perlahan-lahan akan kehilangan baseline operasinya. Maka beralasan
mengasumsikan bahwa efek yang sama akan muncul pada sistem saraf pusat sebab penggunaan berlebihan pada beberapa area tertentu otak dapat secara mudah
membuat area-area ini tidak seimbang dengan sistem saraf yang lainnya Guyton, 2005.
Kita dapat mempostulatkan bahwa secara prinsip, nilai tidur adalah mengembalikan keseimbangan alami pusat saraf. Fungsi psikologis spesifik tidur
tetaplah merupakan sebuah misteri, dan mereka adalah subjek penelitian selanjutnya Guyton, 2005.
2.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur
Kualitas tidur secara langsung mempengaruhi kualitas aktivitas saat terjaga, termasuk kewaspadaan mental, produktivitas, keseimbangan emosi, kreativitas, tanda
vital fisik dan bahkan berat badan Smith, 2012. Oleh sebab itu, kualitas tidur hendaklah dijaga agar tetap baik.
Kualitas tidur sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah kuantitas tidur yang cukup, keadaan kamar tidur, ada tidaknya stres, ada tidaknya
masalah psikologis seperti depresi, stres, schizophernia, dan lain-lain, aktivitas yang dilakukan saat siang hari, obat dan makanan yang dikonsumsi saat siang hari
dan lainnya. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kualitas tidur yang buruk Robotham,
2011; Mote, 2010: • Gangguan tidur, terutama Insomnia ketidakmampuan untuk tidur baik mulai
tidur ataupun tetap tidur dalam periode beberapa hari • “Sleep debt” yang terlalu banyak hingga terdapat kelelahan fisik dan mental
yang disertai dengan iritabilitas • Hidung tersumbat
• Osteoporosis • Diabetes
• Stres yang berkelanjutan menjadi depresi
Universitas Sumatera Utara
• Mimpi buruk dapat karena trauma pada masa kecil ataupun depresi berkepanjangan
• Kafein menstimulasi CNS, meingkatkan frekuensi detak jantung dan sekresi adrenalin dan menekan sekresi melatonin
• Alkohol membantu individu tidur namun mengganggu kualitas tidur dengan efek diuretiknya
• Nikotin membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memasuki tahap-tahap tidur dan tortal waktu tidur yang kurang sekitar 14 menit berkurang setiap
malamnya • Mengonsumsi gula sintesis dalam jumlah besar.
Beberapa faktor yang dapat memperbaiki kualitas tidur Robotham, 2011; Soong, 2011:
• Mengonsumsi sedikit makanan ringan agar perut tidak kosong • Mengonsumsi makanan yang mungkin dapat memberikan efek mengantuk.
Contoh : o
Nasi dan gandum mengandung sedikit melatonin yang meningkatkan keinginan untuk tidur
o Produk olahan susu, mengandung asam amino tryptophan, membantu
dalam produksi melatonin • Olahraga yang teratur terutama pada pagi-siang hari, seperti jogging atau
bersepeda ringan • Mengondisikan kamar tidur hingga nyaman. Misalnya, ruang tidur
dikondisikan tenang, remang atau gelap, hangat, ventilasi baik, kasur dan peralatannya yang sesuai dengan kesenangan individu.
• Kebersihan ruangan dan diri individu sendiri saat tidur • Posisi tidur yang nyaman. Umumnya adalah posisi miring ke kanan.
• Hipnotis dan obat-obatan temazepam, benzodiazepine. Namun, dapat terjadi
ketergantungan, fisikal dan psikologikal ataupun withdrawal symptoms kecemasan, depresi dan mual ataupun efek samping lainnya. Sehingga The
Universitas Sumatera Utara
National Institure for Health and Clinical Excellence menyarankan cara tersebut hanya dipakai sebagai jalan terakhir setelah cara-cara lain telah
dicoba dan gagal dengan waktu maksimum 2-4 minggu.
2.7. SISTEM LIMBIK 2.7.1 Anatomi Sistem Limbik