Kebijakan Penetapan Daerah Rawan Kebakaran Hutan di Provinsi Kalimantan Barat

18 Pada pasal 15 dinyatakan bahwa penananggung jawab usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 wajib melakukan pemantauan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan di lokasi usahanya dan melaporkan hasilnya secara berkala sekurang-kurangnya 6 enam bulan sekali yang dilengkapi dengan data penginderaan jauh dari satelit kepada GubernurBupatiWalikota dengan tembusan kepada instansi teknis dan instansi yang bertanggung jawab. Pada pasal 17 disebutkan bahwa setiap orang berkewajiban menanggulangi kebakaran hutan dan atau lahan di lokasi kegiatannya. Selanjutnya pada pasal 18 ayat 1 dijelaskan bahwa setiap penanggung jawab usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 bertanggung jawab atas terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan di lokasi usahanya dan wajib segera melakukan penanggulangan kebakaran hutan dan atau lahan di lokasi usahanya. Pada Pasal 20 Setiap orang yang mengakibatkan terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan wajib melakukan pemulihan dampak lingkungan hidup. Pasal 21 diuraikan mengenai hal pemulihan lingkungan akibat kebakaran lahan oleh penanggung jawab usaha. Pada ayat 1 dinyatakan bahwa setiap penanggung jawab usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 wajib melakukan pemulihan dampak lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan atau lahan di lokasi usahanya.

