Pertanian Organik Tinjauan Pustaka

berwarna hijau keputih-putihan, serta tangkai daun panjang dan bersayap Rukmana, 1994. Bunga pada tanaman cabai terdapat pada ruas daun dan jumlahnya bervariasi antara 1-8 bunga tiap ruas tergantung pada spesiesnya. Capsicum annuum mempunyai satu bunga tiap ruas. Sedangkan cabai rawit Capsicum frutescens mempunyai 1-3 bunga tiap ruas. Ukuran ruas tanaman cabai bervariasi dari pendek sampai panjang. Makin banyak ruas makin banyak jumlah bunganya, dan diharapkan semakin banyak pula produksi buahnya. Buah cabai bervariasi antara lain dalam bentuk, ukuran, warna, tebal kulit, jumlah rongga, permukaan kulit dan tingkat kepedasannya. Berdasarkan sifat buahnya, terutama bentuk buah, cabai besar dapat digolongkan dalam tiga tipe, yaitu : cabai merah, cabai keriting dan cabai paprika Prajnanta,1999 . Menurut Nawangsih, dkk 1999 Umur cabai sangat bervariasi tergantung jenis cabai. Tanaman cabai besar dan keriting yang ditanam di dataran rendah sudah dapat dipanen pertama kali umur 70 – 75 hari setelah tanam. Sedangkan waktu panen di dataran tinggi lebih lambat yaitu sekitar 4 – 5 bulan setelah tanam. Panen dapat terus-menerus dilakukan sampai tanaman berumur 6 – 7 bulan. Pemanenan dapat dilakukan dalam 3 – 4 hari sekali atau paling lama satu minggu sekali.

2.1.2 Pertanian Organik

Pertanian organik adalah proses budidaya yang tidak menggunakan asupan bahan kimia sintetik seperti pupuk, pestisida, herbisida dan hormon pertumbuhan. Pertanian organik juga tidak menggunakan rekayasa genetik GMO. Dengan 11 Universitas Sumatera Utara demikian, pertanian organik merupakan pertanian yang memperhatikan kelestarian lingkungan. Sistem pertanian organik adalah sistem produksi holistik dan terpadu, mengoptimalkan kesehatan dan produktifitas agroekosistem secara lamai serta mampu menghasilakn pangan dan serat yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan Direktorat Jenderal holtikultura, 2008. World Trade Organization WTO, membuat beberapa kategori produk pertanian. Pertama wild product, yakni produk tumbuh-tumbuhan yang langsung diambil dari alam liar hutan. Kedua, traditional product, yakni produk tumbuh- tumbuhan yang dibudidayakan secara tradisional. Misalnya padi ladang. Ketiga, conventional product, yakni produk pertanian biasa, yang proses budidayanya menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Keempat healthy product, yakni produk pertanian yang masih menggunakan pupuk dan pestisida kimia, terapi dosisnya sangat dibatasi. Kelima organic product, yakni hasil pertanian organik. Menurut Balai Pengkajian Pertanian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan 2012 Prinsip dasar pertanian organik yang dirumuskan oleh IFOAM, International Federation of Organic Agriculture Movements IFOAM, 1992 tentang budidaya tanaman organik harus memenuhi persyaratan – persyaratan sebagai berikut : 1. Lingkungan Lokasi kebun harus bebas dari kontaminasi bahan-bahan sintetik. Karena itu pertanaman organik tidak boleh berdekatan dengan pertanaman yang memakai pupuk buatan, pestisida kimia dan lain-lain yang tidak diizinkan. Lahan yang sudah tercemar intensifikasi bisa digunakan namun perlu konversi selama 2 tahun dengan pengelolaan berdasarkan prinsip pertanian organik. 12 Universitas Sumatera Utara 2. Bahan Tanaman Varietas yang ditanam sebaiknya yang telah beradaptasi baik di daerah yang bersangkutan, dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. 3. Pola Tanam Pola tanam hendaknya berpijak pada prinsip-prinsip konservasi tanah dan air, berwawasan lingkungan menuju pertanian berkelanjutan. 4. Pemupukan dan Zat Pengatur Tumbuh ZPT bahan organik sebagai pupuk adalah sebagai berikut : - Berasal dari kebun atau luar kebun yang diusahakan secara organik - Kotoran ternak, kompos sisa tanaman, pupuk hijau, jerami, mulsa lain, urin ternak, sampak kota kompos dan lain-lain bahan organik asalkan tidak tercemar bahan kimia sintetik atau zat-zat beracun. - Pupuk buatan mineral - Urea, ZA, SP36TSP dan KCl, tidak boleh digunakan - K2SO4 Kalium Sulfat boleh digunakan maksimal 40 kgha; kapur, kieserite, dolomite, fosfat batuan boleh digunakan. - Semua zat pengatur tumbuh tidak boleh digunakan 5. Pengelolaan Organisme Pengganggu - Semua pestisida buatan kimia tidak boleh digunakan, kecuali yang diizinkan dan terdaftar pada IFOAM - Pestisida hayati diperbolehkan 13 Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Vertikultur