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
orang lain atau lebih.
18
b. Klausula
Klausula clause dalam suatu perjanjian adalah kalimat atau bagian dari kalimat yang merupakan bagian dari substansi dokumen hukum tertulis yang
tercantum dalam suatu pasal, atau ketentuan terpisah dari pasal atau ketentuan lain.
16
Hilman Hadikusuma, Hukum Waris Adat, Bandung:Citra Aditya Bakti, 2003, hal.5.
17
R. Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta: Pembimbing Masa, 1980, hal.1.
18
Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikatan, Bandung: Mandar Maju, 1994,, hal.94.
Universitas Sumatera Utara
14
c. Prestasi
Prestasi atau yang dalam bahasa Inggris disebut juga dengan istilah “performance” dalam hukum kontrak dimaksudkan sebagai suatu pelaksanaan hal-hal
yang tertulis dalam suatu kontrak oleh pihak yang telah mengikatkan diri untuk itu, pelaksanaan mana sesuai dengan “term” dan “condition” sebagaimana disebutkan
dalam kontrak yang bersangkutan.
19
d. Wanprestasi
Wanprestasi, artinya tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam perikatan atau perjanjian.
20
e. Force majeure
Black’s Law Dictionary, 2nd Pocket Edition, defines Force Majeure as “An event or effect that can be neither anticipated nor controlled. The term includes both
acts of nature e.g., floods and hurricanes and acts of people e.g., riots, strikes, and wars.”
21
Suatu peristiwa yang tidak dapat diantisipasi maupun dikontrol. Termasuk kejadian alam maupun tindakan manusia.
Force majeure merupakan istilah yang sama dengan overmacht dan juga keadaan yang memaksa.
f. Kerugian
19
Munir Fuady, Hukum Kontrak dari Sudut Pandang Hukum Bisnis, Bandung:Citra Aditya Bakti, 2007, hal. 87.
20
Djaja S. Meliala,
Perkembangan Hukum
Perdata Tentang
Benda dan
Hukum Perikatan,Bandung: Nuansa Aulia, 2008, hal.99.
21
Ari Brumer, Force Majeure – A Trap to Avoid in a Data Center Contract, diakses dari http:datacentermarketplace.comportals11documentsforce_majeure_article.pdf, pada
tanggal 18
Juli 2012.
Universitas Sumatera Utara
15
Pengertian kerugian adalah penurunan nilai benda atau barang, atau biaya tambahan yang perlu dikeluarkan, atau kehilangan peluang untuk melakukan sesuatu
aktifitas yang bernilai ekonomis.
22
g. Ganti Rugi
Penggantian biaya, rugi dan bunga karena tidak dipenuhinya suatu perjanjian, barulah mulai diwajibkan apabila debitur setelah dinyatakan lalai memenuhi
perjanjiannya tetap melalaikannya, atau sesuatu yang harus diberikan atau dibuatnya, hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang waktu yang telah dilampaukannya
Pasal 1243 KUH Perdata. Dengan demikian pada dasarnya, ganti-kerugian itu adalah ganti-kerugian yang timbul karena debitur melakukan wanprestasi.
23
h. Banjir
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan yang mana diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti
sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya.
24
G. Metode Penelitian
Penelitian adalah usaha atau pekerjaan untuk mencari kembali yang dilakukan dengan suatu metode tertentu dengan cara hati-hati, sistematis serta sempurna
22
Heni Suhaeni, Kerugian Sosial Pendudukan Kawasan Pemukiman Pantai, diakses dari http:sim.nilim.go.jpGESEMI3PROSIDING11-HEN.docpada tanggal 16 Pebruari 2012.
23
Rohma Dijawi, Ketentuan-ketentuan Umum Dalam Hukum Kontrak, Kontrak Bisnis Perjanjian, diakses dari http:rohmadijawi.wordpress.comhukum-kontrak
pada tanggal 16 Pebruari 2012.
24
Wahyu Budi Setyawan, Banjir 1, diakses dari http:wahyuancol.wordpress.com2009 0323banjir-1-pengertian-penyebab, pada tanggal 11 Agustus 2012.
Universitas Sumatera Utara
16
terhadap permasalahan, sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan atau menjawab problemnya.
25
1. Jenis dan Sifat Penelitian