Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Penelitian Terdahulu

perusahaan berjalan dengan efektif dan efisien maka kinerja keuangan akan bertumbuh dengan maksimal, hal ini akan berpengaruh secara langsung terhadap pembagian dividen yang meningkat kepada para shareholders dan tentunya terjadinya kenaikan harga saham perusahaan sebagai indikator dari nilai perusahaan. Dari latar belakang di atas, hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka pokok permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah good corporate governance mampu memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris yang cukup untuk membuktikan hal berikut : 1. Untuk mengetahui apakah kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara 2. Untuk mengetahui apakah good corporate governance mampu memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terhadap beberapa pihak, antara lain : 1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan berpikir, pengetahuan yang lebih dalam lagi tentang pengaruh good corporate governance terhadap hubungannya dengan kinerja keuangan serta nilai perusahaan. 2. Bagi lembaga atau perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang nantinya dapat menjadi referensi dalam mengetahui apakah good corporate governance dan kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 3. Bagi peneliti selanjutnya, kiranya hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan sumber pengetahuan yang dapat direferensikan terhadap penelitian yang berkaitan dengan judul yang sedang diteliti saat ini. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Good Corporate Governance Pada tahun sekitar 1992, Cadbury Committee mulai mengenalkan istilah baru yaitu Corporate Governance dalam laporannya yang dikenal sebagai Cadburry Report untuk pertama kalinya. Laporan ini dipandang sebagai titik balik atau turning point yang menentukan praktek Corporate Governance di seluruh dunia, hal ini dikemukakan oleh Tjager 2003 : 24. Istilah Corporate Governance CG pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee pada tahun 1992 dalam laporannya yang dikenal dengan Cadburry Report, adapun definisi good corporate governance tersebut adalah : A set of rules that define the relationship between shareholders, managers, creditors, the government, employees, and other internal and external stakeholders in respect to their rights and responsibilities, dalam Tjager 2003 : 23, atau dalam bahasa Indonesia yaitu suatu set aturan yang mendefinisikan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, dan pemangku kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan tanggung jawab mereka. Good corporate governance pada hakekatnya merupakan suatu sistem pengendalian yang diterapkan dalam suatu perusahaan agar oknum yang terlibat menjalankan aktivitas perusahaan dapat terkendali, berjalan sesuai prosedur yang dimana keuntungan diperoleh semaksimal mungkin dengan biaya serendahnya, dimana hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi dapat Universitas Sumatera Utara terjalin baik demi tujuan pencapaian perusahaan. Penerapan corporate governance dimaksudkan untuk mengatur dan menjaga hubungan yang terjalin tersebut dari kesalahan-kesalahan yang ada yang dapat menghambat tercapainya tujuan perusahaan sehingga dapat tercipta good corporate governance didalam perusahaan tersebut dimana segala hambatan-hambatan yang ada dapat dicari solusinya dan diatasi dengan sistem pengendalian yang terarah. Menurut Sidaharta dan Cynthia dalam Oktapiyani 2009 : 12 Istilah good corporate governance secara umum dikenal sebagai suatu sistem struktur tata kelola perusahaan yang baik dimana perusahaan dikelola dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham serta menciptakan prestasi untuk berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, seperti stakeholders, pemasok, kreditur, rekan bisnis, konsumen, pekerja, pemerintah, dan lingkup masyarakat yang luas. Good corporate governance sebagai senjata utama bagi pihak minoritas dalam hal melindungi akan keberadaannya terhadap pihak atau kaum yang mempunyai kekuasaan seperti para pemegang saham dan manajer dengan jalur yang sesuai dengan norma, sehingga