8
2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebakaran Hutan di Indonesia Aktivitas Manusia
Suratmo 2003 mengemukakan penyebab utama kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kalimantan dan Sumatera hampir seluruhnya dipengaruhi
faktor manusia, baik akibat kelalaian maupun kesengajaan. Penyebab kebakaran hutan dan lahan di Indonesia terdiri dari dua faktor
yaitu faktor alam antara lain petir, letusan gunung berapi atau potensi batu bara yang terbakar berupa dan faktor manusia baik yang sengaja maupun tidak sengaja.
Menurut penelitan hampir 100 kebakaran hutan dan yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh faktor kesengajaan manusia akibat adanya kegiatan pembukaan
lahan Syaufina, 2008 Menurut Asian Development Bank tahun 19971998, kebakaran hutan
disebabkan oleh 99 perbuatan manusia dan 1 faktor alam. Yang disebabkan perbuatan manusia dapat dikelompokan sebagai berikut : puntung rokok 35,
kecerobohan 25, konversi lahan 13, perladangan 10, pertanian 7, kecemburuan sosial 6, kegiatan transmigrasi 13 Sumantri, 2007
Pada beberapa daerah masyarakat sengaja membakar hutan untuk memperluas lahan garapan dengan cara membakar. Menurut Anderson, et. al
1999, pembakaran hutan yang dilakukan oleh petani lebih dilatarbelakangi oleh faktor sosial ekonomi yang sangat erat dengan konsep penguasaan lahan oleh
masyarakat dimana pemilikan lahan sangat kecil atau tidak memiliki lahan akan membuka lahan baru atau bekerjasama dengan pendatang atau koperasi.
Young and Ronald 1990 mengemukakan bahwa kebakaran hutan akan semakin meningkat dengan meningkatnya jumlah pendatang baru, dan peladang
ini akan membuka hutan secara cepat dengan melakukan pembakaran hutan. Selain itu membakar lahan juga dianggap dapat meningkatkan kesuburan
tanah, walaupun sebenarnya hanya bersifat sementara saja dan malah merusak tanah itu sendiri. Menurut Hardjanto 1998, pembakaran yang dilakukan oleh
petani dilakukan dengan tujuan menambah kesuburan tanah dan setiap keluarga hanya mampu membakar + 1 hatahun.
Keterkaitan masyarakat dengan hutan telah berlangsung lama, karena hutan banyak memberikan manfaat bagi kehidupan. Menurut Yuadji 1981
9
Faktor sosial ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap kemampuan daya dukung lingkungan suatu kawasan. Semakin tinggi jumlah penduduk di suatu
daerah, maka gangguan kerusakan hutan akan semakin tinggi. Faktor pendorong terjadinya kebakaran hutan di Riau adalah pertambahan
jumlah penduduk yang cukup tinggi, lapangan kerja, dan kesempatan kerja yang terbatas, kurangnya pembinaan terhadap masayarakat di sekitar hutan dan tidak
adanya sanksi adat yang diberikan kepada masyarakat di sekitar hutan Mangandar, 2000
Pembukaan lahan dengan cara membakar juga dianggap lebih murah cepat dan efisien. Menurut KLH 1998 biaya pembukaan lahan hutan dengan cara
membakar hanya memerlukan seperempat dari biaya pembukaan lahan tanpa bakar PLTB artinya tidak ada insentif ekonomi bagi perusahaan untuk
melakukan pembukaan lahan tanpa bakar. Pembukaan lahan dengan pembakaran hanya memerlukan waktu 28 HOK Hari Orang Kerja, sementara PLTB secara
mekanis untuk hutan primer membutuhkan 80 HOK dtambah 12 jam kerja traktor dan 53 HOK ditambah 10 jam kerja traktor bagi hutan sekunder.
