Kerangka Pemikiran Operasional METODOLOGI PENELITIAN

25 Responden dalam penelitian ini adalah pemilik usaha fillet yang saat ini berhenti menerapkan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan dan yang lanjut menerapkan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan dengan jumlah total 26 responden. Jenis pertanyaan yang dibuat dalam kuesioner adalah pertanyaan tertutup berupa pertanyaan yang alternatif jawabannya sudah tersedia, sehingga responden hanya memilih satu dari alternatif jawaban yang sudah ada. Pada faktor eksternal, jawaban terdiri atas Sangat Baik SB, Baik B, Kurang K dan Sangat Kurang SK dan pada faktor karateristik inovasi, jawaban terdiri atas Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS dan Sangat Tidak Setuju STS.

3.3 Kerangka Pemikiran Operasional

CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan merupakan inovasi yang diperkenalkan oleh Direktorat Jenderal P2HP, Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada para pengolah fillet ikan dalam rangka meningkatkan kualitas produk fillet. Melalui pengenalan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan diharapkan produk fillet yang dihasilkan mampu memenuhi harapan konsumen sekaligus meningkat daya saingnya. Penerapan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor internal, eksternal dan karateristik inovasi. Dalam penelitian ini, faktor internal yaitu tingkat pengetahuan dan pengalaman pengolah dalam menerapkan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan. Faktor eksternal yaitu kebijakan pemerintah dalam bidang sosial, kebijakan pemerintah dalam bidang fisik, pembinaan dan pengawasan pemerintah, serta permintaan pasar. Faktor karateristik inovasi yaitu keunggulan relatif relative advantage, kompatibilitas compatibility, kerumitan complexity, kemampuan diuji cobakan trialability dan kemampuan diamati observability. Penerapan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan ditandai dengan pemenuhan persyaratan 30 aspek CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan, yaitu lingkungankonstruksi dan layout, ventilasi, fasilitas karyawan, penerangan, saluran pembuangan, tempat penyimpanan bahan kimia, lantai, dinding, langit- langit, jendela, pintu masuk, permukaan yang kontak dengan produk, pembersihan 26 peralatan kerja, fasilitas pencucian produk, konstruksi dan pemeliharaan peralatan, proses penerimaan, bahan pembungkus atau pengemas, air, es, penanganan limbah, penyimpanan bahan kimia berbahaya serta tidak untuk dikonsumsi, pengendalian binatang pengganggu, kebersihan karyawan, kesehatan karyawan, sanitasi, pemeliharaan suhu dan rantai dingin, prosedur penarikan kembali, prosedur untuk melindungi produk pada setiap tahan proses hingga distribusi, penanganan bahan baku dan produk segar, serta proses pengolahan fillet. Untuk memperjelas kerangka pemikiran penelitian, dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian Faktor Internal 1. Tingkat Pengetahuan 2. Pengalaman Faktor Eksternal 1. Kebijakan pemerintah dalam bidang sosial 2. Kebijakan pemerintah dalam bidang fisik 3. Pembinaan pemerintah 4. Permintaan pasar Karateristik Inovasi 1. Keuntungan relatif 2. Kompatabilitas 3. Kerumitan 4. Kemampuan untuk diujicobakan 5. Kemampuan untuk diamati Penerapan CPB dan SPOS pengolahan fillet pemenuhan persyaratan 1. lingkungankonstruksi dan layout 2. ventilasi 3. fasilitas karyawan, 4. penerangan 5. saluran pembuangan 6. tempat penyimpanan bahan kimia 7. lantai 8. dinding 9. langit-langit 10. jendela 11. pintu masuk 12. permukaan yang kontak dengan produk 13. pembersihan peralatan kerja 14. fasilitas pencucian produk 15. konstruksi dan pemeliharaan peralatan 16. proses penerimaan 17. bahan pembungkuspengemas 18. air 19. es 20. penanganan limbah 21. penyimpanan bahan kimia berbahaya serta tidak untuk dikonsumsi 22. pengendalian binatang pengganggu 23. kebersihan karyawan 24. kesehatan karyawan 25. sanitasi 26. pemeliharaan suhu dan rantai dingin selama penyimpanan 27. prosedur penarikan kembali 28. prosedur untuk melindungi produk pada setiap tahan proses dan distribusi 29. penanganan produk segar atau bahan baku 30. proses pengolahan fillet 27 Berdasarkan Gambar 3, maka definisi operasional penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Penerapan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan adalah implementasi atas keseluruhan prinsip-prinsip CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan di unit pengolahan fillet yang diukur dengan menggunakan kuisioner penilaian kelayakan pengolahan fillet ikan. 2. Kuisioner penilaian kelayakan pengolahan fillet ikan adalah alat yang digunakan untuk menilai penerapan keseluruhan prinsip-prinsip CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan yang terdiri atas 30 aspek, yaitu persyaratan lingkungankonstruksi dan layout, ventilasi, fasilitas karyawan, penerangan, saluran pembuangan, tempat penyimpanan bahan kimia, lantai, dinding, langit-langit, jendela, pintu masuk, permukaan yang kontak dengan produk, pembersihan peralatan kerja, fasilitas pencucian produk, konstruksi dan pemeliharaan peralatan, proses penerimaan, bahan pembungkuspengemas, air, es, penanganan limbah, penyimpanan bahan kimia berbahaya serta tidak untuk dikonsumsi, pengendalian binatang pengganggu, kebersihan karyawan, kesehatan karyawan, sanitasi, pemeliharaan suhu dan rantai dingin, prosedur penarikan kembali, prosedur untuk melindungi produk pada setiap tahan proses, penanganan bahan baku dan produk, serta proses pengolahan fillet. Operasionalisasi kuisioner untuk menilai kelayakan pengolahan fillet ikan adalah sebagai berikut: a. Lihat kondisi yang ada di lapangan. Apabila sesuai dengan persyaratan atau ketentuan yang ditetapkan sehingga menjawab penjelasan pada kolom “aspek yang dinilai” maka beri tanda v pada kolom OK. b. Apabila kenyataan yang ada dilapangan tidak sesuai dengan persyaratan sehinga tidak menjawab penjelasan pada kolom “aspek yang dinilai”, maka beri tanda v pada kolom Mn minor, My mayor, Sr serius atau Kr Kritis. c. Apabila terdapat tanda lebih dari 1 satu, beri tanda yang lebih dominan. 3. Tingkat pengetahuan adalah derajat pengetahuan responden akan aspek teknis penerapan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan. Tingkat pengetahuan diukur 28 dengan kemampuan menjawab pertanyaan atas aspek-aspek CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan yang ada dikuisioner. Tingkat pengetahuan diukur dengan cara menentukan range, jumlah kelas dan interval. Tingkat pengetahuan responden atas aspek teknis CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan dikelompokkan sebagaimana terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kriteria tingkat pengetahuan responden atas aspek teknis penerapan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan Kriteria Nilai Tinggi 80 – 99 Sedang 60 – 79 Rendah 40 – 59 4. Pengalaman adalah kurun waktu yang ditempuh oleh responden dalam menerapkan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan. Kriteria pengalaman responden dalam menerapkan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan dikelompokkan sebagaimana terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kriteria pengalaman responden dalam menerapkan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan Kriteria Waktu bulan Singkat 1-12 Sedang 13-24 Lama 24 5. Kebijakan pemerintah dalam bidang sosial adalah upaya yang ditempuh oleh pemerintah untuk mendukung penerapan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan melalui kegiatan sosialisasi, fasilitasi informasi pasar dan permodalan. 6. Kebijakan pemerintah dalam bidang fisik adalah upaya yang ditempuh oleh pemerintah untuk mendukung penerapan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan melalui fasilitasi sarana dan prasarana fisik yang terdiri atas suplai air 29 bersih, es, sarana parasarana rantai dingin cold chain system dan sarana prasarana penanganan dan pengolahan fillet ikan. 7. Pembinaan dan pengawasan pemerintah adalah upaya yang ditempuh oleh pemerintah untuk mendukung penerapan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan yang terdiri atas pembinaan, pengawasan dan penegakan hukum atas penerapan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan. 8. Permintaan pasar adalah persyaratan pembeli dalam hal penerapan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan. 9. Keunggulan realatif adalah derajat dimana CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan dianggap lebih baik atau unggul dari yang pernah ada sebelumnya. 10. Kompatabilitas adalah derajat dimana CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi. 11. Kerumitan adalah derajat dimana CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan dianggap sebagai sesuatu yang sulit dipahami atau digunakan. 12. Kemampuan untuk diujicobakan adalah derajat dimana CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan dapat diujicoba sampai batas tertentu. 13. Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil penerapan CPB dan SPOS pengolahan fillet ikan dapat terlihat oleh orang lain.

3.4 Jenis dan Sumber Data