tercipta keadilan diantara kedua belah pihak. Berdasarkan definisi di atas, maka berikut ini merupakan kutipan menurut Sheridan, dkk 1996 : 32 bahwa pengedalian perusahaan yang baik terdiri atas suatu sistem penstrukturan, pengoperasian, dan pengawasan perusahaan perusahaan sehingga dapat mencapai hal berikut : 1 Memenuhi tujuan-tujuan strategi jangka panjang dari para pemilik, yang setelah sanggup bertahan terdiri atas membentuk nilai pemegang saham atau menetapkan saham pasar yang dominan, atau mempertahankan kepemimpinan teknis dalam lingkungan yang dipilih, atau sesuatu yang lain, namun tentu tujuan-tujuannya tidak akan sama bagi semua organisasi. Universitas Sumatera Utara 2 Mempertimbangkan dan memperhatikan kepentingan karyawan di masa lalu, saat ini, dan di masa mendatang, yang kami gunakan untuk membentuk seluruh siklus hidup termasuk perencanaan kebutuhan di masa mendatang, rekrutmen, pelatihan, lingkungan kerja, prosedur pemutusan hubungan dan pengunduran diri, hingga mengurus para pensiun. 3 Memperhitungkan kebutuhan lingkungan dan komunitas setempat, baik sehubungan dampak fisik dari operasi perusahaan pada daerah sekitarnya maupun interaksi ekonomi dan kultural dengan populasi setempat. 4 Bekerja untuk mempertahankan hubungan yang sangat baik dengan pelanggan maupun pemasok, speperti masalah-masalah kualitas jasa yang disediakan, prosedur pemesanan yang penuh pertimbangan, dan prosedur penyelesaian rekening, dan sebagainya. 5 Mempertahankan pemenuhan yang sepatutnya terhadap tuntutan hukum dan pengaturan yang berlaku, yang dengan itu perusahaan melakukan aktivitasnya. Setelah definisi di atas, maka berikut ini dibahas tujuan penerapan good corporate governance, menurut Sutojo dan Aldridge 2008 : 5 mengatakan bahwa tujuan corporate governance adalah : 1 Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham. 2 Melindungi hak dan kepentingan para anggota the stakeholders non pemegang saham. 3 Meningkatkan nilai perusahaan dan pemegang saham. 4 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja Dewan Pengurus atau Boards of Directors dan manajemen perusahaan. 5 Menigkatkan mutu hubungan Boards of Directors dengan manajemen senior perusahaan. Penerapan good corporate governance yang terarah dan tepat sasaran tentu akan mendatangkan manfaat bagi perusahaan, berikut manfaat yang didapatkan perusahaan menurut Effendi 2009 : 27 apabila menerapkan good corporate governance yaitu : 1 Meningkatkan reputasi manajemen reputation management, reputasi merupakan hal yang kritikal bagi kesuksesan perusahaan. Reputasi yang positif perlu dibangun dan dikelola perusahaan secara serius. 2 Mempermudah dalam mengelola profit resiko risk profile dan manajemen resiko risk management. Beberapa resiko potensial yang Universitas Sumatera Utara mungkin akan menimpa perusahaan perlu diantisipasi sehingga dapat meminimalkan dampak negatif yang dapat merugikan perusahaan. 3 Meningkatkan kreativitas dan inovasi terutama pada karyawan level bawah. Perusahaan dapat berkembang dengan pesat apabila karyawan memiliki ide-ide kreatif dan inovasi yang tinggi yang dapat diaplikasikan untuk kemajuan perusahaan. 4 Meningkatkan efisiensi operasional. Good corporate governance akan berfokus pada tujuan utama, sehingga dapat melakukan perbaikan langsung pada berbagai bidang operasional hal yang berdampak pada penghematan biaya cost reduction. Corporate governance dapat dipahami dari perspektif hubungan keagenan, dimana hubungan keagenan ialah sebuah kontrak atau adanya ikatan antara pemilik dan agen. Adanya kontrak dan pemisahan tugas antara kepemilikan dan pengendalian, yang mana kepemilikan yang menunjukan investor dan pengendalian yaitu manajer, dalam hal ini yang sebagai agent yaitu manajer. Investor pasti memiliki harapan kepada manajer bahwa dapat mengembalikan dengan berlipat ganda uang yang telah diinvestasikan atau mendatangkan profit kembali dari modal yang ditanam. Oleh karena itu diperlukan suatu kontrak yang baik antara investor dan manajer, kontrak yang berisikan penjelasan tentang bagian-bagian apa yang harus dilakukan manajer dalam mengelola dana investor dan perincian tentang pembagian profit antara manajer dan investor.

2.1.2 Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

Penerapan good corporate governance mendatangkan keuntungan tersendiri bagi perusahaan yang menerapkannya. Keuntungan baik secara materi maupun non materi dimana kedua hal tersebut merupakan nilai yang dilihat oleh para pemegang saham dalam menanamkan modal serta masyarakat. Adanya mekanisme pengendalian perusahaan yang baik juga membantu dunia secara tidak Universitas Sumatera Utara langsung untuk terbebas dari korupsi, hal ini dapat kita lihat dari salah satu prinsip good corporate governance yaitu adanya transparansi. Tidak hanya itu, berikut beberapa prinsip dasar dari good corporate governance yang menjadi indikator dimana telah dikembangkan oleh Organization for Economic Corporation and Development OECD dalam Tunggal dan Tunggal 2002 : 9 : 1 Keadilan fairness Prinsip ini merupakan prinsip perlakuan yang adil bagi para pemegang saham. Diartikan sebagai segala tindak kegiatan yang adil kepada seluruh pemegang saham, baik pemegang saham minoritas maupun mayoritas, serta pemegang saham asing dari berbagai tindak kecurangan, dan untuk setiap kesalahan perilaku perseorangan. Di dalam setiap kegiatanya perusahaan harus selalu memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya objective berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan keberadaan, dan juga pemegang saham berperan dalam memberikan ide atas setiap keputusan yang akan diambil. 2 Keterbukaan atau Transparansi disclousuretransparency Transparansi ialah pengungkapan yang jelas, tepat, dan akurat pada waktunya serta transparansi atas kinerja perusahaan, kepemilikan, dan pemegang kepentingan. Dimana keakuratan akan informasi data disediakan agar terjalinnya transparansi, dengan informasi yang relevan dan mudah diakses bagi seluruh pihak. Perusahaan harus mampu mengungkapkan permasalahan yang ada tidak hanya sesuai dengan yang disyaratkan hukum peraturan perundang-undangan melainkan juga hal Universitas Sumatera Utara yang penting bagi pengambilan keputusan oleh para pemegang saham, kreditur, dan pemegang kepentingan lainnya. 3 Akuntabilitas accountability Prinsip ini menekankan kepada kepentingan penciptaan sistem pengawasan yang efektif berdasarkan pembagian kekuasaan antar komisaris, direksi, dan pemegang saham yang meliputi monitoring, dan evaluating terhadap manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak sesuai prosedur yaitu dengan kepentingan pemegang saham dan pihak yang berkepentingan lainnya. Perusahaan haruslah bekerja sesuai dengan mekanisme yang ada, secara benar, tearah, dan sesuai dengan kepentingan perusahaan, serta mampu mempertanggung jawabkannya secara wajar dan transparan. Prinsip ini merupakan syarat untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. 4 Responsibilitas responsibility Tanggung jawab akan pengelolaan perusahaan sesuai dengan pengelolaan perusahaan yang berlaku. Prinsip ini menyatakan dengan penuh kesadaran akan tanggung jawab sebagai konsekuensi logis dari adanya wewenang, tanggung jawab sosial, menghindari penyalahgunaan wewenang kekuasaan, menjadi profesional, dan berpegang pada etika akan bisnis yang sehat. Bertanggung jawab atas segala hasil operasional yang ditimbulkan perusahaan. 5 Independensi independecy Universitas Sumatera Utara Independensi merupakan pengelolaan perusahaan secara professional tanpa adanya pengaruh atau tekanan dari pihak manapun. Hal ini diperlukan untuk menghindari konfllik kepentingan yang timbul oleh para pemegang saham mayoritas dan minoritas. Disini dituntut adanya rentang kekuasaan antara komposisi komisaris, komite dalam komisaris, dan pihak luar seperti auditor yang berguna dalam mengawasi dan pemberi masukan. Keputusan yang diambil haruslah tanpa adanya campur tangan dari pihak luar dan bersifat objektif bukan subjektif.

2.1.3 Mekanisme Good Corporate Governance

Mekanisme penerapan good corporate governance merupakan aturan dasar yang harus diterapkan dalam perusahaan, dimana prosedur pelaksanaan yang dilakukan oleh pihak manajemen, pengambil keputusan, dan yang melakukan kontrol pengawasan terhadap keputusan yang telah ditetapkan. Mekanisme corporate governance diposisikan untuk menetapkan, menjamin, dan mengawasi berjalannya suatu sistem tata kelola perusahaan yang terkendali. Menurut Iskander Chamlao 2000 : 4, mekanisme dalam pengawasan corporate governance dibagi dalam dua kelompok yaitu internal mechanism dan eksternal mechanism. Internal mechanism adalah cara untuk mengendalikan perusahaan dengan menggunakan struktur dan proses yang ada dan menjadi bagian dari perusahaan atau internal side seperti rapat umum pemegang saham, komposisi dewan direksi, komposisi dewan komisaris dan pertemuan dengan dewan direktur atau board of director. Sedangkan external mechanism adalah Universitas Sumatera Utara suatu mekanisme cara dalam mempengaruhi perusahaan dengan menggunakan pengendalian perusahaan dan mekanisme pasar. Dalam penelitian ini mekanisme yang digunakan ialah dewan komisaris dan komisaris independen namun disatu sisi keberadaan komisaris independen jauh lebih ditinjau dalam penelitian ini. Dewan komisaris memegang hal penting dalam memonitoring serta mengawasi apakah kegiatan perusahaan telah berjalan sebagaimana dengan tujuan perusahaan, sehingga dengan adanya komposisi dewan komisaris diimbangi dengan dewan komisaris independen maka akan mempengaruhi sistem operasional perusahaan kearah yang baik dalam pihak manajemen untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Corporate governance memiliki prinsip hubungan keagenan. Hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara agent manajer dengan principal investor. Pada dasarnya hubungan keagenan menekankan adanya pemisahan kepemilikan yang dilandasi dengan kontrak. Kontrak yang terjalin diharapkan dapat menghasilkan returns dari modal yang telah diinvestasikan. Oleh karena itu, diharapkan adanya kontrak yang baik dan jelas antara investor dan manajer yang mampu mendeskripsikan tugas-tugas apa saja yang harus dilakukan manajer dalam mengelola modal yang telah diinvestasikan investor sehingga nantinya dapat mendatangkan returns bagi kedua pihak. Teori keagenan dilandasi oleh tiga asumsi sifat manusia menurut Eisenhardt, 1989 dalam Luhman dan Cunliffe 2013 : 2 menyatakan bahwa : 1. Manusia pada umunya lebih memetingkan diri sendiri self interest Universitas Sumatera Utara 2. Manusia memiliki daya pikir yang terbatas mengenai persepsi masa mendatang bounded rationality 3. Manusia akan selalu menghindari resiko risk averse Berdasarkan asumsi tersebut maka diharapkan teori keagenan dapat menjadi jawaban dari permasalahan tersebut. Walaupun permasalahan masih dapat terjadi dalam hubungan keagenan, Khomsiyah 2005 : 18 yaitu : Pertama adalah masalah keagenan yang timbul pada saat keinginan-keinginan atau tujuan-tujuan dari principal dan agent berlawanan dan merupakan suatu hal yang sulit atau mahal bagi principal untuk melakukan verifikasi tentang apa yang benar-benar dilakukan oleh agent. Permasalahannya adalah bahwa principal tidak menverifikasi apakah agent telah melakukan secara tepat. Kedua adalah masalah pembagian resiko yang timbul pada saat principal dan agent memiliki sikap yang berbeda terhadap resiko. Dengan demikian principal dan agent mungkin memiliki preferensi tindakan yang berbeda yang dikarenakan adanya perbedaan preferensi terhadap resiko. Berdasarkan dengan permasalahan keagenan diatas, maka diharapkan penerapan good corporate governance dapat berfungsi sebagai alat pemberi keyakinan kepada investor bahwa mereka akan mendapatkan keuntungan kembali atas dana yang diinvestasikan dimana pada saat hal itu telah terjadi maka perusahaan telah mencapai prestasi yang ditargetkan.

2.1.4 Dewan Komisaris dan Komisaris Independen

Dewan komisaris sebagai salah satu bagian dari perusahaan yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan monitoring atau pengawasan terhadap aktivitas perusahaan, apakah good corporate governance telah berjalan baik, memperhatikan etika dalam mengendalikan perusahaan, serta tanggung jawab sosial corporate social responsibility lalu memberikan amanah atau nasehat dan solusi kepada direksi. Untuk mencapai tujuan yang pasti hendaknya dalam Universitas Sumatera Utara melakukan tugasnya tidak memihak untuk satu kepentingan saja baik menyangkut suku, agama, dan lainnya, dengan kata lain dewan komisaris hendaknya bersifat independen. Inti dari terciptanya good corporate governance yaitu dari para dewan komisaris sebab ada suatu sistem kontrol yang dilakukan oleh mereka dalam mengatasi hal yang tidak dinginkan terjadi di kemudian hari dengan kata lain sebagai penjamin pelaksanaan strategi yang sukses. Mengingat faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh para pelaku bisnis yaitu efisien, efektif, dan ekonomi. Dimana manajemen bekerja untuk mendapatkan ketiga hal tersebut sedangkan dewan komisaris bertugas untuk mengawasi manajemen, meninjau apakah pelaksanaan strategi perusahaan telah berjalan dengan baik, serta mewajibkan dan menjaga akuntabilitas perusahaan, maka dewan komisaris merupakan inti dari kekuatan perusahaan mencapai prestasi. Pada hakekatnya, dewan komisaris merupakan mekanisme pengawasan dan pengarahan terhadap kinerja perusahaan dalam suatu periode, dibentuknya dewan komisaris serta komite audit diharapkan tujuan perusahaan dapat tercapai tepat waktu sesuai dengan prestasi yang ditargetkan. Komisaris pada umumnya merupakan bagian intern dari perusahaan misalnya pemegang saham utama, pegawai, atau seseorang yang berhubungan dengan organisasi atau perusahaan, dimana biasanya haruslah memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan keuangan. Dewan komisaris umumnya beranggotakan komisaris utama president commissioner, wakil presiden komisaris vice president commissioner, dan komisaris sebagai anggota yang biasanya berjumlah satu, tiga, atau bahkan melebihi tiga yang tetapi tidak lebih dari sepuluh orang. Dewan pengawas suatu Universitas Sumatera Utara organisasi ialah komisaris, namun komisaris merupakan bagian dari suatu perusahaan tersebut atau inside commisioner, jika dibandingkan dengan komisaris independen yang merupakan outside commisioner dimana anggota dewan komisaris yang bukan merupakan bagian intern dari perusahaan yaitu pegawai, pemegang saham, orang yang berhubungan dengan organisasi, atau yang mewakili pemegang saham. Mereka sama sekali tidak ada hubungannya dengan perusahaan, pemilihan komisaris independen didasarkan pada pengetahuan, wawasan serta pengalamannya mengawasi suatu perusahaan dari sektor industri yang berbeda yang nantinya dianggap berguna untuk perusahaan tersebut, misalnya seorang komisaris yang diangkat yang sedang atau pernah menduduki posisi presiden di sebuah perusahaan. Mereka biasanya bertugas mengawasi para komisaris dalam dan kinerja perusahaan. Komisaris independen berperan aktif dalam menyelesaikan masalah diantara dewan komisaris dalam dan para pemegang saham sebab mereka bertindak sesuai dengan tujuan perusahaan dimana segala aspek apapun tidak diperhitungkan baik itu subjektif melainkan secara objektif dan memiliki resiko kecil untuk terlibat dalam masalah keuangan conflict of profit. 2.1.5 Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah pencapaian perusahaan dalam ukuran tertentu terhadap target dalam menghasilkan laba. Dimana kinerja atau proses tersebut dapat ditinjau dari laporan keuangan perusahaan. Kinerja biasanya identik dengan hasil dari suatu proses pencapaian target baik dalam mewujudkan tujuan suatu organisasi, hal ini biasanya tertuang didalam business plan dimana tujuan goal Universitas Sumatera Utara yang ingin dicapai tertuang dan sekaligus terdapat strategi untuk mensukseskannya. Jadi jika digabungkan kinerja keuangan merupakan suatu gambaran prestasi kerja yang dicapai perusahaan dalam periode tertentu dan tertuang di dalam laporan keuangan perusahaan. Kinerja keuangan dapat diukur dengan rasio-rasio keuangan, hal ini dapat dilakukan dengan bersumber kepada laporan keuangan. Kinerja keuangan yang diukur kemudian dapat menjadi suatu referensi bagi manajemen untuk memperbaharui sistem manajemennya ke depan, hal ini tentu dapat membantu perusahaan untuk mencapai target tepat pada waktu yang diinginkan, sebagai dasar pengambil keputusan manajemen, dan dalam mencapai prestasi yang diinginkan dimana tentunya nanti akan menciptakan nilai perusahaan itu sendiri kepada para stakeholders.