Faktor utama penyebab kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat adalah aktivitas manusia yang dipengaruhi jarak dari kota, penggunaan lahan, dan
faktor biofisik ynag dipengaruhi oleh tutupan lahan Kayoman, 2008
Faktor Lingkungan Biofisik
Terdapat tiga tipe bahan bakar yaitu 1. bahan bakar bawah terdiri atas duff, akar, gambut; 2. Bahan bakar permukaan yaitu serasah, ranting, kulit kayu dan
cabang pohon yang belum terurai, rumput, tumbuhan bawah, anakan dan semai; 3. Bahan bakar tajuk yaitu bahan bakar hidup maupun yang sudah mati yang
menutui kanopi dan menyebar setinggi 1,2 meter dari tanah Brown dan Davis, 1973
Unsur-unsur yang mempengaruhi perilaku api yaitu bahan bakar, iklimcuaca dan Topografi. Bahan bakar menentukan ketersediaan energi
maksimum, sususnannya menentukan aerasi dan penjalaran api, distribusi dan ukuran mempengaruhi kemudahan nyala, serta ada tifdaknya kandungan kimia
yang memepercepat nyala api. IklimCuaca menentukan jumalah bahan bakar
10
yang tersedia, kerasnya musim kebakaran, mengatur kadar air dan flamibilitas bahan bakar mati dan mempengaruhi proses penyalaan Syaufina, 2008.
Terdapat 4 faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku api yaitu cuaca, bahan bakaran, topografi dan waktu. Faktor cuaca antara lain suhu yang
tinggi, kecepatan angin yang tinggi, kelembaban relatif yang rendah dan curah hujan. Curah hujan yang tinggi namun pendek tidak akan meningkatkan
kelembaban bahan bakar, sedangkan curah hujan rendah dalam waktu panjang akan menyerap air lebih banyak..
Faktor topografi antara lain kemiringan lereng, bentang alam dan Aspek. Semakin curam lereng semakin cepat api akan menjalar karena nyala api lebih
dekat dengan bahan bakar, aliran angin biasanya menuju puncak, udara yang terpananskan akan menambah kecepatan angin dan bara api akan jatuh ke bawah
sehingga menimpa bahan bakar baru. Bentang alam berpengaruh terhadap pola angin setempat yang dapat menjadi penghalang dan merubah aliran udara yang
akan menyebabkan turbulensi. Aspek adalah arah menghadapnya lereng terhadap penyinaran matahari. Biasanya lereng yang pertama kali mendapat penyinaran
matahari akan mempengaruhi cuaca setempat seperti suhu, kelembaban dan arah angin.
Bahan bakaran dipengaruhi oleh kadar air, ukuran, susunan, volume dan kandungan resin. Semakin rendah kelembaban suatu bahan bakar semakin cepat
api akan menjalar. Semakin kecil ukuran bahan bakar semakin cepat terbakar. Susunan bahan bakar terkait dengan pola kesinambungan bahan bakar apakah ada
penghambat penjalaran api. Volume terkait dengan kuantitas kebakaraan, semakin banyak bahan bakar terbakar maka semakin tinggi intensitasnya. Bahan bakar
yang mengandung resin akan mempercepat proses penyalaan dan keawetan untuk menyala.
Terkait dengan waktu, periode kritis terjadinya kebakaran adalah Pukul 10.00 sampai 18.00, setelah jam 10 penyinaran matahari menyebabkan temperatur
meningkat sehingga kelembaban turun dan kecepatan angin meningkat sehingga menyebabkan kadar air bahan akar menurun. Sumantri, 2007
Faktor biofisik yang mempengaruhi kebakaran hutan dan lahan di Sub DAS Kapuas Tengah Kalimantan Barat adalah vegetasi halus seperti rumput,
11
alang-alang, semak yang biasanya memiliki kerapatan vegetasi sedang Arianti, 2006. Sementara Samsuri 2008 mengemukakan bahwa faktor-faktor utama
penyebab kebakaran hutan dan lahan adalah tipe sistem lahan, tutupan lahan, tipe tanah dan fungsi kawasan.
2.3. Kebijakan dan Ruang Lingkup Pengendalian Kebakaran Hutan