Distribusi Sampel Berdasarkan Luas Pekarangan Distribusi Sampel Berdasarkan Umur Distribusi Sampel Berdasarkan Pengalaman Bertani

produksi 5.765 ton. Sedangkan komoditas dengan produktivitas tertinggi adalah terong dengan produktivitas sebesar 90.040 kwha. 4.2. Karakteristik Sampel 4.2.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Jumlah Komoditi Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah petani yang menanam sayuran dengan jenis sawi, bayam, kangkung, cabai, terong, dan timun. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 25 orang petani sayuran organik vertikultur. Masing-masing petani sampel mengusahakan 2-5 jenis komoditi pada pekarangannya. Tabel 12 menunjukkan bahwa ada 48 petani yang mengusahakan tiga jenis komoditi sayuran organik vertikultur pada pekarangannya. Distribusi sampel berdasarkan jumlah komoditi yang diusahakan dapat dilihat Tabel 12. Tabel 12. Distribusi Sampel Berdasarkan Jumlah Komoditi No Jumlah Komoditi Jumlah Orang Presentase Yang Ditanam 1 4 6 24 2 3 12 48 3 2 7 28 Jumlah 25 100 Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 1, 2012

4.2.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Luas Pekarangan

Lahan pekarangan yang sempit di daerah perkotaan merupakan ide dasar diterapkanya pertanian vertikultur sehingga dapat dilakukan pemnfaatan lahan pekarangan secara efisien. Distribusi petani berdasarkan luas lahan dapat dilihat pada Tabel 13. Universitas Sumatera Utara Tabel 13. Distribusi Sampel Berdasarkan Luas Pekarangan No Luas LahanM 2 Frekuensi Presentase 1 100 5 20 2 50-100 8 32 3 ≤ 50 12 48 Jumlah 25 100 Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 1, 2012 Tabel 13 menunjukkan bahwa mayoritas luas lahan pekarangan petani sampel sangat kecil ≤ 50 m 2 atau sebesar 48 . Secara umum petani belum mengusahakan sayuran organik vertikultur dalam skala yang besar. Hal ini terjadi karena penanaman sayuran organik vertikultur memang hanya untuk pemanfaatan pekarangan untuk pemenuhan gizi rumah tangga.

4.2.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Umur

Sampel dalam penelitian ini memiliki rentang umur 26 – 60 tahun. Rata-rata petani sampel adalah usia produktif, secara umum memiliki rentang umur 15-49 tahun. 72 dari petani sampel adalah petani berusia produktif. Distribusi sampel berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur No UmurTahun Frekuensi Presentase 1 15-49 18 72 2 50-64 7 28 Jumlah 25 100 Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 1, 2012

4.2.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Pengalaman Bertani

Pengalaman dapat menentukan bagaimana petani mengelola usahataninya. Secara umum semakin lama pengalaman bertani maka semakin baik pengelolaan usahataninya. Universitas Sumatera Utara Tabel 15. Distribusi Sampel Berdasarkan Pengalaman Bertani No Pengalaman Tahun Frekuensi Presentase 1 0-5 20 80 2 6-10 2 8 3 ≥10 3 12 Jumlah 25 100 Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 1, 2012 Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas petani sampel memiliki pengalaman bertani yang masih singkat. Sebesar 80 petani sampel memiliki hanya pengalaman bertani 0-5 tahun dan hanya 12 petani sampel yang memiliki pengalaman bertani diatas 10 tahun. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan petani responden di daerah penelitian, diketahui bahwa ada 6 jenis komoditi sayuran yang dibudidayakan secara organik vertikultur. Setiap petani membudidayakan 2-4 jenis tanaman.

5.1 Biaya Produksi, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Sayuran

Organik Vertikultur di Kecamatan Medan Marelan 5.1.1 Biaya Produksi Usahatani Sayuran di Kecamatan Medan Marelan Biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani dalam usahatani sayuran organik vertikultur ini adalah biaya bibit, pupuk, peralatan dan tenaga kerja. Karena usahatani ini bukanlah profit oriented, namun lebih kepada pemenuhan gizi untuk rumah tangga dengan memanfaatkan lahan pekarangan yang awalnya tidak termanfaatkan. Maka usahatani ini masihlah dalam skala yang sangat kecil sehingga biaya usahatani juga relatif kecil. Rata-rata petani melakukan pembelian bibit secara berkelompok antara 6 sampai 10 orang, dalam setiap pembelian bibit biaya pembelian bibit perbungkusnya dibagi kepada 6 sampai 10 orang sehingga biaya pembelian bibit menjadi relatif murah. Karena usahatani ini dilakukan secara organik, maka petani hanya menggunakan pupuk kandang yang dibeli ditoko saprodi yang tidak jauh dari lokasi usahatani. Penggunaan pupuk kandang juga relatif kecil, rata-rata petani menggunakan pupuk kandang sebanyak 63,6 kgtahun. Petani tidak menggunakan pupuk kimia ataupun pestisida kimia. Pencegahan terhadap hama dan penyakit Universitas Sumatera Utara