BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gejolak krisis moneter yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 sungguh sangat terasa dampaknya saat itu bahkan sampai saat ini. Padahal sudah
mencapai kira-kira belasan tahun Indonesia mencoba bangkit dari keterpurukan yang ada, namun sampai saat ini makna dari kata Merdeka sebenarnya belum
terlalu menyentuh hati rakyat Indonesia baik dalam segi ekonomi maupun sosial. Isu-isu yang terkait dengan corporate governance seperti transparansi,
akuntabilitas, independensi, etika bisnis, tanggung jawab sosial perusahaan corporate social responsibility, dan perlindungan investor telah menjadi
ungkapan-ungkapan yang lazim diperbincangkan di kalangan para pelaku bisnis Tjager, 2013 : 24. Isu-isu tersebut merupakan bagian yang harus dimiliki oleh
setiap pelaku bisnis, sebab setiap kegiatan ekonomi patutlah mempunyai etika atau norma, tidak hanya bersifat ekonomis tetapi sosial dengan penuh
pertanggung jawaban. Dengan adanya Good Corporate Governance yang seharusnya diterapkan di setiap perusahaan maka isu-isu tersebut dapat diatasi
dengan baik sebab sudah sepatutnya suatu perusahaan hendaknya mempunyai suatu sistem pengelolaan perusahaan yang baik, hal ini sama halnya dengan
pemerintahan Indonesia yang mempunyai landasan hukum yang mengatur dan mengawasi segala aktivitas yang terjadi di Indonesia.
Survey dari Booz-Allen di Asia Timur pada tahun 1998 menunjukan bahwa Indonesia memiliki indeks good corporate governance paling rendah dengan skor
Universitas Sumatera Utara
2,88 jauh dibawah Singapura 8,93, Malaysia 7,72, dan Thailand 4,89 Kaihatu, 2006 : 1, hal ini menunjukan bahwa rendahnya good corporate
governance merupakan faktor pemicu kejatuhan perusahaan-perusahaan tersebut. Pada tahun yang sama, suatu penelitian yang dilakukan Kinsey Company
memberi indikasi bahwa para manajer dana di Asia akan membayar 26-30 lebih untuk saham-saham perusahaan dengan tata kelola perusahaan yang baik
ketimbang untuk saham-saham perusahaan dengan tata kelola perusahaan yang meragukan Riswandi, 2006 : 122. Rendahnya kualitas corporate governance,
kurangnya tingkat transparasi, ketidak efisienan yang terjadi dalam laporan keuangan, rendahnya minat investor untuk berinvestasi, serta pertanggung
jawaban sosial yang kerap terlupakan, merupakan pemicu beberapa perusahaan di Indonesia terpaksa tutup, apalagi hal ini didukung dengan kurangnya pengawasan
hukum yang melindungi kaum pemegang saham minoritas serta kurangnya penegakan hukum dalam perundang-undagan untuk mengawasi corporate
governance. Apabila sistem tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance ini tidak mendapat penangganan yang serius maka publik akan kurang
percaya terhadap keandalan pelaporan keuangan perusahaan serta secara tidak langsung maka publik akan mencapkan konotasi yang buruk terhadap perusahaan
tersebut yang nantinya akan menjatuhkan nilai perusahaan. Teori yang berkaitan dengan corporate governance adalah stewardship theory
dan agency theory Chinn,2000; Shaw,2003 dalam Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Kaihatu 2006 : 2. Stewardship theory dibangun diatas filosofis
mengenai sifat manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak
Universitas Sumatera Utara
dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan kejujuran terhadap pihak lain. Inilah yang tersirat dalam hubungan yang dikehendaki para pemegang
saham. Dengan kata kain teori ini menghendaki penting peranan manajemen yang baik sehingga dapat dipercaya dan dapat bertindak untuk kepentingan publik.
Sementara itu disatu sisi lain, agency theory atau teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen dimana manajemen perusahaan dianggap sebagai
suatu agents agen terhadap para pemegang saham, bertindak penuh kesadaran untuk arif, bijaksana dalam kepentingannya sendiri bukan pemegang saham,
namun seiring berjalannya waktu agency theory mendapat respon yang lebih luas karena dipandang mencerminkan kenyataan yang ada, dimana pengelolaan suatu
perusahaan dilakukan dengan penuh kepatuhan terhadap berbagai peraturan serta kententuan yang berlaku.
Good corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan keterkaitan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan
yang mempunyai peran utama dalam menentukan kinerja perusahaan yang nantinya diukur berdasarkan kinerja keuangan. Hal ini berkaitan dengan peraturan
kewenangan pemilik, pemegang saham, manager, direktur. Kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional adalah dua mekanisme corporate
governance utama yang membantu mengendalikan masalah keagenan Jensen dan Meckling, 1976 : 305. Dengan kata lain good corporate governance dapat
dikatakan sebagai suatu sistem tata kelola perusahaan yang baik dimana kinerja perusahaan mampu berjalan dengan baik yang nantinya akan menambah nilai
perusahaan serta keuntungan bagi para pemegang saham.
Universitas Sumatera Utara
Salah tujuan didirikannya perusahaan yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan pendirinya, pemilik, dan pemegang saham, hal ini berjalan seiringan dengan
peningkatan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan salah satu faktor dalam pengambilan keputusan berinvestasi bahkan juga mencakup penilaian
publik, jika perusahaan mampu beroperasi dengan baik atau dengan kata lain dapat mencapai laba yang ditargetkan dengan biaya yang minimum maka
perusahaan mampu bertahan dikarenakan mampu memberikan dividen bagi para pemegang saham, meningkatkan pertumbuhan ekonomi perusahaan, dan mampu
bertahan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Dalam mencapai hal tersebut tentu ada hambatan yang perlu dilewati terlebih dahulu, perusahaan harus bisa
mengelola sumber daya yang ada dengan efektif dan efisien, baik untuk sumber daya alam operasional produksi maupun sumber daya manusia produktivitas,
mampu konsisten terhadap peran dan tugas manajemen terhadap para pemegang saham hal ini harus dilakukan guna memiminimalkan konflik yang dapat terjadi
diantara keduanya, operasional yang terjadi haruslah berjalan sesuai dengan prosedur dan tujuan perusahaan, dan juga perlu adanya kemampuan perusahaan
menciptakan suatu kepercayaan kepada penyandang dana atau pemegang saham dengan mengunakan dana tersebut dengan efektif, efisien, dan ekonomis.
Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang mengambarkan hubungan berbagai partisipan dalam perusahaan yang dapat menentukan arah
kinerja perusahaan. Lemahnya corporate governance yang diterapkan dalam perusahaan-perusahaan yang terdapat di Indonesia membuat isu mengenai
corporate governance menyeruak. Untuk mengatasi hal tersebut maka pelaku
Universitas Sumatera Utara
bisnis di Indonesia menyepakati penerapan Good Corporate Governace GCG menjadi sistem pengelolaan perusahaan yang baik, hal ini sesuai dengan
pengesahan penandatangan perjanjian Letter Of Intent pada tahun 1998 yang isinya adalah pencatuman jadwal perbaikan pengelolaan perusahaan di Indonesia.
Bahkan akibat dari praktek sistem kelola tata perusahaan yang tidak berjalan baik sehingga menimbulkan kasus korupsi maka telah menginspirasi bagi para
pembuat kebijakan dalam Badan Usaha Milik Negara BUMN di Indonesia untuk menciptakan serangkaian aturan yang didasarkan pada komitmen menerapkan
prinsip good corporate governance. Aturan-aturan tersebut meliputi UU No 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dan Keputusan Menteri BUMN
No 117 Tahun 2000 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada BUMN. Dengan dibuatnya kebijakan ini, maka BUMN merupakan
perusahaan yang pertama menerapkan prinsip good corporate governance di Indonesia dan membuatnya dalam bentuk keputusan.
Suatu sistem tata kelola perusahaan yang baik hendaknya dimiliki oleh setiap perusahaan yang telah berdiri, dimana tugas dan tanggung jawab berjalan seiring
usaha dan target dalam pencapaian laba. Jika tata kelola dari suatu perusahaan berjalan dengan baik atau tertata berdasarkan prinsip-prinsip good corporate
governance maka kinerja keuangan dari perusahaan tersebut tentu akan berjalan dengan keuntungan yang maksimal dimana hal ini juga merupakan suatu faktor
yang akan menambah bahkan bisa mengurangi nilai dari perusahaan tersebut apabila corporate governance dan kinerja perusahaan saling bertentangan.
Universitas Sumatera Utara
Harahap 2011 : 304,305 menyatakan bahwa rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba
melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang
mengambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut Operating Ratio. Beberapa jenis rasio rentabilitas dapat dikemukakan sebagai berikut :
margin laba profit laba, asset turn over return on asset, return on investment return on equity, return on asset, basic earning power BEP, earning per share,
dan contribution margin. Hanafi dan Halim 1996 : 104 menyatakan bahwa Return On Equity ROE merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang
pemegang saham. Ini merupakan salah satu alasan utama bahwa peroperasian suatu perusahaan dioperasikan guna mendatangkan laba semaksimal mungkin
kepada para pemegang saham. ROE menunjukan seberapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik, oleh karena itu jika semakin besar ROE
yang berhasil dicapai maka semakin besar mendatangkan keuntungan bagi para pemegang saham. Dimana hal ini tentu juga berpengaruh secara tidak langsung
terhadap nilai perusahaan good value. Penerapan sistem good corporate governance diharapkan dapat mencapai nilai
perusahaan. Mekanisme good corporate governance juga diharapkan dapat memonitor para manajer perusahaan agar dapat lebih efektif dan efesien dalam
menumbuhkan kinerja perusahaan serta nilai perusahaan nantinya. Jadi jika perusahaan dapat menerapkan sistem good corporate governance maka kinerja
perusahaan dapat berjalan ke arah yang lebih baik lagi dimana jikalau kinerja
Universitas Sumatera Utara
perusahaan berjalan dengan efektif dan efisien maka kinerja keuangan akan bertumbuh dengan maksimal, hal ini akan berpengaruh secara langsung terhadap
pembagian dividen yang meningkat kepada para shareholders dan tentunya terjadinya kenaikan harga saham perusahaan sebagai indikator dari nilai
perusahaan. Dari latar belakang di atas, hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan mengambil judul “Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah