Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

MANUFAKTURYANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :

Merry Christianta 100503226

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTURYANG

TERDAFTARDI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah good corporate governance yang diproksikan dengan komisaris independen dapat mempengaruhi hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. Kinerja keuangan yang digunakan adalah Return On Equity (ROE) dan untuk menghitung nilai perusahaan menggunakan Tobin’s Q. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dapat diakses dari situs

Metode penelitian yang dilakukan adalah asosiatif kausal. Penelitian ini mengambil 58 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan pengujian asumsi klasik serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda, dan juga menggunakan uji interaksi dengan Moderated Regression Analysis (MIRA), analisis ini berguna untuk mengetahui apakah variabel yang dimoderasikan dapat memperlemah atau memperkuat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

Hasil penelitian secara parsial menunjukan bahwa Return On Equity tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan, hal ini merupakan hasil dari uji t dan melalui uji Moderated Regression Analysis (MIRA) menjelaskan Good corporate governance yang diproksikan dengan keberadaan komisaris independen juga tidak mampu memoderasikan hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.

Kata kunci : Corporate governance, return on equity, Tobin’s Q, nilai perusahaan.


(3)

ABSTRACT

ANALYSIS OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE AND FINANCIAL PERFORMANCE OF VALUE COMPANY REGISTERED MANUFACTUREIN

INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aims to determine whether good corporate governance is proxied by the independent commissioner relationship can affect the value of the company's financial performance. Financial performance used is the Return On Equity ( ROE ) and to calculate the value of the company using Tobin’s Q. This study used secondary data that can be accessed from the site www.idx.com.

The research method is a causal associative. This study took a sample of 58 companies listed in Indonesia Stock Exchange with the classic assumption test and statistical analysis , namely multiple linear regression analysis, and also used to test the interaction of Moderated Regression Analysis (MIRA), this analysis is useful to determine whether a variable is moderated to weaken or strengthen the relationship between the independent variables and the dependent variable.

Partial results of the study showed that the Return On Equity does not significantly affect the value of the company, it is the result of the t test and the result of Testing Moderated Regression Analysis (MIRA) describes Good corporate governance is proxied by the presence of independent directors are also not able to moderate relationship between the value of the company's financial performance.

Keywords : Corporate governance, return on equity, Tobin’s Q, the value of the company


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Good Corporate Governance dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 22 Maret 2014

Merry Christianta 100503226


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat atas segala rahmat, penyertaan, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Analisis Pengaruh Good Corporate Governance dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, saran, motivasi, bantuan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak dan Bapak Drs. Hotaml Jafar, MM, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Departmen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(6)

5. Ayahanda dan Ibunda tercinta Drs. Selamanta. Singarimbun dan Dra. Irianta Krisdiana. Pandia serta adik tersayang Junanta. Singarimbun yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tiada henti selama menyelesaikan skripsi ini.

6. Bibi tengah Rahel Pandia, SH atas segala bantuan doa, nasehat, dan semangat bahkan lebih dari yang penulis rasakan.

7. Abang Samuel Julius, Ssi (Milky) atas segala dukungan, semangat, perhatian yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih buat kebersamaan yang tercipta untuk berbagi suka dan duka selamanya.

8. Saudara penulis kakak Grace, kakak Meta, dan kakak Syalom atas bantuan dan semangat dalam membantu pembuatan karya tulis ini, senang bisa mempunyai kakak seperti kalian.

9. Permata Sinalsal atas doa dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, tetap ersinalsal kawan-kawanku.

10. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi Program Akuntansi Fakultas Universitas Sumatera Utara.

11. Teman-teman Kelas International angkatan 2010 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Dan semua pihak yang mendukung, membantu dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(7)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunannya, oleh karena itu penulis memohon maaf sedalam-dalamnya apabila ada hal yang tidak sesuai dengan hati pembaca.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu penulis selama menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat buat semua pihak dan dapat menjadi salah satu referensi dalam penyusunan skripsi berikutnya.

Medan, 22 Maret 2014 Penulis

Merry Christianta 100503226


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……….……….…. i

ABSTRACT……….. ii

KATA PENGANTAR ……….. iv

DAFTAR ISI ………. vii

DAFTAR TABEL ………. ix

DAFTAR GAMBAR ………... x

DAFTAR LAMPIRAN ………... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Perumusan Masalah ………... 7

1.3 Tujuan Penelitian………..………. 7

1.4 Manfaat Penelitian ………..………... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ………...…. 9

2.1.1 Good Corporate Governance ……….……...…... 9

2.1.2 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance …….. 12

2.1.3 Mekanisme Good Corporate Governance …..…… 15

2.1.4 Dewan Komisaris dan Komisaris Independen ……. 17

2.1.5 Kinerja Keuangan ………... 19

2.1.6 Pengukuran Kinerja Keuangan ……… 20

2.1.7 Nilai Perusahaan ………..………. 21

2.1.8 Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Hubungan Antara Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan ………..………... 23

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ……… 24

2.3 Kerangka Konseptual ……… 26

2.4 Hipotesis Penelitian ……… 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ……….… 30

3.2 Populasi dan Sampel ……….. 30

3.3 Jenis Data ……… 34

3.4 Metode Pengumpulan Data ………... 35

3.5 Definisi Operasional ………... 36

3.6 Teknik Analisis Data ……….. 39

3.6.1. Uji Asumsi Klasik ……….. 40

3.6.1.1 Uji Normalitas ………..……….. 40

3.6.1.2 Uji Multikolinearitas ……….…………... 41

3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas ……… 41

3.6.1.4 Uji Autokorelasi ………... 42

3.6.2 Pengujian Hipotesis……….... 43


(9)

3.6.2.2 Uji Koefisien Determinasi (R2) ………… 43

3.6.2.3 Analisis Regresi Vaiabel Moderasi ………. 44

3.6.3 Jadwal Penelitian ………..……….. 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ……….………... 46

4.2 Hasil Analisis Data ………. 46

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ………. 46

4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik ………. 48

4.2.2.1 Hasil Uji Normalitas ……… 48

4.2.2.2 Hasil Uji Multikolinearitas ……….... 50

4.2.2.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas …………..….. 51

4.2.2.4 Hasil Uji Autokorelasi ……….…….... 53

4.2.3 Hasil Uji Hipotesis ……… 54

4.2.3.1 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) …… 54

4.2.3.2 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) .. 54

4.2.4 Hasil Uji Hipotesis dengan Moderated Regression Analysis (MIRA) ……… 55

4.2.4.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) …… 56

4.2.4.2 Hasil Uji Statistik t ………. 56

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ……… 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……….……… 59

5.2 Keterbatasan Penelitian ……… 60

5.3 Saran ……….………... 61

DAFTAR PUSTAKA ………... 63


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ……… 24

Tabel 3.1 Tabel Populasi dan Sampel ……….………. 31

Tabel 3.2 Operasional Variabel ……….……….. 37

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ……… 45

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ………. 47

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ……….… 48

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ……….… 51

Tabel 4.4 Hasil UJi Autokorelasi ……….… 53

Tabel 4.5 Hasil Uji t ROE Terhadap Tobins’Q ………..….. 54

Table 4.6 Hasil Analisis Koefisien Determinasi ……….… 55

Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ROE, KI, dan Moderasi KI .. 56


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ………. 26

Gambar 4.1 Grafik Histogram ………. 49

Gambar 4.2 Grafik Normal Probability Plot ……….. 50


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran Halaman Lampiran 1 Daftar Persentase ROE Perusahaan Manufaktur Tahun

2011-2012 ……… 67

Lampiran 2 Daftar Rasio TobinsQ Perusahaan Manufaktur Tahun

2011-2012 ……… 69

Lampiran 3 Daftar Persentase Komisaris IndependenPerusahaan


(13)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTURYANG

TERDAFTARDI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah good corporate governance yang diproksikan dengan komisaris independen dapat mempengaruhi hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. Kinerja keuangan yang digunakan adalah Return On Equity (ROE) dan untuk menghitung nilai perusahaan menggunakan Tobin’s Q. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dapat diakses dari situs

Metode penelitian yang dilakukan adalah asosiatif kausal. Penelitian ini mengambil 58 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan pengujian asumsi klasik serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda, dan juga menggunakan uji interaksi dengan Moderated Regression Analysis (MIRA), analisis ini berguna untuk mengetahui apakah variabel yang dimoderasikan dapat memperlemah atau memperkuat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

Hasil penelitian secara parsial menunjukan bahwa Return On Equity tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan, hal ini merupakan hasil dari uji t dan melalui uji Moderated Regression Analysis (MIRA) menjelaskan Good corporate governance yang diproksikan dengan keberadaan komisaris independen juga tidak mampu memoderasikan hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.

Kata kunci : Corporate governance, return on equity, Tobin’s Q, nilai perusahaan.


(14)

ABSTRACT

ANALYSIS OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE AND FINANCIAL PERFORMANCE OF VALUE COMPANY REGISTERED MANUFACTUREIN

INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aims to determine whether good corporate governance is proxied by the independent commissioner relationship can affect the value of the company's financial performance. Financial performance used is the Return On Equity ( ROE ) and to calculate the value of the company using Tobin’s Q. This study used secondary data that can be accessed from the site www.idx.com.

The research method is a causal associative. This study took a sample of 58 companies listed in Indonesia Stock Exchange with the classic assumption test and statistical analysis , namely multiple linear regression analysis, and also used to test the interaction of Moderated Regression Analysis (MIRA), this analysis is useful to determine whether a variable is moderated to weaken or strengthen the relationship between the independent variables and the dependent variable.

Partial results of the study showed that the Return On Equity does not significantly affect the value of the company, it is the result of the t test and the result of Testing Moderated Regression Analysis (MIRA) describes Good corporate governance is proxied by the presence of independent directors are also not able to moderate relationship between the value of the company's financial performance.

