keuangan dari segi ROE, dikarenakan ROE merupakan salah satu variabel yang menjadi pertimbangan investor dalam berinvestasi. Dari rasio ROE juga dapat
dinilai kinerja manajemen perusahaan, seberapa efektifnya perusahaan mengelola dana investor dibandingkan dengan ROA yang mengukur pengembalian asset
yang dihasilkan dari pendapatan atau return yang dibandingkan dengan asset. Penelitian ini akan menganalisa perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia antara tahun 2011-2012.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu gambaran kerangka yang berisi tentang gambaran penjelasan hubungan suatu teori dengan faktor-faktor tertentu
yang dilibatkan dalam penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini dapat digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut :
H1
H2
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Good corporate governance yang diproksikan dengan komisaris
independen dan dinyatakan hubungannya sebgai variabel pemoderasi hubungan antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan diharapkan dapat memoderasi
hubungan keduanya dengan peran komisaris independen dalam memberikan ruang lingkup pengawasan monitoring.
Nilai Perusahaan Y
Kinerja Keuangan X
Good Corporate Governance Komisaris Independen
Z
Universitas Sumatera Utara
Hal ini dapat dikaitkan dengan teori keagenan, dimana jika semakin besar jumlah dewan komisaris independen pada dewan komisaris maka akan semakin
baik manajemen perusahaan akibat pengawasan yang intensif dalam mengontrol tindakan-tindakan para direktur. Komisaris independen dianggap sebagai
pengawas dan penyeimbang didalam manajemen, sehingga diharapkan dengan semakin berfungsinya peran komisaris independen maka kepercayaan investor
akan terjaga dengan baik. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah nilai
perusahaan yang diukur dengan rasio Tobin’s Q sebagai perhitungan nilai perusahaan yaitu nilai pasar perusahaan dibagi dengan total asset dan yang
menjadi variabel independen adalah kinerja keuangan yang diukur berdasarkan ROE atau return on equity. Pada penelitian ini peneliti juga memasukkan variabel
moderasi yaitu good corporate governance yang ditinjau dari komisaris independen, dimana variabel ini dapat memperlemah atau memperkuat hubungan
antara variabel independen terhadap variabel dependen Suliyanto, 2011:205. Hubungan ketiganya diantara variabel dependen, variabel independen, dan
variabel moderasi merupakan hubungan searah atau hubungan positif.
2.4. Hipotesis Penelitian “
Hipotesa adalah sebuah kesimpulan sementara yang masih akan dibuktikan lagi kebenarannya. Hipotesa disebut sebagai kesimpulan karena hipotesa ini
merupakan kesimpulan dari kegiatan kajian teoretik yang telah dilakukan oleh peneliti sebelum pelaksanaan penelitian” Hadi, 2006 : 89. Hipotesa atau
hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang disimpulkan peneliti tanpa
Universitas Sumatera Utara
melakukan penelitian sebelumnya, dimana diperlukan penelitian selebihnya untuk membuktikan hipotesis tersebut. Sementara itu, hipotesis merupakan suatu
statement sementara tentang keadaaan tertentu yang telah terjadi atau yang mungkin akan terjadi dikemudian hari.
Suatu perusahaan mendapat tinjauan istimewa dari para investor sebelum ia memutuskan menanamkan saham di perusahaan tersebut. Mereka akan melihat
dan meneliti rasio keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan, karena rasio keuangan dapat mencerminkan tinggi rendahnya nilai suatu perusahaan. Jika
seseorang ingin melakukan investasi dengan menanamkan saham ke suatu perusahaan maka yang akan ia lihat terlebih dahulu yaitu seberapa besar
perusahaan bisa menghasilkan return atas investasi yang ditanamkan, pertama kali yang dilihat adalah rasio profitabilitas yaitu ROE karena rasio ini dapat mengukur
seberapa besar tingkat balik return yang dihasilkan perusahaan bagi para pemegang saham.
Tingkat rasio profitabilitas dapat mempengaruhi seorang investor dalam menginvestasikan assetnya. Jika semakin tinggi tingkat rasio profitabillitas maka
semakin besar juga nilai profitabilitas perusahaan, hal ini menimbulkan pertanda positif kepada investor untuk melakukan investasi dengan return tertentu. ROE
sebagai penentu pengukuran return yang bisa dihasilkan oleh perusahaan selain itu dapat mejadi penilaian suatu perusahan. Apabila perusahaan dapat menghasilkan
profit yang tinggi maka hal ini akan menarik investor untuk menanamkan modalnya di pasar saham, maka harga saham dan permintaan akan meningkat dan
akan memberikan pengaruh positif kepada nilai perusahaan. Nilai Tobins’ Q yang
Universitas Sumatera Utara
memproksikan nilai perusahaan juga akan terpengaruhi oleh harga saham dan jumlah saham yang beredar, jika harga saham dan jumlah saham yang beredar
naik maka nilai perusahaan pun akan naik. Nilai Tobins’Q menggambarkan seberapa besar perusahaan menghasilkan earning dengan tingkat return sesuai
dengan harga perolehan assetnya. Berdasarkan perumusan masalah dalam kerangka konseptual dan uraian penjelasan di atas maka hipotesis dari penelitian
ini ialah sebagai berikut : H1 : Kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh ROE dalam meningkatkan nilai perusahaan tentu mempunyai inside factor dalam mendukung hasil dari naiknya tingkat ROE yang ditentukan
oleh tingkat profitabilitasnya. Peneliti menggunakan Good Corporate Governance sebagai variabel pemoderasi dengan indikator tingkat keberadaan komisaris
independen dalam suatu perusahaan, yang mana jika semakin tinggi proporsi keberadaan komisaris independen dalam suatu perusahaan maka diharapkan dapat
memberikan nilai positif kepada perusahaan. Hal ini didasarkan dengan fungsi dewan komisaris independen dalam mengawasi, mengontrol, serta pemberi
nasehat dalam beroperasinya perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :
H2 : Good corporate governance dapat mempengaruhi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian