II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ruang Lingkup Kebakaran Hutan
Brown dan Davis 1973 mengemukakan bahwa kebakaran hutan adalah pembakaran yang tidak tertahan dan terjadi dengan tidak disengaja atau tidak
direncanakan pada areal tertentu yang menyebar secara bebas serta mengkonsumsi bahan bakar yang tersedia di hutan seperti serasah, rumput, cabang kayu yang
sudah mati, patahan kayu, tunggul dan pohon-pohon yang masih hidup. Selanjutnya konsep kebakaran hutan dikenal dengan segitiga api Fire Triangle
yang terdiri dari bahan bakar, sumber panas dan oksigen. Syaufina 2008 mendefinisikan kebakaran hutan sebagai kejadian dimana
api melahap bahan bakar bervegetasi yang terjadi di dalam kawasan hutan yang menjalar secara bebas tidak terkendali sedangkan kebakaran lahan terjadi di
kawasan non hutan. Kebakaran hutan adalah suatu keadaan dimana hutan dilanda api sehingga
mengakibatkan kerusakan hutan dan atau hasil hutan yang menimbulkan kerugian ekonomis dan atau nilai lingkungan Pasal 1 Peraturan Menteri Kehutanan
Permenhut No P. 12Menhut-II2009 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan. Pengendalian kebakaran hutan adalah semua usaha, pencegahan,
pemadaman, pengananan pasca kebakaran hutan dan penyelamatan. Pasal 1 Permenhut No P. 12Menhut-II2009 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan.
Kegiatan Pengendalian Kebakaran meliputi pencegahan, pemadaman dan penanganan pasca kebakaran. Pasal 20 ayat 1 PP No. 45 Tahun 2004 tentang
Perlindungan Hutan. Titik Panas hotspot adalah indikator kebakaran hutan yang mendeteksi
suatu lokasi yang memiliki suhu relatif lebih tinggi dibandingkan dengan suhu disekitarnya. Pasal 1 Permenhut No P. 12Menhut-II2009 tentang Pengendalian
Kebakaran Hutan Hotspot
dapat dideteksi dengan teknologi Advanced Very High Resolution Radiometer
AVHRR yang dimiliki oleh satelit NOAA. Sensor AVHRR akan melakukan pengambilan data setiap hari pada luasan piksel terkecil 1km
2
dengan suhu tertentu yang telah ditetapkan Albar, 2009.
8
2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebakaran Hutan di Indonesia Aktivitas Manusia