Independensi merupakan pengelolaan perusahaan secara professional tanpa adanya pengaruh atau tekanan dari pihak manapun. Hal ini
diperlukan untuk menghindari konfllik kepentingan yang timbul oleh para pemegang saham mayoritas dan minoritas. Disini dituntut adanya rentang
kekuasaan antara komposisi komisaris, komite dalam komisaris, dan pihak luar seperti auditor yang berguna dalam mengawasi dan pemberi
masukan. Keputusan yang diambil haruslah tanpa adanya campur tangan dari pihak luar dan bersifat objektif bukan subjektif.
2.1.3 Mekanisme Good Corporate Governance
Mekanisme penerapan good corporate governance merupakan aturan dasar yang harus diterapkan dalam perusahaan, dimana prosedur pelaksanaan yang
dilakukan oleh pihak manajemen, pengambil keputusan, dan yang melakukan kontrol pengawasan terhadap keputusan yang telah ditetapkan. Mekanisme
corporate governance diposisikan untuk menetapkan, menjamin, dan mengawasi berjalannya suatu sistem tata kelola perusahaan yang terkendali.
Menurut Iskander Chamlao 2000 : 4, mekanisme dalam pengawasan corporate governance dibagi dalam dua kelompok yaitu internal mechanism dan
eksternal mechanism. Internal mechanism adalah cara untuk mengendalikan perusahaan dengan menggunakan struktur dan proses yang ada dan menjadi
bagian dari perusahaan atau internal side seperti rapat umum pemegang saham, komposisi dewan direksi, komposisi dewan komisaris dan pertemuan dengan
dewan direktur atau board of director. Sedangkan external mechanism adalah
Universitas Sumatera Utara
suatu mekanisme cara dalam mempengaruhi perusahaan dengan menggunakan pengendalian perusahaan dan mekanisme pasar.
Dalam penelitian ini mekanisme yang digunakan ialah dewan komisaris dan komisaris independen namun disatu sisi keberadaan komisaris independen jauh
lebih ditinjau dalam penelitian ini. Dewan komisaris memegang hal penting dalam memonitoring serta mengawasi apakah kegiatan perusahaan telah berjalan
sebagaimana dengan tujuan perusahaan, sehingga dengan adanya komposisi dewan komisaris diimbangi dengan dewan komisaris independen maka akan
mempengaruhi sistem operasional perusahaan kearah yang baik dalam pihak manajemen untuk lebih meningkatkan kinerjanya.
Corporate governance memiliki prinsip hubungan keagenan. Hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara agent manajer dengan principal
investor. Pada dasarnya hubungan keagenan menekankan adanya pemisahan kepemilikan yang dilandasi dengan kontrak. Kontrak yang terjalin diharapkan
dapat menghasilkan returns dari modal yang telah diinvestasikan. Oleh karena itu, diharapkan adanya kontrak yang baik dan jelas antara investor dan manajer yang
mampu mendeskripsikan tugas-tugas apa saja yang harus dilakukan manajer dalam mengelola modal yang telah diinvestasikan investor sehingga nantinya
dapat mendatangkan returns bagi kedua pihak. Teori keagenan dilandasi oleh tiga asumsi sifat manusia menurut
Eisenhardt, 1989 dalam Luhman dan Cunliffe 2013 : 2 menyatakan bahwa : 1. Manusia pada umunya lebih memetingkan diri sendiri self interest
Universitas Sumatera Utara
2. Manusia memiliki daya pikir yang terbatas mengenai persepsi masa mendatang bounded rationality
3. Manusia akan selalu menghindari resiko risk averse Berdasarkan asumsi tersebut maka diharapkan teori keagenan dapat menjadi
jawaban dari permasalahan tersebut. Walaupun permasalahan masih dapat terjadi dalam hubungan keagenan, Khomsiyah 2005 : 18 yaitu :
Pertama adalah masalah keagenan yang timbul pada saat keinginan-keinginan atau tujuan-tujuan dari principal dan agent berlawanan dan merupakan suatu hal
yang sulit atau mahal bagi principal untuk melakukan verifikasi tentang apa yang benar-benar dilakukan oleh agent. Permasalahannya adalah bahwa principal tidak
menverifikasi apakah agent telah melakukan secara tepat. Kedua adalah masalah pembagian resiko yang timbul pada saat principal dan agent memiliki sikap yang
berbeda terhadap resiko. Dengan demikian principal dan agent mungkin memiliki preferensi tindakan yang berbeda yang dikarenakan adanya perbedaan preferensi
terhadap resiko. Berdasarkan dengan permasalahan keagenan diatas, maka diharapkan
penerapan good corporate governance dapat berfungsi sebagai alat pemberi keyakinan kepada investor bahwa mereka akan mendapatkan keuntungan kembali
atas dana yang diinvestasikan dimana pada saat hal itu telah terjadi maka perusahaan telah mencapai prestasi yang ditargetkan.
2.1.4 Dewan Komisaris dan Komisaris Independen