Keywords : Corporate governance, return on equity, Tobin’s Q, the value of the company


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gejolak krisis moneter yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 sungguh sangat terasa dampaknya saat itu bahkan sampai saat ini. Padahal sudah mencapai kira-kira belasan tahun Indonesia mencoba bangkit dari keterpurukan yang ada, namun sampai saat ini makna dari kata Merdeka sebenarnya belum terlalu menyentuh hati rakyat Indonesia baik dalam segi ekonomi maupun sosial. Isu-isu yang terkait dengan corporate governance seperti transparansi, akuntabilitas, independensi, etika bisnis, tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility), dan perlindungan investor telah menjadi ungkapan-ungkapan yang lazim diperbincangkan di kalangan para pelaku bisnis (Tjager, 2013 : 24). Isu-isu tersebut merupakan bagian yang harus dimiliki oleh setiap pelaku bisnis, sebab setiap kegiatan ekonomi patutlah mempunyai etika atau norma, tidak hanya bersifat ekonomis tetapi sosial dengan penuh pertanggung jawaban. Dengan adanya Good Corporate Governance yang seharusnya diterapkan di setiap perusahaan maka isu-isu tersebut dapat diatasi dengan baik sebab sudah sepatutnya suatu perusahaan hendaknya mempunyai suatu sistem pengelolaan perusahaan yang baik, hal ini sama halnya dengan pemerintahan Indonesia yang mempunyai landasan hukum yang mengatur dan mengawasi segala aktivitas yang terjadi di Indonesia.

Survey dari Booz-Allen di Asia Timur pada tahun 1998 menunjukan bahwa Indonesia memiliki indeks good corporate governance paling rendah dengan skor


(16)

2,88 jauh dibawah Singapura (8,93), Malaysia (7,72), dan Thailand (4,89) (Kaihatu, 2006 : 1), hal ini menunjukan bahwa rendahnya good corporate governance merupakan faktor pemicu kejatuhan perusahaan-perusahaan tersebut. Pada tahun yang sama, suatu penelitian yang dilakukan Kinsey & Company memberi indikasi bahwa para manajer dana di Asia akan membayar 26%-30% lebih untuk saham-saham perusahaan dengan tata kelola perusahaan yang baik ketimbang untuk saham-saham perusahaan dengan tata kelola perusahaan yang meragukan (Riswandi, 2006 : 122). Rendahnya kualitas corporate governance, kurangnya tingkat transparasi, ketidak efisienan yang terjadi dalam laporan keuangan, rendahnya minat investor untuk berinvestasi, serta pertanggung jawaban sosial yang kerap terlupakan, merupakan pemicu beberapa perusahaan di Indonesia terpaksa tutup, apalagi hal ini didukung dengan kurangnya pengawasan hukum yang melindungi kaum pemegang saham minoritas serta kurangnya penegakan hukum dalam perundang-undagan untuk mengawasi corporate governance. Apabila sistem tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance ini tidak mendapat penangganan yang serius maka publik akan kurang percaya terhadap keandalan pelaporan keuangan perusahaan serta secara tidak langsung maka publik akan mencapkan konotasi yang buruk terhadap perusahaan tersebut yang nantinya akan menjatuhkan nilai perusahaan.

Teori yang berkaitan dengan corporate governance adalah stewardship theory dan agency theory ((Chinn,2000; Shaw,2003) dalam Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Kaihatu (2006 : 2)). Stewardship theory dibangun diatas filosofis mengenai sifat manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak


(17)

dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan kejujuran terhadap pihak lain. Inilah yang tersirat dalam hubungan yang dikehendaki para pemegang saham. Dengan kata kain teori ini menghendaki penting peranan manajemen yang baik sehingga dapat dipercaya dan dapat bertindak untuk kepentingan publik. Sementara itu disatu sisi lain, agency theory atau teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen dimana manajemen perusahaan dianggap sebagai suatu agents (agen) terhadap para pemegang saham, bertindak penuh kesadaran untuk arif, bijaksana dalam kepentingannya sendiri bukan pemegang saham, namun seiring berjalannya waktu agency theory mendapat respon yang lebih luas karena dipandang mencerminkan kenyataan yang ada, dimana pengelolaan suatu perusahaan dilakukan dengan penuh kepatuhan terhadap berbagai peraturan serta kententuan yang berlaku.

Good corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan keterkaitan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang mempunyai peran utama dalam menentukan kinerja perusahaan yang nantinya diukur berdasarkan kinerja keuangan. Hal ini berkaitan dengan peraturan kewenangan pemilik, pemegang saham, manager, direktur. Kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional adalah dua mekanisme corporate governance utama yang membantu mengendalikan masalah keagenan (Jensen dan Meckling, 1976 : 305). Dengan kata lain good corporate governance dapat dikatakan sebagai suatu sistem tata kelola perusahaan yang baik dimana kinerja perusahaan mampu berjalan dengan baik yang nantinya akan menambah nilai perusahaan serta keuntungan bagi para pemegang saham.


(18)

Salah tujuan didirikannya perusahaan yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan pendirinya, pemilik, dan pemegang saham, hal ini berjalan seiringan dengan peningkatan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan salah satu faktor dalam pengambilan keputusan berinvestasi bahkan juga mencakup penilaian publik, jika perusahaan mampu beroperasi dengan baik atau dengan kata lain dapat mencapai laba yang ditargetkan dengan biaya yang minimum maka perusahaan mampu bertahan dikarenakan mampu memberikan dividen bagi para pemegang saham, meningkatkan pertumbuhan ekonomi perusahaan, dan mampu bertahan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Dalam mencapai hal tersebut tentu ada hambatan yang perlu dilewati terlebih dahulu, perusahaan harus bisa mengelola sumber daya yang ada dengan efektif dan efisien, baik untuk sumber daya alam (operasional produksi) maupun sumber daya manusia (produktivitas), mampu konsisten terhadap peran dan tugas manajemen terhadap para pemegang saham hal ini harus dilakukan guna memiminimalkan konflik yang dapat terjadi diantara keduanya, operasional yang terjadi haruslah berjalan sesuai dengan prosedur dan tujuan perusahaan, dan juga perlu adanya kemampuan perusahaan menciptakan suatu kepercayaan kepada penyandang dana atau pemegang saham dengan mengunakan dana tersebut dengan efektif, efisien, dan ekonomis.

Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang mengambarkan hubungan berbagai partisipan dalam perusahaan yang dapat menentukan arah kinerja perusahaan. Lemahnya corporate governance yang diterapkan dalam perusahaan-perusahaan yang terdapat di Indonesia membuat isu mengenai corporate governance menyeruak. Untuk mengatasi hal tersebut maka pelaku


(19)

bisnis di Indonesia menyepakati penerapan Good Corporate Governace (GCG) menjadi sistem pengelolaan perusahaan yang baik, hal ini sesuai dengan pengesahan penandatangan perjanjian Letter Of Intent pada tahun 1998 yang isinya adalah pencatuman jadwal perbaikan pengelolaan perusahaan di Indonesia. Bahkan akibat dari praktek sistem kelola tata perusahaan yang tidak berjalan baik sehingga menimbulkan kasus korupsi maka telah menginspirasi bagi para pembuat kebijakan dalam Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia untuk menciptakan serangkaian aturan yang didasarkan pada komitmen menerapkan prinsip good corporate governance. Aturan-aturan tersebut meliputi UU No 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dan Keputusan Menteri BUMN No 117 Tahun 2000 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada BUMN. Dengan dibuatnya kebijakan ini, maka BUMN merupakan perusahaan yang pertama menerapkan prinsip good corporate governance di Indonesia dan membuatnya dalam bentuk keputusan.

Suatu sistem tata kelola perusahaan yang baik hendaknya dimiliki oleh setiap perusahaan yang telah berdiri, dimana tugas dan tanggung jawab berjalan seiring usaha dan target dalam pencapaian laba. Jika tata kelola dari suatu perusahaan berjalan dengan baik atau tertata berdasarkan prinsip-prinsip good corporate governance maka kinerja keuangan dari perusahaan tersebut tentu akan berjalan dengan keuntungan yang maksimal dimana hal ini juga merupakan suatu faktor yang akan menambah bahkan bisa mengurangi nilai dari perusahaan tersebut apabila corporate governance dan kinerja perusahaan saling bertentangan.


(20)

Harahap (2011 : 304,305) menyatakan bahwa rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang mengambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut Operating Ratio. Beberapa jenis rasio rentabilitas dapat dikemukakan sebagai berikut : margin laba (profit laba), asset turn over (return on asset), return on investment (return on equity), return on asset, basic earning power (BEP), earning per share, dan contribution margin. Hanafi dan Halim (1996 : 104) menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Ini merupakan salah satu alasan utama bahwa peroperasian suatu perusahaan dioperasikan guna mendatangkan laba semaksimal mungkin kepada para pemegang saham. ROE menunjukan seberapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik, oleh karena itu jika semakin besar ROE yang berhasil dicapai maka semakin besar mendatangkan keuntungan bagi para pemegang saham. Dimana hal ini tentu juga berpengaruh secara tidak langsung terhadap nilai perusahaan (good value).

Penerapan sistem good corporate governance diharapkan dapat mencapai nilai perusahaan. Mekanisme good corporate governance juga diharapkan dapat memonitor para manajer perusahaan agar dapat lebih efektif dan efesien dalam menumbuhkan kinerja perusahaan serta nilai perusahaan nantinya. Jadi jika perusahaan dapat menerapkan sistem good corporate governance maka kinerja perusahaan dapat berjalan ke arah yang lebih baik lagi dimana jikalau kinerja


(21)

perusahaan berjalan dengan efektif dan efisien maka kinerja keuangan akan bertumbuh dengan maksimal, hal ini akan berpengaruh secara langsung terhadap pembagian dividen yang meningkat kepada para shareholders dan tentunya terjadinya kenaikan harga saham perusahaan sebagai indikator dari nilai perusahaan.

Dari latar belakang di atas, hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka pokok permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah good corporate governance mampu memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris yang cukup untuk membuktikan hal berikut :

1. Untuk mengetahui apakah kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(22)

2. Untuk mengetahui apakah good corporate governance mampu memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terhadap beberapa pihak, antara lain :

1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan berpikir, pengetahuan yang lebih dalam lagi tentang pengaruh good corporate governance terhadap hubungannya dengan kinerja keuangan serta nilai perusahaan.

