Jenis dan Sumber Data Teknik Pengolahan dan Analisis Data Analisis Kelayakan Pengolahan Fillet Ikan

29 bersih, es, sarana parasarana rantai dingin cold chain system dan sarana prasarana penanganan dan pengolahan fillet ikan. 7. Pembinaan dan pengawasan pemerintah adalah upaya yang ditempuh oleh pemerintah untuk mendukung penerapan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan yang terdiri atas pembinaan, pengawasan dan penegakan hukum atas penerapan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan. 8. Permintaan pasar adalah persyaratan pembeli dalam hal penerapan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan. 9. Keunggulan realatif adalah derajat dimana CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan dianggap lebih baik atau unggul dari yang pernah ada sebelumnya. 10. Kompatabilitas adalah derajat dimana CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi. 11. Kerumitan adalah derajat dimana CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan dianggap sebagai sesuatu yang sulit dipahami atau digunakan. 12. Kemampuan untuk diujicobakan adalah derajat dimana CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan dapat diujicoba sampai batas tertentu. 13. Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil penerapan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan dapat terlihat oleh orang lain.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan beberapa jenis data yang berasal dari berbagai sumber mencakup data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapang dan kuesioner. Kuesioner dibuat dengan acuan berdasarkan studi kepustakaan dan peraturan perundangan tentang mutu hasil perikanan khususnya yang terkait dengan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari berbagai sumber literatur, seperti laporan penelitian terdahulu, buku-buku, majalah, jurnal, internet, dan sebagainya. 30

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data-data yang diperoleh di lapangan diolah dan dianalisis secara deskriptif berdasarkan distribusi frekuensi dari setiap jawaban.

3.6 Analisis Kelayakan Pengolahan Fillet Ikan

Analisis kelayakan pengolahan fillet ikan digunakan untuk menilai penerapan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan di unit pengolahan. Analisis kelayakan pengolahan fillet ikan dilakukan menggunakan alat bantu kuisioner. Analisis kelayakan pengolahan ikan dilakukan dengan cara menghitung jumlah penyimpangan yang terjadi di unit pengolahan fillet ikan atas penerapan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan dan membandingkan dengan tabel kriteria penilaian kelayakan pengolahan fillet ikan. Ditjen P2HP 2010 membagi kategori penyimpangan yang terdapat di dalam kuisioner penilaian kelayakan pengolahan menjadi 4 jenis, yaitu: - Penyimpangan Minor adalah penyimpangan yang apabila tidak dilakukan tindakan koreksi atau dibiarkan terus menerus akan berpotensi mempengaruhi mutu pangan. - Penyimpangan Mayor adalah penyimpangan yang apabila tidak dilakukan tindakan koreksi mempunyai potensi dapat mempengaruhi keamanan pangan. - Penyimpangan Serius adalah penyimpangan yang apabila tidak dilakukan tindakan koreksi dapat mempengaruhi keamanan pangan. - Penyimpangan Kritis adalah penyimpangan yang apabila tidak dilakukan tindakan koreksi segera mempengaruhi keamanan pangan. Penilaian penerapan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan dilakukan dengan cara membandingkan jumlah penyimpangan-penyimpangan yang ditemukan di unit pengolahan fillet ikan dengan kriteria penilaian kelayakan pengolahan fillet ikan yang terdapat pada Tabel 3. 31 Tabel 3. Kriteria penilaian kelayakan pengolahan fillet ikan Tingkat Rating Jumlah Penyimpangan Minor Mayor Serius Kritis A Baik Sekali – 6 – 5 B Baik ≥7 6 – 10 1 – 2 C Cukup NA ≥11 3 – 4 D Tidak Lulus NA NA ≥5 1 Catatan : jumlah penyimpangan Mayor dan Serius tidak lebih dari 10 NA : Not Aplicable Untuk mempermudah penyajian hasil penelitian, maka pada penulisan hasil dan pembahasan penelitian ini, unit pengolahan yang berhenti menerapkan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan akan diberi kode BM, dan unit pengolah yang lanjut menerapkan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan diberi kode LM. 32

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN