Definisi Tidur TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Tidur

Tidur bukanlah sebuah pilihan dalam lifestyle, namun merupakan kebutuhan seperti bernapas, makan dan minum. Walaupun tidur sering dipandang sebagai keadaan dimana tubuh tidak aktif, sebenarnya tidur merupakan keadaan aktif, penting dan involunter, dimana tanpanya kita tidak dapat berfungsi secara efektif. Tidur bukan sekadar keadaan tidak terjaga, karena pada stadium tertentu, penyerapan oksigen oleh otak lebih tinggi dari normal Robotham, 2011 ; Sherwood, 2001. Secara primer, tidur memiliki peran tersendiri bagi otak. Tidur menyediakan waktu bagi otak untuk pulih kembali dan beregenerasi. Selama tidur, otak dapat memproses informasi, memperkuat memori, mengelompokkan informasi yang telah ada dan memberikan kesempatan bagi kita untuk belajar dan berfungsi secara efektif pada siang hari Robotham, 2011. Tidur juga mempengaruhi kemampuan kita dalam menggunakan bahasa, mempertahankan konsentrasi, memahami apa yang kita baca, dan menyimpulkan apa yang kita dengarkan. Selain itu, tidur juga mempengaruhi sistem imun tubuh Robotham, 2011. Pada manusia, jumlah jam yang diperlukan seseorang untuk tidur berbeda-beda, tergantung pada faktor-faktor tertentu dan usia mereka. Pada neonatus, waktu yang dibutuhkan rata-rata 15-18 jam dan waktu tidur mereka tidak dipengaruhi oleh siklus pagi dan malam yang disebabkan oleh ketiadaan “circadian ryhthm”. Waktu tersebut akan berkurang hingga 13-14 jam setelah satu tahun. Remaja memerlukan waktu tidur lebih lama daripada orang dewasa, yang dimungkinkan oleh perubahan fisiologis yang sedang terjadi pada tubuhnya Robotham, 2011; Benaroch, 2012. Bayi dengan usia 1-12 bulan memerlukan waktu tidur 14-15 jam per hari. Mereka masih tidur siang sebanyak 2-3 kali sehari dengan waktu tidur yang mulai diarahkan agar memiliki pola kebiasaan yang baik Benaroch, 2012. Universitas Sumatera Utara Balita usia 1-3 tahun memerlukan waktu tidur 12-14 jam per hari. Walaupun masih tidur siang, mereka hanya tidur siang sekali sehari dan tidak lagi tidur siang pada pagi hari Benaroch, 2012. Balita usia 3-5 tahun dan anak usia 6 tahun memerlukan waktu tidur 10-12 jam per hari. Waktu tidur siang mereka makin lama makin sedikit dan umumnya pada usia 5 tahun, anak tidak lagi tidur siang Benaroch, 2012. Anak usia 7-12 tahun memerlukan waktu tidur 10-11 jam per hari. Pada usia tersebut, aktivitas sehari-hari membuat mereka tidur makin larut dan rata-rata hanya tidur sekitar 9 jam Benaroch, 2012. Remaja usia 12-18 tahun memerlukan waktu tidur 8-9 jam per hari. Waktu tidur masih berperan penting bagi kesehatan seperti pada masa kanak-kanak mereka. Walaupun ditemukan bahwa banyak remaja memerlukan waktu tidur yang mungkin lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya, tuntutan sosial membuat mereka sulit mendapatkan waktu dan kualitas tidur yang sesuai Benaroch, 2012. Saat seseorang mencapai tahap dewasa, mereka cenderung memerlukan waktu tidur 7-8 jam per hari. Sedangkan lansia cenderung memerlukan waktu 6-7 jam per hari dengan tidur siang yang lebih sering pada siang hari. Waktu untuk tidur pada orang dewasa kebanyakan bervariasi dari tiap orang ke orang, dan umumnya berkisar antara 5-11 jam Robotham, 2011. Kurang tidur dapat mengakibatkan dampak negatif. Saat kita terjaga, kita menyimpan suatu keadaan yang disebut ‘sleep debt’ yang dapat diganti hanya melalui tidur. Hal ini diatur oleh suatu mekanisme dalam tubuh yang disebut sebagai “sleep homeostat”, yang mengatur keinginan kita untuk tidur. Jika jumlah ‘sleep debt’ besar, maka “sleep homeostat” akan memberitahukan pada kita bahwa kita perlu tidur lebih banyak Robotham, 2011. Pada keadaan yang sehat, ‘sleep debt’ ini akan diganti pada malam hari secara perlahan-lahan. Namun ‘sleep debt’ tersebut juga dapat ditumpuk dan diganti secara perlahan-lahan dalam waktu berminggu-minggu ataupun berbulan-bulan. Contoh, jika kita bergadang untuk beberapa hari berturut-turut, maka kita perlu mengganti ‘sleep debt’ dalam waktu dekat yang akan datang. Menariknya, untuk orang-orang dengan “bipolar disorder”, keadaan mania yang diasosiasikan dengan kurangnya Universitas Sumatera Utara persepsi keperluan untuk tidur. Namun, walaupun terdapat persepsi seperti ini, seseorang tersebut tetap menumpuk “sleep debt” yang perlu diganti Robotham, 2011.

2.2. Pola Tidur