2. Bagi lembaga atau perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang nantinya dapat menjadi referensi dalam mengetahui apakah good corporate governance dan kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, kiranya hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan sumber pengetahuan yang dapat direferensikan terhadap penelitian yang berkaitan dengan judul yang sedang diteliti saat ini.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Good Corporate Governance

Pada tahun sekitar 1992, Cadbury Committee mulai mengenalkan istilah baru yaitu Corporate Governance dalam laporannya yang dikenal sebagai Cadburry Report untuk pertama kalinya. Laporan ini dipandang sebagai titik balik atau turning point yang menentukan praktek Corporate Governance di seluruh dunia, hal ini dikemukakan oleh Tjager (2003 : 24). Istilah Corporate Governance (CG) pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee pada tahun 1992 dalam laporannya yang dikenal dengan Cadburry Report, adapun definisi good corporate governance tersebut adalah : A set of rules that define the relationship between shareholders, managers, creditors, the government, employees, and other internal and external stakeholders in respect to their rights and responsibilities, dalam Tjager (2003 : 23), atau dalam bahasa Indonesia yaitu suatu set aturan yang mendefinisikan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, dan pemangku kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan tanggung jawab mereka. Good corporate governance pada hakekatnya merupakan suatu sistem pengendalian yang diterapkan dalam suatu perusahaan agar oknum yang terlibat menjalankan aktivitas perusahaan dapat terkendali, berjalan sesuai prosedur yang dimana keuntungan diperoleh semaksimal mungkin dengan biaya serendahnya, dimana hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi dapat


(24)

terjalin baik demi tujuan pencapaian perusahaan. Penerapan corporate governance dimaksudkan untuk mengatur dan menjaga hubungan yang terjalin tersebut dari kesalahan-kesalahan yang ada yang dapat menghambat tercapainya tujuan perusahaan sehingga dapat tercipta good corporate governance didalam perusahaan tersebut dimana segala hambatan-hambatan yang ada dapat dicari solusinya dan diatasi dengan sistem pengendalian yang terarah. Menurut Sidaharta dan Cynthia dalam Oktapiyani (2009 : 12) Istilah good corporate governance secara umum dikenal sebagai suatu sistem struktur tata kelola perusahaan yang baik dimana perusahaan dikelola dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham serta menciptakan prestasi untuk berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, seperti stakeholders, pemasok, kreditur, rekan bisnis, konsumen, pekerja, pemerintah, dan lingkup masyarakat yang luas. Good corporate governance sebagai senjata utama bagi pihak minoritas dalam hal melindungi akan keberadaannya terhadap pihak atau kaum yang mempunyai kekuasaan seperti para pemegang saham dan manajer dengan jalur yang sesuai dengan norma, sehingga tercipta keadilan diantara kedua belah pihak. Berdasarkan definisi di atas, maka berikut ini merupakan kutipan menurut Sheridan, dkk (1996 : 32) bahwa pengedalian perusahaan yang baik terdiri atas suatu sistem penstrukturan, pengoperasian, dan pengawasan perusahaan perusahaan sehingga dapat mencapai hal berikut :

1) Memenuhi tujuan-tujuan strategi jangka panjang dari para pemilik, yang setelah sanggup bertahan terdiri atas membentuk nilai pemegang saham atau menetapkan saham pasar yang dominan, atau mempertahankan kepemimpinan teknis dalam lingkungan yang dipilih, atau sesuatu yang lain, namun tentu tujuan-tujuannya tidak akan sama bagi semua organisasi.


(25)

2) Mempertimbangkan dan memperhatikan kepentingan karyawan di masa lalu, saat ini, dan di masa mendatang, yang kami gunakan untuk membentuk seluruh siklus hidup termasuk perencanaan kebutuhan di masa mendatang, rekrutmen, pelatihan, lingkungan kerja, prosedur pemutusan hubungan dan pengunduran diri, hingga mengurus para pensiun.

3) Memperhitungkan kebutuhan lingkungan dan komunitas setempat, baik sehubungan dampak fisik dari operasi perusahaan pada daerah sekitarnya maupun interaksi ekonomi dan kultural dengan populasi setempat.

4) Bekerja untuk mempertahankan hubungan yang sangat baik dengan pelanggan maupun pemasok, speperti masalah-masalah kualitas jasa yang disediakan, prosedur pemesanan yang penuh pertimbangan, dan prosedur penyelesaian rekening, dan sebagainya.

5) Mempertahankan pemenuhan yang sepatutnya terhadap tuntutan hukum dan pengaturan yang berlaku, yang dengan itu perusahaan melakukan aktivitasnya.

Setelah definisi di atas, maka berikut ini dibahas tujuan penerapan good corporate governance, menurut Sutojo dan Aldridge (2008 : 5) mengatakan bahwa tujuan corporate governance adalah :

1) Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham.

2) Melindungi hak dan kepentingan para anggota the stakeholders non pemegang saham.

3) Meningkatkan nilai perusahaan dan pemegang saham.

4) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja Dewan Pengurus atau Boards of Directors dan manajemen perusahaan.

5) Menigkatkan mutu hubungan Boards of Directors dengan manajemen senior perusahaan.

Penerapan good corporate governance yang terarah dan tepat sasaran tentu akan mendatangkan manfaat bagi perusahaan, berikut manfaat yang didapatkan perusahaan menurut Effendi (2009 : 27) apabila menerapkan good corporate governance yaitu :

1) Meningkatkan reputasi manajemen (reputation management), reputasi merupakan hal yang kritikal bagi kesuksesan perusahaan. Reputasi yang positif perlu dibangun dan dikelola perusahaan secara serius.

2) Mempermudah dalam mengelola profit resiko (risk profile) dan manajemen resiko (risk management). Beberapa resiko potensial yang


(26)

mungkin akan menimpa perusahaan perlu diantisipasi sehingga dapat meminimalkan dampak negatif yang dapat merugikan perusahaan.

3) Meningkatkan kreativitas dan inovasi terutama pada karyawan level bawah. Perusahaan dapat berkembang dengan pesat apabila karyawan memiliki ide-ide kreatif dan inovasi yang tinggi yang dapat diaplikasikan untuk kemajuan perusahaan.

4) Meningkatkan efisiensi operasional.

Good corporate governance akan berfokus pada tujuan utama, sehingga dapat melakukan perbaikan langsung pada berbagai bidang operasional hal yang berdampak pada penghematan biaya (cost reduction).

Corporate governance dapat dipahami dari perspektif hubungan keagenan, dimana hubungan keagenan ialah sebuah kontrak atau adanya ikatan antara pemilik dan agen. Adanya kontrak dan pemisahan tugas antara kepemilikan dan pengendalian, yang mana kepemilikan yang menunjukan investor dan pengendalian yaitu manajer, dalam hal ini yang sebagai agent yaitu manajer. Investor pasti memiliki harapan kepada manajer bahwa dapat mengembalikan dengan berlipat ganda uang yang telah diinvestasikan atau mendatangkan profit kembali dari modal yang ditanam. Oleh karena itu diperlukan suatu kontrak yang baik antara investor dan manajer, kontrak yang berisikan penjelasan tentang bagian-bagian apa yang harus dilakukan manajer dalam mengelola dana investor dan perincian tentang pembagian profit antara manajer dan investor.

2.1.2 Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

Penerapan good corporate governance mendatangkan keuntungan tersendiri bagi perusahaan yang menerapkannya. Keuntungan baik secara materi maupun non materi dimana kedua hal tersebut merupakan nilai yang dilihat oleh para pemegang saham dalam menanamkan modal serta masyarakat. Adanya mekanisme pengendalian perusahaan yang baik juga membantu dunia secara tidak


(27)

langsung untuk terbebas dari korupsi, hal ini dapat kita lihat dari salah satu prinsip good corporate governance yaitu adanya transparansi. Tidak hanya itu, berikut beberapa prinsip dasar dari good corporate governance yang menjadi indikator dimana telah dikembangkan oleh Organization for Economic Corporation and Development (OECD) dalam Tunggal dan Tunggal (2002 : 9) :

1) Keadilan (fairness)

Prinsip ini merupakan prinsip perlakuan yang adil bagi para pemegang saham. Diartikan sebagai segala tindak kegiatan yang adil kepada seluruh pemegang saham, baik pemegang saham minoritas maupun mayoritas, serta pemegang saham asing dari berbagai tindak kecurangan, dan untuk setiap kesalahan perilaku perseorangan. Di dalam setiap kegiatanya perusahaan harus selalu memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya (objective) berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan keberadaan, dan juga pemegang saham berperan dalam memberikan ide atas setiap keputusan yang akan diambil. 2) Keterbukaan atau Transparansi (disclousure/transparency)

Transparansi ialah pengungkapan yang jelas, tepat, dan akurat pada waktunya serta transparansi atas kinerja perusahaan, kepemilikan, dan pemegang kepentingan. Dimana keakuratan akan informasi data disediakan agar terjalinnya transparansi, dengan informasi yang relevan dan mudah diakses bagi seluruh pihak. Perusahaan harus mampu mengungkapkan permasalahan yang ada tidak hanya sesuai dengan yang disyaratkan hukum (peraturan perundang-undangan) melainkan juga hal


(28)

yang penting bagi pengambilan keputusan oleh para pemegang saham, kreditur, dan pemegang kepentingan lainnya.