2.1.6 Pengukuran Kinerja Keuangan

Dalam mengukur kinerja keuangan pada suatu perusahaan peneliti memilih ROE Return On Equity sebagai dasar dalam perhitungan kinerja keuangan. ROE merupakan salah satu rasio yang termasuk dalam rasio profitabilitas, rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari segi modal pemilik investor, ROE merupakan indikator yang relevan dalam mengukur keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan laba bagi para pemegang saham. Investor tentu akan tertarik jika melihat tingkat pengembalian yang dilakukan perusahaan atas ekuitas yang dimilikinya, dimana semakin besar nilai angka rasio yang dihasilkan maka semakin bagus nilai perusahaan tersebut di mata investor. Kondisi yang sedemikian ini akan mengakibatkan harga saham naik di pasar Universitas Sumatera Utara modal. Salah satu tujuan utama didirikannya suatu perusahaan yaitu untuk menciptakan laba yang tinggi bagi para investor, oleh karena itu para pemegang saham akan tetap aktif memperhatikan nilai dari rasio ROE sebagai dasar dalam mengukur kinerja manajemen, jika semakin tinggi ROE maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan prestasi dan laba bagi para pemegang saham. Para pemegang saham tentu akan tertarik melihat tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh perusahaan atas ekuitas yang ditanamkannya, jika tingkat pengembaliannya tinggi maka tidaklah heran jika investor lain akan tertarik juga untuk berinvestasi. Untuk mengukur nilai Return on equity pada perusahaan maka haruslah terlampir laporan keuangan perusahaan tersebut sebab laporan keuangan merupakan gambaran suatu kondisi keuangan dari hasil usaha perusahaan pada jangka waktu tertentu. Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Untuk mengukur nilai Return On Equity maka penelitian ini akan mengambil data dari laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi dan laporan ekuitas. 2.1.7 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan nilai yang diberikan oleh para investor pada suatu perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Nilai perusahaan akan semakin tinggi jika harga saham yang dihasilkan tinggi. Harga saham merupakan harga yang terjadi atau diperjual belikan pada saat saham diperdagangkan di pasar. Dari tinjauan harga saham yang tinggi maka dapat mengindikasikan suatu kemakmuran kepada para pemegang saham dan secara Universitas Sumatera Utara tidak langsung maka akan membuat investor percaya dan menjaminkan keyakinannya kepada perusahaan tersebut, sebab nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya akan kualitas perusahaan dan prospek perusahaan ke depan. Pada realitanya, tidak semua perusahaan menginginkan harga saham yang tinggi atau mahal dikarenakan adanya rasa takut akan hal tidak laku dijual atau tidak menarik investor untuk membelinya. Itulah sebabnya harga saham harus dapat dibuat seoptimal mungkin dengan kata lain tidak boleh terlalu mahal ataupun murah, sebab harga saham yang murah dapat membuat pradigma buruk terhadap citra perusahaan di mata investor. Harga saham yang optimal haruslah ditentukan melalui suatu pengamatan dari serangkaian prestasi, pengalaman, dan fenomena yang tercipta perusahaan dalam menjual saham di bursa efek dan dari situ maka dapatlah ditarik suatu kesimpulan yang menjadi tolak ukur. Bila pasar tertarik dengan saham yang diperdagangkan maka perusahaan dapat menaikkan harga sahamnya, begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, pengamatan pasar dianggap sebagai hal yang patut diperhatikan keberadaanya dalam kelangsungan hidup perusahaan. Nilai perusahaan yang diamati dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar. Pihak yang berkompeten dalam mencitrakan nilai dari suatu perusahaan ialah manajer, direksi, maupun komisaris, dimana kinerja perusahaan dikelola dan diawasi oleh mereka. Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan Tobin’s Q. Dalam Murhadi 2009 : 151 James Tobin memperkenalkan alternative penilaian dengan membandingkan nilai pasar dari suatu asset dengan biaya penggantinya replacement cost of assets in place. Universitas Sumatera Utara

2.1.8 Pengaruh Good Corporate Governance terhadap hubungan antara

Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan Good Corporate Governance mempunyai peranan andil dalam kinerja keuangan dan nilai perusahaan, hal ini didasarkan pada teori keagenan yang menyatakan bahwa semakin besar jumlah komisaris independen dan dewan komisaris, maka semakin baik mereka bisa memenuhi peran mereka dalam mengawasi kegiatan yang terjadi didalam perusahaan. Dibutuhkan dewan komisaris dan komisaris independen dalam mengawasi pelaksanaan tugas dari pihak-pihak yang berperan dalam kegiatan perusahaan, misalnya para manajer, dewan direksi, dan karyawan. Semakin berfungsinya komisaris independen dalam menjalankan fungsinya maka kepercayaan investor akan tumbuh semakin besar akan kinerja yang dihasilkan perusahaan. Berbagai penelitian telah dilakukan dalam mengukur pengaruh Good Corporate Governance dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dimana penelitian berdasarkan bagian intern dan ekstern perusahaan, Menurut Barnhart dan Rosenstein 1998 dalam Lastanti 2004, mekanisme corporate governance dibagi menjadi dua, yaitu internal mechanism mekanisme internal, seperti komposisi dewan direksi atau komisaris, kepemilikan manajerial, dan kompensasi eksekutif. Mekanisme yang kedua yaitu external mechanism mekanisme eksternal, seperti pengendalian oleh pasar dan level debt financing. Dengan meninjau dari bagian dalam perusahaan yaitu tata kelola perusahaan yang baik yang nantinya akan berdampak signifikan terhadap kinerja keuangan juga dapat membuat prestasi nilai dari perusahaan. Corporate governance merupakan salah satu elemen kunci sukses perusahaan dalam menciptakan dan Universitas Sumatera Utara meningkatkan ekonomisasi kehematan, efisiensi daya guna, dan efektivitas hasil guna yang meliputi semua rangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, dan para pemegang saham.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berdasarkan judul penelitian diatas yaitu mengenai analisis pengaruh good corporate governance dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan maka sebelumnya pernah juga dilakukan beberapa penelitian lain yaitu : Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Tahun Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Rahayu 2010 Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance pada Perusahaan Manufaktur di BEJ periode 2007-2009 Variabel dependen : nilai perusahan diukur dengan Tobins’Q. Variabel independen : kinerja keuangan yang diukur dari rasio ROE. Menunjukan bahwa ROE tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan GCG mampu memoderasi hubungan antara ROE dan Tobin’s Q. 2 Wahyudi 2010 Pengaruh pengungkapan Good Corporate Governance,Uk uran Dewan Komisaris, dan Tingkat Cross Directorship Dewan terhadap Nilai Perusahaan. Variabel dependen : nilai perusahan diukur dengan Tobin’sQ Variabel independen : Transparansi GCG, Ukuran Dewan Komisaris, dan Cross Menunjukan bahwa tingkat transparansi GCG, ukuran dewan Komisaris, Cross Directorship dewan secara bersama–sama berpengaruh terhadap nilai Universitas Sumatera Utara No Nama Peneliti Tahun Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Directorship Dewan. Perusahaan. 3 Carningsih 2009 Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Hubungan antara Kinerja Keuangan dengan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2007-2008 Variabel Dependen:Nilai Perusahaan diukur dengan Tobin’s Q Variabel Independen: ROA dan ROE. Menunjukkan bahwa ROA terbukti berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan dan GCG sebagai variabel pemoderasi tidak terbukti berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. 4 Yuniasih dan Wirakusuma 2007 Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan mempertimbang kan Good Corporate Governance sebagai variabel pemoderasi Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2005-2006 Variabel Depeden : Nilai Perusahaan Tobins’Q Variabel Independen : Return On Assets ROA ROA berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan tetapi GCG tidak mampu memoderasi hubungan antara ROA dengan Nilai Perusahaan. Sumber : Diolah penulis 2013 Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Rahayu 2010 akan tetapi didalam penelitian ini hanya meneliti good corporate governance sebagai pemoderasi antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan, dengan menggunakan rasio ROE sebagai proksi dari kinerja keuangan. Penelitian ini meninjau kinerja Universitas Sumatera Utara keuangan dari segi ROE, dikarenakan ROE merupakan salah satu variabel yang menjadi pertimbangan investor dalam berinvestasi. Dari rasio ROE juga dapat dinilai kinerja manajemen perusahaan, seberapa efektifnya perusahaan mengelola dana investor dibandingkan dengan ROA yang mengukur pengembalian asset yang dihasilkan dari pendapatan atau return yang dibandingkan dengan asset. Penelitian ini akan menganalisa perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2011-2012.

2.3 Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 179 88

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Property dan Real Estaate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010 - 2013

1 70 119

Pengaruh Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 56 110

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 35 155

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011.

0 0 15

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011.

0 3 20

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

0 1 14

Pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan (studi empiris di perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

0 0 97

ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 18

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 14