Komponen Warna Merah-Hijau a

23 Begitu pula untuk buah manggis dengan perlakuan semi-cutting 3mm di suhu 27 o C, semi-cutting 5mm di suhu 27 o C, dan tanpa cutting di suhu 27 o C yang terus mengalami penurunan nilai kecerahan warna sampai hari terakhir pengamatan, yaitu hari ke-33. Buah manggis dengan perlakuan semi-cutting 3mm di suhu 27 o C , semi-cutting 5mm di suhu 27 o C, dan tanpa cutting di suhu 27 o C pada hari ke-12 sampai hari ke-33 telah mengalami penurunan tingkat kecerahan yang cukup drastis. Hal ini disebabkan karena warna buah semakin kusam, tidak cerah, bercendawan dan bahkan membusuk menghitam. Pengamatan parameter mutu laju perubahan warna daging buah manggis pada suhu 27 o C untuk semua perlakuan yaitu semi- cutting 3mm, 5mm, dan tanpa cutting selanjutnya tidak dilakukan pengamatan. Pengamatan hanya dilakukan sampai hari ke-33. Hal ini dikarenakan daging buah manggis dianggap sudah tidak layak, dan tidak dapat diamati. Kemudian pengamatan laju perubahan warna daging buah tetap dilanjutkan untuk buah manggis dengan perlakuan semi-cutting 3mm di suhu 8 o C , semi-cutting 5mm di suhu 8 o C, dan tanpa cutting di suhu 8 o C. Buah manggis dengan perlakuan tersebut pada lama penyimpanan hari ke-23 sampai lama penyimpanan hari ke-60 mengalami penurunan secara konstan. Hal tersebut dikarenakan daging buah manggis yang sudah mengalami fase pembusukan sehingga warna daging buah menjadi kusam. Dapat dilihat pada Gambar 12 di atas yang menggambarkan grafik nilai kecerahan L selama penyimpanan dingin. Hasil analisis ragam dan uji Duncan menunjukkan bahwa faktor suhu penyimpanan, faktor semi-cutting 3mm, 5mm, dan tanpa cutting serta interaksi antara kedua faktor tersebut tidak berpengaruh nyata dalam menghambat penurunan nilai kecerahan L kulit manggis yang dapat dilihat pada Lampiran 9. Konsentrasi lilin 10 juga tidak berpengaruh nyata dalam menghambat penurunan nilai L, artinya perbedaan konsentrasi lilin yang diberikan tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada perubahan nilai L. Penurunan nilai L pada suhu penyimpanan 8 o C lebih rendah dibandingkan suhu 27 o C. Suhu penyimpanan yang semakin tinggi akan menyebabkan perubahan pada warna daging buah manggis semakin cepat.

4.3.2. Komponen Warna Merah-Hijau a

Komponen warna a menandakan kriteria warna merah bahan yang diamati, semakin tinggi nilainya maka semakin merah warnanya Juanasari, 2004. Perubahan nilai kemerahan warna a yang terjadi pada setiap perlakuan mengalami cenderung meningkat. Hal ini dikarenakan buah manggis merupakan buah klimakterik yang mengalami proses pematangan setelah dipetik dari pohonnya, selama penyimpanan akan terjadi perubahan warna kuning buah berubah menjadi semakin merah dan agak gelap. Sehingga terdapatnya peningkatan nilai derajat kemerahan warna selama masa penyimpanan. Konsentrasi anthosianin yang cukup menyebabkan warna menjadi merah. Akan tetapi apabila konsentrasi anthosianin terlalu tinggi maka warnanya akan menjadi ungu pekat. Hal ini sesuai dengan Winarno 2002 dalam Ramadhan 2003 yang menyatakan warna merah, biru, ungu dalam buah disebabkan oleh pigmen anthosianin. Sintesa anthosianin pada umumnya lebih baik pada suhu rendah. Pada Gambar 13 menunjukkan komponen warna merah-hijau a selama penyimpanan dingin, dimana pada awal penyimpanan derajat kemerahan warna memiliki nilai berkisar 1.32- 4.2. Diketahui bahwa semakin lama penyimpanan, nilai a pada semua perlakuan mengalami peningkatan. Peningkatan nilai a menunjukkan bahwa warna merah daging buah manggis semakin bertambah. Perlakuan perlakuan semi-cutting 3mm di suhu 8 o C , semi-cutting 5mm di suhu 8 o C, dan tanpa cutting di suhu 8 o C adalah perlakuan yang paling dapat mempertahankan warna merah daging buah manggis sampai akhir penyimpanan. Hal ini membuktikan bahwa suhu rendah 8 o C mampu menekan perubahan warna daging buah karena pada suhu rendah sintesa anthosianin berlangsung dengan baik. 24 Gambar 13. Perubahan nilai komponen warna merah-hijau a selama penyimpanan dingin Berdasarkan hasil analisis ragam dan uji Duncan diketahui bahwa faktor suhu penyimpanan memberikan pengaruh nyata pada perubahan nilai a. Sedangkan untuk faktor semi-cutting 3mm, 5mm, dan tanpa cutting serta interaksi antara kedua faktor tersebut tidak memberikan pengaruh nyata pada perubahan nilai a yang dapat dilihat pada Lampiran 10.

4.3.3. Komponen Warna Kuning-Biru b