3) Akuntabilitas (accountability)

Prinsip ini menekankan kepada kepentingan penciptaan sistem pengawasan yang efektif berdasarkan pembagian kekuasaan antar komisaris, direksi, dan pemegang saham yang meliputi monitoring, dan evaluating terhadap manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak sesuai prosedur yaitu dengan kepentingan pemegang saham dan pihak yang berkepentingan lainnya. Perusahaan haruslah bekerja sesuai dengan mekanisme yang ada, secara benar, tearah, dan sesuai dengan kepentingan perusahaan, serta mampu mempertanggung jawabkannya secara wajar dan transparan. Prinsip ini merupakan syarat untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

4) Responsibilitas (responsibility)

Tanggung jawab akan pengelolaan perusahaan sesuai dengan pengelolaan perusahaan yang berlaku. Prinsip ini menyatakan dengan penuh kesadaran akan tanggung jawab sebagai konsekuensi logis dari adanya wewenang, tanggung jawab sosial, menghindari penyalahgunaan wewenang kekuasaan, menjadi profesional, dan berpegang pada etika akan bisnis yang sehat. Bertanggung jawab atas segala hasil operasional yang ditimbulkan perusahaan.


(29)

Independensi merupakan pengelolaan perusahaan secara professional tanpa adanya pengaruh atau tekanan dari pihak manapun. Hal ini diperlukan untuk menghindari konfllik kepentingan yang timbul oleh para pemegang saham mayoritas dan minoritas. Disini dituntut adanya rentang kekuasaan antara komposisi komisaris, komite dalam komisaris, dan pihak luar seperti auditor yang berguna dalam mengawasi dan pemberi masukan. Keputusan yang diambil haruslah tanpa adanya campur tangan dari pihak luar dan bersifat objektif bukan subjektif.

2.1.3 Mekanisme Good Corporate Governance

Mekanisme penerapan good corporate governance merupakan aturan dasar yang harus diterapkan dalam perusahaan, dimana prosedur pelaksanaan yang dilakukan oleh pihak manajemen, pengambil keputusan, dan yang melakukan kontrol pengawasan terhadap keputusan yang telah ditetapkan. Mekanisme corporate governance diposisikan untuk menetapkan, menjamin, dan mengawasi berjalannya suatu sistem tata kelola perusahaan yang terkendali.

Menurut Iskander & Chamlao (2000 : 4), mekanisme dalam pengawasan corporate governance dibagi dalam dua kelompok yaitu internal mechanism dan eksternal mechanism. Internal mechanism adalah cara untuk mengendalikan perusahaan dengan menggunakan struktur dan proses yang ada dan menjadi bagian dari perusahaan atau internal side seperti rapat umum pemegang saham, komposisi dewan direksi, komposisi dewan komisaris dan pertemuan dengan dewan direktur atau board of director. Sedangkan external mechanism adalah


(30)

suatu mekanisme cara dalam mempengaruhi perusahaan dengan menggunakan pengendalian perusahaan dan mekanisme pasar.

Dalam penelitian ini mekanisme yang digunakan ialah dewan komisaris dan komisaris independen namun disatu sisi keberadaan komisaris independen jauh lebih ditinjau dalam penelitian ini. Dewan komisaris memegang hal penting dalam memonitoring serta mengawasi apakah kegiatan perusahaan telah berjalan sebagaimana dengan tujuan perusahaan, sehingga dengan adanya komposisi dewan komisaris diimbangi dengan dewan komisaris independen maka akan mempengaruhi sistem operasional perusahaan kearah yang baik dalam pihak manajemen untuk lebih meningkatkan kinerjanya.

Corporate governance memiliki prinsip hubungan keagenan. Hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara agent (manajer) dengan principal (investor). Pada dasarnya hubungan keagenan menekankan adanya pemisahan kepemilikan yang dilandasi dengan kontrak. Kontrak yang terjalin diharapkan dapat menghasilkan returns dari modal yang telah diinvestasikan. Oleh karena itu, diharapkan adanya kontrak yang baik dan jelas antara investor dan manajer yang mampu mendeskripsikan tugas-tugas apa saja yang harus dilakukan manajer dalam mengelola modal yang telah diinvestasikan investor sehingga nantinya dapat mendatangkan returns bagi kedua pihak.

Teori keagenan dilandasi oleh tiga asumsi sifat manusia menurut (Eisenhardt, 1989) dalam Luhman dan Cunliffe (2013 : 2) menyatakan bahwa :


(31)

2. Manusia memiliki daya pikir yang terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality)

3. Manusia akan selalu menghindari resiko (risk averse)

Berdasarkan asumsi tersebut maka diharapkan teori keagenan dapat menjadi jawaban dari permasalahan tersebut. Walaupun permasalahan masih dapat terjadi dalam hubungan keagenan, Khomsiyah (2005 : 18) yaitu :

Pertama adalah masalah keagenan yang timbul pada saat keinginan-keinginan atau tujuan-tujuan dari principal dan agent berlawanan dan merupakan suatu hal yang sulit atau mahal bagi principal untuk melakukan verifikasi tentang apa yang benar-benar dilakukan oleh agent. Permasalahannya adalah bahwa principal tidak menverifikasi apakah agent telah melakukan secara tepat. Kedua adalah masalah pembagian resiko yang timbul pada saat principal dan agent memiliki sikap yang berbeda terhadap resiko. Dengan demikian principal dan agent mungkin memiliki preferensi tindakan yang berbeda yang dikarenakan adanya perbedaan preferensi terhadap resiko.

Berdasarkan dengan permasalahan keagenan diatas, maka diharapkan penerapan good corporate governance dapat berfungsi sebagai alat pemberi keyakinan kepada investor bahwa mereka akan mendapatkan keuntungan kembali atas dana yang diinvestasikan dimana pada saat hal itu telah terjadi maka perusahaan telah mencapai prestasi yang ditargetkan.

2.1.4 Dewan Komisaris dan Komisaris Independen

Dewan komisaris sebagai salah satu bagian dari perusahaan yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan monitoring atau pengawasan terhadap aktivitas perusahaan, apakah good corporate governance telah berjalan baik, memperhatikan etika dalam mengendalikan perusahaan, serta tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) lalu memberikan amanah atau nasehat dan solusi kepada direksi. Untuk mencapai tujuan yang pasti hendaknya dalam


(32)

melakukan tugasnya tidak memihak untuk satu kepentingan saja baik menyangkut suku, agama, dan lainnya, dengan kata lain dewan komisaris hendaknya bersifat independen. Inti dari terciptanya good corporate governance yaitu dari para dewan komisaris sebab ada suatu sistem kontrol yang dilakukan oleh mereka dalam mengatasi hal yang tidak dinginkan terjadi di kemudian hari dengan kata lain sebagai penjamin pelaksanaan strategi yang sukses.

Mengingat faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh para pelaku bisnis yaitu efisien, efektif, dan ekonomi. Dimana manajemen bekerja untuk mendapatkan ketiga hal tersebut sedangkan dewan komisaris bertugas untuk mengawasi manajemen, meninjau apakah pelaksanaan strategi perusahaan telah berjalan dengan baik, serta mewajibkan dan menjaga akuntabilitas perusahaan, maka dewan komisaris merupakan inti dari kekuatan perusahaan mencapai prestasi. Pada hakekatnya, dewan komisaris merupakan mekanisme pengawasan dan pengarahan terhadap kinerja perusahaan dalam suatu periode, dibentuknya dewan komisaris serta komite audit diharapkan tujuan perusahaan dapat tercapai tepat waktu sesuai dengan prestasi yang ditargetkan. Komisaris pada umumnya merupakan bagian intern dari perusahaan misalnya pemegang saham utama, pegawai, atau seseorang yang berhubungan dengan organisasi atau perusahaan, dimana biasanya haruslah memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan keuangan. Dewan komisaris umumnya beranggotakan komisaris utama (president commissioner), wakil presiden komisaris (vice president commissioner), dan komisaris sebagai anggota yang biasanya berjumlah satu, tiga, atau bahkan melebihi tiga yang tetapi tidak lebih dari sepuluh orang. Dewan pengawas suatu


(33)

organisasi ialah komisaris, namun komisaris merupakan bagian dari suatu perusahaan tersebut atau inside commisioner, jika dibandingkan dengan komisaris independen yang merupakan outside commisioner dimana anggota dewan komisaris yang bukan merupakan bagian intern dari perusahaan yaitu pegawai, pemegang saham, orang yang berhubungan dengan organisasi, atau yang mewakili pemegang saham. Mereka sama sekali tidak ada hubungannya dengan perusahaan, pemilihan komisaris independen didasarkan pada pengetahuan, wawasan serta pengalamannya mengawasi suatu perusahaan dari sektor industri yang berbeda yang nantinya dianggap berguna untuk perusahaan tersebut, misalnya seorang komisaris yang diangkat yang sedang atau pernah menduduki posisi presiden di sebuah perusahaan. Mereka biasanya bertugas mengawasi para komisaris dalam dan kinerja perusahaan. Komisaris independen berperan aktif dalam menyelesaikan masalah diantara dewan komisaris dalam dan para pemegang saham sebab mereka bertindak sesuai dengan tujuan perusahaan dimana segala aspek apapun tidak diperhitungkan baik itu subjektif melainkan secara objektif dan memiliki resiko kecil untuk terlibat dalam masalah keuangan (conflict of profit).

2.1.5 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah pencapaian perusahaan dalam ukuran tertentu terhadap target dalam menghasilkan laba. Dimana kinerja atau proses tersebut dapat ditinjau dari laporan keuangan perusahaan. Kinerja biasanya identik dengan hasil dari suatu proses pencapaian target baik dalam mewujudkan tujuan suatu organisasi, hal ini biasanya tertuang didalam business plan dimana tujuan (goal)


(34)

yang ingin dicapai tertuang dan sekaligus terdapat strategi untuk mensukseskannya. Jadi jika digabungkan kinerja keuangan merupakan suatu gambaran prestasi kerja yang dicapai perusahaan dalam periode tertentu dan tertuang di dalam laporan keuangan perusahaan.

Kinerja keuangan dapat diukur dengan rasio-rasio keuangan, hal ini dapat dilakukan dengan bersumber kepada laporan keuangan. Kinerja keuangan yang diukur kemudian dapat menjadi suatu referensi bagi manajemen untuk memperbaharui sistem manajemennya ke depan, hal ini tentu dapat membantu perusahaan untuk mencapai target tepat pada waktu yang diinginkan, sebagai dasar pengambil keputusan manajemen, dan dalam mencapai prestasi yang diinginkan dimana tentunya nanti akan menciptakan nilai perusahaan itu sendiri kepada para stakeholders.

2.1.6 Pengukuran Kinerja Keuangan

Dalam mengukur kinerja keuangan pada suatu perusahaan peneliti memilih ROE (Return On Equity) sebagai dasar dalam perhitungan kinerja keuangan. ROE merupakan salah satu rasio yang termasuk dalam rasio profitabilitas, rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari segi modal pemilik (investor), ROE merupakan indikator yang relevan dalam mengukur keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan laba bagi para pemegang saham. Investor tentu akan tertarik jika melihat tingkat pengembalian yang dilakukan perusahaan atas ekuitas yang dimilikinya, dimana semakin besar nilai angka rasio yang dihasilkan maka semakin bagus nilai perusahaan tersebut di mata investor. Kondisi yang sedemikian ini akan mengakibatkan harga saham naik di pasar


(35)

modal. Salah satu tujuan utama didirikannya suatu perusahaan yaitu untuk menciptakan laba yang tinggi bagi para investor, oleh karena itu para pemegang saham akan tetap aktif memperhatikan nilai dari rasio ROE sebagai dasar dalam mengukur kinerja manajemen, jika semakin tinggi ROE maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan prestasi dan laba bagi para pemegang saham. Para pemegang saham tentu akan tertarik melihat tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh perusahaan atas ekuitas yang ditanamkannya, jika tingkat pengembaliannya tinggi maka tidaklah heran jika investor lain akan tertarik juga untuk berinvestasi. Untuk mengukur nilai Return on equity pada perusahaan maka haruslah terlampir laporan keuangan perusahaan tersebut sebab laporan keuangan merupakan gambaran suatu kondisi keuangan dari hasil usaha perusahaan pada jangka waktu tertentu. Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Untuk mengukur nilai Return On Equity maka penelitian ini akan mengambil data dari laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi dan laporan ekuitas.

2.1.7 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan nilai yang diberikan oleh para investor pada suatu perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Nilai perusahaan akan semakin tinggi jika harga saham yang dihasilkan tinggi. Harga saham merupakan harga yang terjadi atau diperjual belikan pada saat saham diperdagangkan di pasar. Dari tinjauan harga saham yang tinggi maka dapat mengindikasikan suatu kemakmuran kepada para pemegang saham dan secara


(36)

tidak langsung maka akan membuat investor percaya dan menjaminkan keyakinannya kepada perusahaan tersebut, sebab nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya akan kualitas perusahaan dan prospek perusahaan ke depan. Pada realitanya, tidak semua perusahaan menginginkan harga saham yang tinggi atau mahal dikarenakan adanya rasa takut akan hal tidak laku dijual atau tidak menarik investor untuk membelinya. Itulah sebabnya harga saham harus dapat dibuat seoptimal mungkin dengan kata lain tidak boleh terlalu mahal ataupun murah, sebab harga saham yang murah dapat membuat pradigma buruk terhadap citra perusahaan di mata investor. Harga saham yang optimal haruslah ditentukan melalui suatu pengamatan dari serangkaian prestasi, pengalaman, dan fenomena yang tercipta perusahaan dalam menjual saham di bursa efek dan dari situ maka dapatlah ditarik suatu kesimpulan yang menjadi tolak ukur. Bila pasar tertarik dengan saham yang diperdagangkan maka perusahaan dapat menaikkan harga sahamnya, begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, pengamatan pasar dianggap sebagai hal yang patut diperhatikan keberadaanya dalam kelangsungan hidup perusahaan.

Nilai perusahaan yang diamati dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar. Pihak yang berkompeten dalam mencitrakan nilai dari suatu perusahaan ialah manajer, direksi, maupun komisaris, dimana kinerja perusahaan dikelola dan diawasi oleh mereka. Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan Tobin’s Q. Dalam Murhadi (2009 : 151) James Tobin memperkenalkan alternative penilaian dengan membandingkan nilai pasar dari suatu asset dengan biaya penggantinya (replacement cost of assets in place).


(37)

2.1.8 Pengaruh Good Corporate Governance terhadap hubungan antara Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan

Good Corporate Governance mempunyai peranan andil dalam kinerja keuangan dan nilai perusahaan, hal ini didasarkan pada teori keagenan yang menyatakan bahwa semakin besar jumlah komisaris independen dan dewan komisaris, maka semakin baik mereka bisa memenuhi peran mereka dalam mengawasi kegiatan yang terjadi didalam perusahaan. Dibutuhkan dewan komisaris dan komisaris independen dalam mengawasi pelaksanaan tugas dari pihak-pihak yang berperan dalam kegiatan perusahaan, misalnya para manajer, dewan direksi, dan karyawan.

Semakin berfungsinya komisaris independen dalam menjalankan fungsinya maka kepercayaan investor akan tumbuh semakin besar akan kinerja yang dihasilkan perusahaan. Berbagai penelitian telah dilakukan dalam mengukur pengaruh Good Corporate Governance dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dimana penelitian berdasarkan bagian intern dan ekstern perusahaan, Menurut Barnhart dan Rosenstein (1998) dalam Lastanti (2004), mekanisme corporate governance dibagi menjadi dua, yaitu internal mechanism (mekanisme internal), seperti komposisi dewan direksi atau komisaris, kepemilikan manajerial, dan kompensasi eksekutif. Mekanisme yang kedua yaitu external mechanism (mekanisme eksternal), seperti pengendalian oleh pasar dan level debt financing. Dengan meninjau dari bagian dalam perusahaan yaitu tata kelola perusahaan yang baik yang nantinya akan berdampak signifikan terhadap kinerja keuangan juga dapat membuat prestasi nilai dari perusahaan. Corporate governance merupakan salah satu elemen kunci sukses perusahaan dalam menciptakan dan


(38)

meningkatkan ekonomisasi (kehematan), efisiensi (daya guna), dan efektivitas (hasil guna) yang meliputi semua rangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, dan para pemegang saham.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berdasarkan judul penelitian diatas yaitu mengenai analisis pengaruh good corporate governance dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan maka sebelumnya pernah juga dilakukan beberapa penelitian lain yaitu :

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti

(Tahun Peneliti) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Rahayu (2010) Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance pada Perusahaan Manufaktur di BEJ periode 2007-2009 Variabel

dependen : nilai perusahan diukur dengan Tobins’Q. Variabel independen : kinerja keuangan yang diukur dari rasio ROE. Menunjukan bahwa ROE tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan GCG mampu memoderasi hubungan antara ROE dan Tobin’s Q.

2 Wahyudi (2010) Pengaruh pengungkapan Good Corporate Governance,Uk uran Dewan Komisaris, dan Tingkat Cross Directorship Dewan terhadap Nilai Perusahaan. Variabel

dependen : nilai perusahan diukur dengan Tobin’sQ Variabel independen : Transparansi GCG, Ukuran Dewan Komisaris, dan Cross Menunjukan bahwa tingkat transparansi GCG, ukuran dewan Komisaris, Cross Directorship dewan secara bersama–sama berpengaruh terhadap nilai


(39)

No Nama Peneliti (Tahun Peneliti) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Directorship Dewan. Perusahaan. 3 Carningsih

(2009) Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Hubungan antara Kinerja Keuangan dengan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2007-2008 Variabel Dependen:Nilai Perusahaan diukur dengan Tobin’s Q Variabel Independen: ROA dan ROE.

Menunjukkan bahwa ROA terbukti berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan dan GCG sebagai variabel pemoderasi tidak terbukti berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. 4 Yuniasih dan

Wirakusuma (2007) Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan mempertimbang kan Good Corporate Governance sebagai variabel pemoderasi (Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2005-2006)

Variabel

Depeden : Nilai Perusahaan (Tobins’Q) Variabel Independen : Return On Assets (ROA) ROA berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan tetapi GCG tidak mampu memoderasi hubungan antara ROA dengan Nilai Perusahaan.

Sumber : Diolah penulis 2013

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Rahayu (2010) akan tetapi didalam penelitian ini hanya meneliti good corporate governance sebagai pemoderasi antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan, dengan menggunakan rasio ROE sebagai proksi dari kinerja keuangan. Penelitian ini meninjau kinerja


(40)

keuangan dari segi ROE, dikarenakan ROE merupakan salah satu variabel yang menjadi pertimbangan investor dalam berinvestasi. Dari rasio ROE juga dapat dinilai kinerja manajemen perusahaan, seberapa efektifnya perusahaan mengelola dana investor dibandingkan dengan ROA yang mengukur pengembalian asset yang dihasilkan dari pendapatan atau return yang dibandingkan dengan asset. Penelitian ini akan menganalisa perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2011-2012.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu gambaran kerangka yang berisi tentang gambaran penjelasan hubungan suatu teori dengan faktor-faktor tertentu yang dilibatkan dalam penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini dapat digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut :

H1

H2

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Good corporate governance yang diproksikan dengan komisaris independen dan dinyatakan hubungannya sebgai variabel pemoderasi hubungan antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan diharapkan dapat memoderasi hubungan keduanya dengan peran komisaris independen dalam memberikan ruang lingkup pengawasan (monitoring).

Nilai Perusahaan (Y) Kinerja Keuangan

(X)

Good Corporate Governance

(Komisaris Independen) (Z)


(41)

Hal ini dapat dikaitkan dengan teori keagenan, dimana jika semakin besar jumlah dewan komisaris independen pada dewan komisaris maka akan semakin baik manajemen perusahaan akibat pengawasan yang intensif dalam mengontrol tindakan-tindakan para direktur. Komisaris independen dianggap sebagai pengawas dan penyeimbang didalam manajemen, sehingga diharapkan dengan semakin berfungsinya peran komisaris independen maka kepercayaan investor akan terjaga dengan baik.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah nilai perusahaan yang diukur dengan rasio Tobin’s Q sebagai perhitungan nilai perusahaan yaitu nilai pasar perusahaan dibagi dengan total asset dan yang menjadi variabel independen adalah kinerja keuangan yang diukur berdasarkan ROE atau return on equity. Pada penelitian ini peneliti juga memasukkan variabel moderasi yaitu good corporate governance yang ditinjau dari komisaris independen, dimana variabel ini dapat memperlemah atau memperkuat hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen (Suliyanto, 2011:205). Hubungan ketiganya diantara variabel dependen, variabel independen, dan variabel moderasi merupakan hubungan searah atau hubungan positif.