2.8. Kebijakan Penetapan Daerah Rawan Kebakaran Hutan di Provinsi Kalimantan Barat

Ada beberapa kebijakan daerah terkait masalah pengendalian kebakaran hutan dan lahan Provinsi Kalimantan Barat yaitu : Peraturan Daerah Perda Provinsi Kalimantan Barat Nomor 6 Tahun 1998 tentang Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran Hutan dan Lahan, Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 164 Tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi Pusat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Daerah Pusdalkarhutlada Provinsi Kalimantan Barat, Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 311 Tahun 2002 tentang Pembentukan Tim Yustisi Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Kalimantan Barat, Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 267 Tahun 19 2003 Tentang Pembentukan Tim Action Plan Sterilisasi Kawasan Bandara Supadio dari asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan, Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Pos Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana AsapKebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Kalimantan Barat. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 6 Tahun 1998 menjelaskan mengenai usaha pencegahan kebakaran hutan dan lahan, kewajiban bagi masyarakat dan badan usaha untuk bersikap hati-hati dan waspada serta berusaha mencegah dan menghindari kegiatan yang dapat menyebabkan karhutla, kewajiban bagi badan usaha untuk melakukan upaya pencegahna karhutla di areal kerjanya, kewajiban instansi pemerintah, badan usaha dan masyarakat, organisasi beserta tugas dan fungsinya, ketentuan pidana serta ketentuan proses penyidikan. Organisasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang dimaksud pada Perda ini terdiri atas : 1. Pusat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Daerah Tingkat I, yang selanjutnya disingkat Pusdalkarhutla berkedudukan di kantor Gubernur Kepala Daerah 2. Pos Komando Pelaksana Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Daerah Tingkat II, yang selanjutnya disingkat Poskolakdalkarhutla berkedudukan di kantor bupatiwalikotamadya 3. Satuan Pelaksana Pengendalian Kebakaran Hutan Lahan, yang selanjutnya disingkat satlakdalkarhutla berkedudukan di kantor kecamatan. Selanjutnya pada pasal 18 diatur mengenai ketentuan pidana bagi pelanggaran terhadap Perda ini diancam dengan kurungan selama-lamanya 6 enam bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 50.000,- lima puluh ribu rupiah dapat juga diancam dengan pidana sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Dalam Keputusan Gubernur Propinsi Kalimantan Barat No. 164 Tahun 2002 ini dinyatakan bahwa untuk mewujudkan pelaksanaan pencegahan dan penggulangan kebakaran hutan dan lahan secara terpadu, terarah, terkoordinir, efisien, efektif dan mencapai sasaran dibentuk organisasi Pusat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Daerah Pusdalkarhutlada yang berkedudukan di kantor Gubernur Kalimantan Barat. Sedangkan Pos Komando Pelaksana 20 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Daerah Poskolakdalkarhutlada berkedudukan di kantor BupatiWalikota. Selanjutnya Satuan Pelaksanaan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Satlakdalkarhutla berkedudukan di Kantor Kecamatan. Pusdalkarhutlada dibantu oleh Sekretariat yang dipimpin oleh Sekretaris yang berkedudukan di kantor Bapedalda Provinsi Kalimantan Barat. Susunan organisasi pos tanggap darurat dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Susunan organisasi Pusdakarhutlada Keputusan Gubernur Propinsi Kalimantan Barat No. 164 Tahun 2002 1. Penanggung jawab : Gubernur 2. Ketua : Wakil Gubernur 3. Wk. Ketua I : Kapolda 4. Wk. Ketua II : Komandan Korem 121 ABW 5. Wk. Ketua III : Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat 6. Sekretaris : Kepala Bapedalda 7. Penanggung jawab Sektor Kehutanan selaku Ketua Pelaksana Harian pada ArealKawasan Hutan : Kepala Dinas Kehutanan 8. Penanggung jawab Sektor Perkebunan Ketua Pelaksana Harian pada ArealKawasan Perkebunan : Kepala Dinas Perkebunan 9. Penanggung jawab Sektor Pertanian Ketua Pelaksana Harian pada ArealKawasan Pertanian : Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan 10. Penanggung jawab Sektor Kehewanan dan Peternakan Ketua Pelaksana Harian pada ArealKawasan Peternakan : Kepala Dinas Kehewanan dan Peternakan 11. Penanggung jawab Sektor Tenaga Kerja dan kependudukan : Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Kependudukan 12. Penanggung jawab Sektor Energi dan Sumberdaya Mineral Ketua Pelaksana Harian pada ArealKawasan pertambangan : Kepala Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral 13. Penanggung jawab Sektor Kesehatan Ketua Pelaksana Harian bidang kesehatan : Kepala Dianas Kesehatan Prov. Kalimantan Barat 14. Anggota-anggota : - Danlanud Soepadio Pontianak - Kepala Badan informasi Daerah - Kepala Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Kepala Dinas Kimpraswil Kepala Dinas Sosial Kepala UPT Penaggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan, Dishut - Kepaka BMG Pontianak - Kepala Biro Umum Setda Pusdalkarhutlada mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut : 21 1. Menetapkan kebijaksanaan dan langkah yang akan diambil dalam rangka pencegahan dan penggulangan kebakaran hutan dan lahan; 2. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran utan dan lahan secara terpadu di tingkat daerah; 3. Memberikan bimbingan dan pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan pencegahan dan penaggulangan kebakaran hutan dan lahan; 4. Melakukan koordinasi dengan satuan kordinasi pelaksana penanggulangan bencana alam dan penaganan pengungsi yang selanjutnya disingkat satkorlak PBP yang telah ada; 5. Melaksanakan dan melaporkan tugas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Provinsi kepada Gubernur Kalimantan Barat yang selanjutnya melaporkan kepada Pemerintah Pusat. Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 24 Tahun 2009 berisi tentang penunjukan personil dalam penugasan pada pos tanggap darurat penanggulangan bencana asapkebakaran hutan dan lahan. Selain itu peraturan ini juga berisi mengenai tugas pos tanggap darurat tersebut yaitu 1 menetapkan langkah dan putusan yang tepat, cepat dan cermat dalam peanggulangan bencana yang terjadi dengan mengedepankan koordinasi, sinkronisasi dan integrasi; 2. pos tanggap darurat yang ditetapkan akan dilengkapi dengan personil pendukung melalui keputusan Kepala Badan Penanggulangan Bencanan Daerah Provinsi Kalimantan Barat, 3 menyampaikan laporan kepada Gubernur Kalimantan Barat. Selanjutnya Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 103 Tahun 2009 tentang Prosedur Tetap Protap Mobilisasi Sumberdaya Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Kalimantan Barat berisi tentang ketentuan yang harus dilaksanakan dalam pengendalian kebakaraan hutan khususnya dalam hal mobilisasi sumberdaya. Pada lampirannya terdapat semua prosedur yang harus dilakukan mulai dari prosedur administrasi, prosedur yang harus dilakukan dalam melakukan mobilisasi sumberdaya dalam rangka pengendalian kebakaran hutan baik prosedur administrasi, mobilisasi sumberdaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan, penanganan pasca kebakaran dan organisasi yang terkait. Protap ini disusun atas kerjasama Pemda dalam hal ini UPT Pengendalian Kebakaran Hutan 22 Dinas Kehutanan Provinsi dan Balai KSDA Kalimantan Barat. Protap ini cukup mengakomodir dan secara rinci memberikan alur proses mobilisasi sumberdaya baik pada kawasan hutan maupun lahan.

2.9. Kaitan Sistem Informasi Geografis SIG dengan Kebakaran Hutan