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesa adalah sebuah kesimpulan sementara yang masih akan dibuktikan lagi kebenarannya. Hipotesa disebut sebagai kesimpulan karena hipotesa ini merupakan kesimpulan dari kegiatan kajian teoretik yang telah dilakukan oleh peneliti sebelum pelaksanaan penelitian” (Hadi, 2006 : 89). Hipotesa atau hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang disimpulkan peneliti tanpa


(42)

melakukan penelitian sebelumnya, dimana diperlukan penelitian selebihnya untuk membuktikan hipotesis tersebut. Sementara itu, hipotesis merupakan suatu statement sementara tentang keadaaan tertentu yang telah terjadi atau yang mungkin akan terjadi dikemudian hari.

Suatu perusahaan mendapat tinjauan istimewa dari para investor sebelum ia memutuskan menanamkan saham di perusahaan tersebut. Mereka akan melihat dan meneliti rasio keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan, karena rasio keuangan dapat mencerminkan tinggi rendahnya nilai suatu perusahaan. Jika seseorang ingin melakukan investasi dengan menanamkan saham ke suatu perusahaan maka yang akan ia lihat terlebih dahulu yaitu seberapa besar perusahaan bisa menghasilkan return atas investasi yang ditanamkan, pertama kali yang dilihat adalah rasio profitabilitas yaitu ROE karena rasio ini dapat mengukur seberapa besar tingkat balik return yang dihasilkan perusahaan bagi para pemegang saham.

Tingkat rasio profitabilitas dapat mempengaruhi seorang investor dalam menginvestasikan assetnya. Jika semakin tinggi tingkat rasio profitabillitas maka semakin besar juga nilai profitabilitas perusahaan, hal ini menimbulkan pertanda positif kepada investor untuk melakukan investasi dengan return tertentu. ROE sebagai penentu pengukuran return yang bisa dihasilkan oleh perusahaan selain itu dapat mejadi penilaian suatu perusahan. Apabila perusahaan dapat menghasilkan profit yang tinggi maka hal ini akan menarik investor untuk menanamkan modalnya di pasar saham, maka harga saham dan permintaan akan meningkat dan akan memberikan pengaruh positif kepada nilai perusahaan. Nilai Tobins’ Q yang


(43)

memproksikan nilai perusahaan juga akan terpengaruhi oleh harga saham dan jumlah saham yang beredar, jika harga saham dan jumlah saham yang beredar naik maka nilai perusahaan pun akan naik. Nilai Tobins’Q menggambarkan seberapa besar perusahaan menghasilkan earning dengan tingkat return sesuai dengan harga perolehan assetnya. Berdasarkan perumusan masalah dalam kerangka konseptual dan uraian penjelasan di atas maka hipotesis dari penelitian ini ialah sebagai berikut :

H1 : Kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Pengaruh ROE dalam meningkatkan nilai perusahaan tentu mempunyai inside factor dalam mendukung hasil dari naiknya tingkat ROE yang ditentukan oleh tingkat profitabilitasnya. Peneliti menggunakan Good Corporate Governance sebagai variabel pemoderasi dengan indikator tingkat keberadaan komisaris independen dalam suatu perusahaan, yang mana jika semakin tinggi proporsi keberadaan komisaris independen dalam suatu perusahaan maka diharapkan dapat memberikan nilai positif kepada perusahaan. Hal ini didasarkan dengan fungsi dewan komisaris independen dalam mengawasi, mengontrol, serta pemberi nasehat dalam beroperasinya perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Good corporate governance dapat mempengaruhi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain asosiatif kausal atau sebab akibat. Penelitian ini berguna untuk menganalisis suatu hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel dapat mempengaruhi variabel lainnya.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang akan diteliti. Populasi sebagai kumpulan atau agregasi dari seluruh elemen-elemen atau individu yang merupakan sumber informasi dalam suatu penelitian (Hadi, 2006 : 45). Penelitian ini menggunakan sampel yang ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu (Jogianto, 2004 : 79). Berikut kriteria yang digunakan peneliti untuk memilih sampel pada penelitian ini yaitu :

a. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2012 dalam kelompok perusahaan manufaktur.

b. Perusahaan menerbitkan Laporan Tahunan (annual report) secara berturut-turut tahun 2011, 2012 yang sudah diaudit.

c. Perusahaan menerbitkan Laporan Keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2012 setiap tahunnya yang sudah diaudit.


(45)

d. Perusahaan memiliki data mengenai adanya keberadaan komisaris independen.

e. Perusahaan menggunakan mata uang Rupiah dalam Laporan Keuangan. f. Perusahaan mempunyai data close price.

Jumlah populasi perusahaan manufaktur dalam penelitian ini yaitu sebanyak 135 perusahaan terhitung dari semua sub sektor. Berikut kriteria tersebut disajikan dalam tabel populasi dan sampel :

Tabel 3.1

Tabel Populasi dan Sampel

No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3 4 5 6

1 INTP Indocemen Tunggal Prakasa Tbk √ × √ √ √ √

2 SMCB Holcim Indonesia Tbk √ √ √ √ √ √ 1

3 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk √ √ √ √ √ √ 2 4 AMFG Asahimas Flatt Glass Tbk √ √ √ √ √ √ 3 5 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk √ × × √ √ √ 6 IKAI Inti Keramik Alam Sari Industri Tbk √ × √ √ √ √ 7 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi

Tbk

√ √ √ √ √ √ 4

8 MLIA Mulia Industrindo Tbk √ √ × √ √ √

9 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk √ × √ √ √ √

10 ALKA Alaska Industrindo Tbk √ √ √ √ √ √ 5

11 ALMI Alumindo Light Metal Industri Tbk

√ √ √ √ √ √ 6

12 ITMA Itamaraya Tbk √ √ √ √ × √

13 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk √ × √ √ √ √

14 CTBN Citra Turbindo Tbk √ √ √ √ × √

15 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk √ × √ √ √ √ 16 INAI Indal Alumunium Industry Tbk √ √ √ √ √ √ 7 17 JKSW Jakarta Kyoei Steel Work Ltd Tbk √ × √ √ √ √

18 JPRS Jaya Pari Steel Tbk √ √ √ √ √ √ 8

19 KRAS Krakatau Steel Tbk √ √ √ √ × √

20 LION Lion Metal Works Tbk √ × √ √ √ √

21 LMSH Lionmesh Prima Tbk √ √ × √ √ √

22 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk √ √ √ √ × √ 23 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk √ √ √ √ √ √ 9 24 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk √ × × √ √ √


(46)

No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 4 5 6

26 BUDI Budi Acid Jaya Tbk √ × √ √ √ √

27 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk √ √ √ √ √ √ 10 28 EKAD Edadharma International Tbk √ × √ √ √ √ 29 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk √ √ √ √ √ √ 11 30 INCI Intan Wijaya International Tbk √ √ √ √ √ √ 12 31 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk √ × × √ √ √

32 SRSN Indo Acitaam Tbk √ √ √ √ √ √ 13

33 TPIA Chandra Asri Petrochemical √ √ √ √ × √ 34 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk √ √ √ √ × √

35 AKKU Alam Karya Unggul Tbk √ √ √ √ √ √ 14

36 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk √ × √ √ √ √ 37 APLI Asiaplast Industries Tbk √ × √ √ √ √

38 BRNA Berlina Tbk √ √ √ √ √ √ 15

39 FPNI Titan Kimia Nusantara Tbk √ √ √ √ × √ 40 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk √ √ √ √ √ √ 16 41 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk √ √ × √ √ √ 42 SIAP Sekawan Inti Pratama Tbk √ × √ √ √ √

43 SIMA Siwani Makmur Tbk √ × √ √ √ √

44 TRST Trias Sentosa Tbk √ √ √ √ √ √ 17

45 YPAS Yana Prima Hasta Persada Tbk √ √ √ √ √ √ 18 46 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk √ √ √ √ √ √ 19 47 JPFA Jafta Comfeed Indonesia Tbk √ × × √ √ √

48 MAIN Malindo Feetmill Tbk √ × √ √ √ √

49 SIPD Siearad Produce Tbk √ √ √ √ √ √ 20

50 SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk √ × √ √ √ √ 51 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk √ √ √ √ √ √ 21

52 ALDO Alkindo Naratama Tbk √ √ √ √ √ ×

53 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk √ √ √ √ √ √ 22 54 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk √ √ √ √ × √ 55 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia

Tbk

√ × √ √ √ √

56 SPMA Suparma Tbk √ × √ √ √ √

57 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk √ √ × √ √ √ 58 ASII Astra International Tbk √ × √ √ √ √

59 AUTO Astra Otoparts Tbk √ √ √ √ √ ×

60 BRAM Indo Kordsa Tbk √ √ √ √ × √

61 GDYR Goodyear Indonesia Tbk √ √ √ √ × √

62 GJTL Gajah Tunggal Tbk √ × √ √ √ √

63 IMAS Indomobil Sukses International Tbk

√ √ √ √ √ √ 23

64 INDS Indospring Tbk √ √ √ √ √ √ 24

65 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk √ √ √ √ √ √ 25 66 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk √ √ √ √ √ ×

67 NIPS Nipress Tbk √ √ √ √ √ ×


(47)

No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 4 5 6

69 SMSM Selamat Sempurna Tbk √ √ √ √ √ √ 27

70 ADMG Polychem Indonesia Tbk √ × √ √ √ √

71 ARGO Argo Pantes Tbk √ √ √ √ √ √ 28

72 CNTX Century Textile Industry Tbk √ × √ √ √ √

73 ERTX Eratex Djaya Tbk √ √ √ √ √ √ 29

74 ESTI Ever Shine Tex Tbk √ √ √ √ × √

75 HDTX Panasia Indo Resources Tbk √ × √ √ √ √ 76 INDR Indo Rama Synthentic Tbk √ √ √ √ × √ 77 MYTX Apac Citra Centertex Tbk √ √ √ √ √ √ 30

78 PBRX Pan Brothers Tbk √ √ √ √ √ √ 31

79 POLY Asia Pasific Fibers Tbk √ √ √ √ × √ 80 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk √ × √ √ √ √ 81 SRILL Sri Rejeki Isman Tbk √ × × × × × 82 SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk √ √ √ √ √ √ 32

83 STAR Star Petrochem Tbk √ √ √ √ √ ×

84 BATA Sepatu Bata √ √ √ √ √ ×

85 TRIS Trisula International Tbk √ × × √ √ √ 86 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk √ √ √ √ √ ×

87 UNTX Unitex Tbk √ √ × √ √ √

88 KARW Karwell Indonesia Tbk √ √ √ √ × √ 89 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk √ √ √ √ √ √ 33

90 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk √ √ √ √ × √

91 JECC Jembo Cabel Company Tbk √ √ √ √ √ √ 34 92 KBLI KMI Wire and Cable Tbk √ √ √ √ √ √ 35

93 KBLM Kabelindo Murni Tbk √ √ √ √ √ √ 36

94 SCCO Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk

√ √ √ √ √ √ 37

95 VOKS Voksel Electric Tbk √ √ √ √ √ √ 38

96 PTSN Sat Nusa Persada Tbk √ √ √ √ × √

97 ADES PT Akasha Wira International Tbk √ √ √ √ √ √ 39 98 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ × √ √ √ √ 99 ALTO PT Tri Banyan Tirta Tbk √ × × √ √ √ 100 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk √ √ √ √ √ × 101 DAVO PT Davomas Abadi Tbk √ × × √ √ √ 102 DLTA PT Delta Djakarta Tbk √ √ √ √ √ √ 40 103 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk

√ √ √ √ √ √ 41

104 INDF PT Indofood Sukes Makmur Tbk √ √ √ √ √ √ 42 105 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk √ × √ √ √ √ 106 MYOR PT Mayora Indah Tbk √ × × √ √ √ 107 PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk √ √ × √ √ √ 108 ROTI PT Nippon Indosari Corporindo Tbk √ √ √ √ √ ×

109 SKBM PT Sekar Bumi Tbk √ × × √ √ √


(1)

No

Nama Perusahaan

Kode

2011

(%)

2012

(%)

39

Sucaco Tbk

SCCO

21,15

25,95

40

Voksel Electric Tbk

VOKS

22,27

24,37

41

Akasha Wira International Tbk

ADES

20,57

39,86

42

Delta Djakarta Tbk

DLTA

26,48

35,67

43

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

ICBP

19,27

19,08

44

Indofood Sukses Makmur

INDF

17,30

14,50

45

Sekar Laut Tbk

SKLT

4,86

6,14

46

Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company

Tbk

ULTJ

10,11

25,61

47

Gudang Garam Tbk

GGRM

20,19

15,29

48

Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk

HMSP

74,7

78,3

49

Bentoel Internasional Investama Tbk

RMBA

13,61

(16,80)

50

Kimia Farma (Persero) Tbk

KAEF

13,71

14,27

51

Kalbe Farma Tbk

KLBF

22,75

23,52

52

Pyridam Farma Tbk

PYFA

6,27

6,05

53

Tempo Scan Pacific Tbk

TSPC

18,58

18,73

54

Mandom Indonesia Tbk

TCID

13,72

13,71

55

Unilever Indonesia Tbk

UNVR

151,26

163,76

56

Kedawung Setia Industrial Tbk

KDSI

8,46

11,65

57

Kedaung Indah Can Tbk

KICI

0,55

3,39


(2)

Lampiran ii

DAFTAR RASIO TOBINSQ PERUSAHAAN MANUFAKTUR TAHUN 2011-2012

No Kode Tahun Close Price

Jumlah Saham TL + I – CA TA Tobin’s Q

1 SMCB 2012 2900 3.831.450.000.000 2.250.751.000.000 12.168.517.000.000 913,30

2 2011 2175 3.831.450.000.000 1.525.528.000.000 10.950.901.000.000 761,12

3 SMGR 2012 15700 593.152.000.000 2.467.837.325.000 26.579.083.786.000 350,46

4 2011 11450 593.152.000.000 (592.978.782.000) 19.661.602.767.000 345,39

5 AMFG 2012 8300 217.000.000.000 (328.472.000.000) 3.115.421.000.000 578,02

6 2011 6550 217.000.000.000 (333.650.000.000) 2.690.595.000.000 528,14

7 KIAS 2012 181 1.612.180.500.000 (279.875.220.285) 2.143.814.884.435 135,98

8 2011 75 929.250.000.000 572.103.585.585 2.049.632.940.571 34,28

9 ALKA 2012 550 73.503.957.000 (28.244.611.000) 147.882.362.000 273,18

10 2011 550 73.503.957.000 (27.088.866.000) 258.483.778.000 156,30

11 ALMI 2012 630 154.000.000.000 697.693.324.627 1.881.568.513.922 51,93

12 2011 910 154.000.000.000 611.510.970.945 1.862.965.962.554 75,55

13 INAI 2012 460 79.200.000.000 283.930.131.323 612.224.219.835 59,97

14 2011 540 79.200.000.000 281.530.913.526 544.281.443.363 79,09

15 JPRS 2012 335 75.000.000.000 (143.817.670.570) 398.606.524.648 62,67

16 2011 485 75.000.000.000 (108.144.707.903) 437.848.660.950 82,83

17 MYRX 2012 280 1.056.671.344.800 755.688.832.128 1.116.298.859.905 265,72

18 2011 295 986.981.943.040 790.173.740.418 861.974.534.207 338,70

19 PICO 2012 260 130.726.250.000 221.639.728.698 594.616.098.268 57,53

20 2011 193 130.726.250.000 260.068.668.053 561.840.337.025 45,37

21 DPNS 2012 385 82.782.488.000 (41.464.356.353) 184.636.344.559 172,39

22 2011 710 82.782.488.000 (41.982.806.050) 172.322.620.690 340,84

23 ETWA 2012 305 387.318.800.000 264.077.685.876 960.956.808.384 123,21

24 2011 430 484.148.500.000 44.946.219.045 620.709.452.075 335,47

25 INCI 2012 245 990.517.778.000 (68.162.033.914) 132.278.839.079 1834,07

26 2011 210 990.517.778.000 (76.231.891.446) 125.184.677.577 1661,01

27 SRSN 2012 50 301.000.000.000 6.019.950.000 402.108.960.000 37,44

28 2011 54 301.000.000.000 (28.742.006.000) 361.182.183.000 44,92

29 AKKU 2012 164 23.000.000.000 5.233.157.423 10.582.842.395 356,92

30 2011 155 23.000.000.000 4.003.769.419 11.767.293.414 303,30

31 BRNA 2012 690 34.500.000.000 251.127.508.000 770.383.930.000 31,23

32 2011 354 34.500.000.000 185.068.824.000 643.963.801.000 19,25

33 IGAR 2012 380 52.500.000.000 (108.425.141.254) 312.342.760.278 63,53

34 2011 475 52.500.000.000 (178.765.579.990) 355.579.996.944 69,63

35 TRST 2012 325 280.800.000.000 377.567.787.153 2.188.129.039.119 41,88

36 2011 390 280.800.000.000 338.598.772.898 2.078.643.008.389 52,85

37 YPAS 2012 660 66.800.008.900 96.932.887.827 349.438.243.276 126,45

38 2011 680 66.800.008.900 15.777.417.692 223.509.413.900 203,30

39 CPIN 2012 3500 163.980.000.000 357.590.000.000 12.348.627.000.000 46,51

40 2011 2150 163.980.000.000 (227.556.000.000) 8.848.204.000.000 39,82

41 SIPD 2012 50 1.152.627.869.455 1.022.985.805.940 3.298.123.574.771 17,78

42 2011 54 1.152.627.869.455 693.834.609.960 2.641.602.932.160 23,82

43 TIRT 2012 69 126.471.843.750 474.070.147.745 679.649.204.257 13,54

44 2011 64 126.471.843.750 436.181.311.881 690.932.521.215 12,35

45 FASW 2012 2400 1.238.944.393.500 2.726.765.612.058 5.578.334.207.456 533,53

46 2011 4375 1.238.944.393.500 2.664.816.425.103 4.936.093.736.569 1098,65

47 SAIP 2012 250 3.599.826.466.025 560.769.927.168 1.975.958.750.400 455,74

48 2011 270 3.599.826.466.025 518.507.764.627 2.067.405.320.348 470,38

49 IMAS 2012 5250 691.319.603.000 5.944.274.735.956 17.577.664.024.361 206,82

50 2011 6400 691.319.603.000 2.851.441.603.055 12.905.429.951.184 343,06

51 INDS 2012 4200 225.000.000.000 189.119.382.695 1.664.779.358.215 567,76


(3)

53 LPIN 2012 8300 10.625.000.000 (31.710.280.533) 172.268.827.993 511,73 No Kode Tahun Close

Price

Jumlah Saham TL + I – CA TA Tobin’s Q

54 2011 2200 10.625.000.000 (35.981.218.992) 157.371.466.252 148,31

55 PRAS 2012 255 58.800.000.000 219.751.678.090 577.349.886.068 26,35

56 2011 132 58.800.000.000 204.170.277.788 580.959.607.200 13,71

57 SMSM 2012 2425 143.966.886.000 103.253.315.806 1.441.204.473.590 242,31

58 2011 1360 143.966.886.000 109.194.367.607 1.327.799.716.171 147,54

59 ARGO 2012 1000 167.778.725 1.495.948.314 1.809.813.835 93,53

60 2011 1100 167.778.725 1.238.628.993 1.709.908.215 108,66

61 ERTX 2012 325 73.156.237.000 269.949.931.000 433.414.874.000 55,48

62 2011 200 73.156.237.000 219.469.084.000 345.272.938.000 43,01

63 MYTX 2012 320 767.666.577.000 249.928.257.679 1.803.323.308.102 136,36

64 2011 225 767.666.577.000 124.794.640.750 1.848.394.822.216 93,51

65 PBRX 2012 420 76.640.305.200 217.488.112.630 2.003.097.631.825 16,18

66 2011 440 76.640.305.200 128.258.402.437 1.515.038.439.895 22,34

67 SSTM 2012 134 292.727.295.250 486.229.940.179 810.275.583.968 49,01

68 2011 180 292.727.295.250 466.113.061.799 843.450.156.961 63,02

69 BIMA 2012 300 43.000.000.000 265.060.509.277 100.100.820.531 131,52

70 2011 300 43.000.000.000 262.978.326.161 91.525.902.735 143,82

71 JECC 2012 1890 75.600.000.000 276.291.997.000 708.955.186.000 201,93

72 2011 600 75.600.000.000 238.469.890.000 627.037.935.000 72,72

73 KBLI 2012 191 655.123.510.700 (134.149.832.197) 1.161.698.219.225 107,60

74 2011 104 655.123.510.700 (84.176.325.108) 1.083.523.642.816 62,80

75 KBLM 2012 128 211.400.000.000 199.684.620.967 722.941.339.245 37,71

76 2011 114 211.400.000.000 155.753.839.194 642.954.768.386 37,72

77 SCCO 2012 4250 205.583.400.000 (148.519.363.085) 1.486.921.371.360 587,51

78 2011 3125 205.583.400.000 (53.822.564.359) 1.455.620.557.037 441,32

79 VOKS 2012 1030 415.560.259.500 (13.710.075.425) 1.698.078.355.471 252,06

80 2011 820 415.560.259.500 35.086.396.432 1.573.039.162.237 216,65

81 ADES 2012 1900 589.897.000.000 63.075.000.000 316.048.000.000 3546,51

82 2011 1010 589.897.000.000 100.432.000.000 389.094.000.000 1531,50

83 DLTA 2012 255000 16.013.181.000 (378.172.821) 745.306.835.000 5478,76

84 2011 111500 16.013.181.000 (369.955.688) 696.166.676.000 2564,72

85 ICBP 2012 8100 583.095.000.000 (2.308.871.000.000) 17.753.480.000.000 265,91

86 2011 5200 583.095.000.000 (2.437.344.000.000) 15.222.857.000.000 199,02

87 INDF 2012 5850 878.043.000.000 6.761.155.000.000 59.324.207.000.000 86,70

88 2011 4600 878.043.000.000 4.010.317.000.000 53.585.933.000.000 75,45

89 SKLT 2012 180 69.074.050.000 55.389.352.642 249.746.467.756 50,01

90 2011 140 69.074.050.000 33.452.649.079 214.237.879.424 45,29

91 ULTJ 2012 1380 577.676.400.000 (117.983.299.302) 2.420.793.382.029 329,26

92 2011 1080 577.676.400.000 293.674.967.267 2.180.516.519.057 286,26

93 GGRM 2012 56000 962.044.000.000 11.599.368.000.000 41.509.325.000.000 1298,17

94 2011 62050 962.044.000.000 3.469.089.000.000 39.088.705.000.000 1527,25

95 HMSP 2012 59000 438.300.000.000 7.480.700.000.000 26.247.527.000.000 985,51

96 2011 39000 438.300.000.000 3.088.976.000.000 19.329.758.000.000 884,48

97 RMBA 2012 590 362.000.000.000 4.235.648.000.000 6.935.601.000.000 31,41

98 2011 790 362.000.000.000 3.352.564.000.000 6.333.957.000.000 45,68

99 KAEF 2012 720 555.400.000.000 (340.567.208.388) 2.076.347.580.785 192,43

100 2011 340 555.400.000.000 (265.224.271.418) 1.794.399.675.018 105,09

101 KLBF 2012 1030 507.800.721.100 (2.279.913.211.110) 9.417.957.180.958 55,29

102 2011 680 507.800.721.100 (2.530.068.418.001) 8.274.554.112.840 41,43

103 PYFA 2012 172 53.508.000.000 4.603.077.704 135.849.510.061 67,78

104 2011 176 53.508.000.000 3.270.068.192 118.033.602.852 79,81

105 TSPC 2012 3675 225.000.000.000 (1.349.370.109.014) 4.632.984.970.719 178,18

106 2011 2550 225.000.000.000 (1.191.197.835.502) 4.250.374.395.321 134,71

107 TCID 2012 11000 100.533.333.500 (343.098.417.851) 1.261.572.952.461 876,31

108 2011 7700 100.533.333.500 (336.232.528.323) 1.130.865.062.422 684,23


(4)

110 2011 18800 76.300.000.000 4.167.977.000.000 10.482.312.000.000 137,24

111 KDSI 2012 510 202.500.000.000 31.080.318.807 570.564.051.755 181,06

112 2011 245 202.500.000.000 109.069.892.286 587.566.985.478 84,62

113 KICI 2012 270 69.000.000.000 6.703.773.487 94.955.970.131 196,27

114 2011 180 69.000.000.000 7.159.343.430 87.419.114.499 142,16

115 LMPI 2012 255 504.258.834.500 194.962.309.587 815.153.025.335 157,98


(5)

Lampiran iii

Daftar Persentase Komisaris Independen Perusahaan Manufaktur 2011-2012

No

Nama Perusahaan

Kode

2011

(%)

2012

(%)

1

Holcim Indonesia Tbk

SMCB

0,60

0,50

2

Semen Indonesia (Persero) Tbk

SMGR

0,30

0,50

3

Asahimas Flatt Glass Tbk

AMFG

0,30

0,30

4

Keramika Indonesia Assosiasi Tbk

KIAS

0,30

0,30

5

Alakasa Industrindo Tbk

ALKA

0,40

0,40

6

Alumindo Light Metal Industry Tbk

ALMI

0,40

0,40

7

Indal Aluminium Industry Tbk

INAI

0,40

0,40

8

Jaya Pari Steel Tbk

JPRS

0,50

0,50

9

Hanson International Tbk

MYRX

0,67

0,50

10

Pelangi Indah Canindo Tbk

PICO

0,20

0,30

11

Duta Pertiwi Nusantara Tbk

DPNS

0,30

0,30

12

Eterindo Wahanatama Tbk

ETWA

0,30

0,30

13

Intanwijaya Internasional Tbk

INCI

0,30

0,30

14

Indo Acidatama Tbk

SRSN

0,30

0,40

15

Alam Karya Unggul Tbk

AKKU

0,30

0,50

16

Berlina Tbk

BRNA

0,50

0,50

17

Champion Pasific Indonesia Tbk

IGAR

0,30

0,30

18

Trias Sentosa Tbk

TRST

0,50

0,50

19

Yanaprima Hastapersada Tbk

YPAS

0,33

0,33

20

Charoen Pokphand Indonesia Tbk

CPIN

0,25

0,40

21

Sierad Produce Tbk

SIPD

0,67

0,67

22

Tirta Mahakam Resources Tbk

TIRT

0,50

0,50

23

Fajar Surya Wisesa Tbk

FASW

0,33

0,33

24

Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk

SAIP

0,33

0,33

25

Indomobil Sukses Internasional Tbk

IMAS

0,43

0,43

26

Indospring Tbk

INDS

0,33

0,33

27

Multi Prima Sejahtera Tbk

LPIN

0,33

0,33

28

Prima Alloy Steel Universal Tbk

PRAS

0,33

0,33

29

Selamat Sempurna Tbk

SMSM

0,33

0,33

30

Argo Pantes Tbk

ARGO

0,40

0,40

31

Eratex Djaja Tbk

ERTX

0,33

0,50

32

Apac Citra Centertex Tbk

MYTX

0,50

0,50

33

Pan Brothers Tbk

PBRX

0,33

0,33

34

Sunson Textile Manufacturer Tbk

SSTM

0,33

0,33

35

Primarindo Asia Infrastructure Tbk

BIMA

0,50

0,67

36

Jemblo Cable Company Tbk

JECC

0,67

0,67

37

KMI Wire and Cable Tbk

KBLI

0,40

0,40

38

Kabelindo Murni Tbk

KBLM

0,33

0,33

39

Sucaco Tbk

SCCO

0,33

0,33

40

Voksel Electric Tbk

VOKS

0,40

0,40

41

Akasha Wira International Tbk

ADES

0,33

0,33

42

Delta Djakarta Tbk

DLTA

0,40

0,40

43

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

ICBP

0,38

0,38

44

Indofood Sukses Makmur

INDF

0,33

0,38

45

Sekar Laut Tbk

SKLT

0,33

0,33


(6)

No

Nama Perusahaan

Kode

2011

(%)

2012

(%)

47

Gudang Garam Tbk

GGRM

0,50

0,50

48

Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk

HMSP

0,40

0,40

49

Bentoel Internasional Investama Tbk

RMBA

0,40

0,25

50

Kimia Farma (Persero) Tbk

KAEF

0,40

0,40

51

Kalbe Farma Tbk

KLBF

0,33

0,33

52

Pyridam Farma Tbk

PYFA

0,33

0,33

53

Tempo Scan Pacific Tbk

TSPC

0,67

0,50

54

Mandom Indonesia Tbk

TCID

0,40

0,40

55

Unilever Indonesia Tbk

UNVR

0,80

0,80

56

Kedawung Setia Industrial Tbk

KDSI

0,50

0,50

57

Kedaung Indah Can Tbk

KICI

0,33

0,33


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 179 88

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Property dan Real Estaate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010 - 2013

1 70 119

Pengaruh Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 56 110

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 35 155

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011.

0 0 15

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011.

0 3 20

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

0 1 14

Pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan (studi empiris di perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

0 0 97

ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 18

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 14