32
Hasil vektor ciri sangat tergantung pada data yang digunakan. Faktor keragaman pola bentuk daun dalam satu kelas mempengaruhi hasil ekstraksi
dengan dimensi fraktal. Gambar 21 menunjukan kelas Pegagan yang memiliki pola vektor dimensi fraktal mendekati seragam. Hal ini disebabkan pola bentuk
daun pada kelas tersebut memiliki kemiripan. Sedangkan Gambar 22 menunjukan kelas Handeleum yang memiliki pola vektor dimensi fraktal tidak seragam. Hal
ini disebabkan olah pola bentuk daun pada kelas tersebut berbeda-beda.
4.2.2. Hasil Vektor Ciri Kode Fraktal Fraktal Code
Satu citra daun tumbuhan obat memiliki vektor ciri yang terdiri atas empat kode fraktal. Vektor ciri kode fraktal jika disajikan dalam grafik membentuk pola
tertentu. Gambar 23 menunjukan contoh pola vektor kode fraktal untuk daun Jarak Pagar.
Gambar 23 Pola vektor kode fraktal untuk satu daun Jarak Pagar.
Setiap kelas akan membentuk pola vektor kode fraktal yang berbeda beda dan mencirikan kelas tersebut. Gambar 24 dan Gambar 25 menunjukkan pola
vektor kode fraktal untuk kelas Nandang Gendis Kuning dan kelas Kemangi. Setiap kelas terdiri atas 20 daun.
33
Gambar 24 Pola vektor kode fraktal kelas Nandang Gendis Kuning.
Gambar 25 Pola vektor kode fraktal kelas Kemangi.
Hasil vektor ciri sangat tergantung pada data yang digunakan. Faktor keragaman pola tekstur daun dalam satu kelas mempengaruhi hasil ekstraksi
dengan kode fraktal. Gambar 24 menujukan kelas Nandang Gendis Kuning yang memiliki pola vektor kode fraktal mendekati seragam. Hal ini disebabkan oleh
pola tekstur daun pada kelas tersebut memiliki kemiripan. Sedangkan Gambar 25
34
menujukan kelas Kemangi yang memiliki pola vektor kode fraktal tidak seragam. Hal ini disebabkan pola tekstur daun pada kelas tersebut berbeda-beda.
4.3.Evaluasi Sistem
Evaluasi sistem dilakukan terhadap model clustering dan hasil identifikasi citra daun tumbuhan obat. clustering dilakukan dengan membagi data latih dan
data uji masing masing 67 dan 33 . 20 data latih dan 10 data uji.
4.3.1. Model Clustering Citra Daun Tumbuhan Obat dengan FCM
Berdasarkan Dimensi Fraktal
Setelah dilakukan clustering FCM berdasarkan dimensi fraktal dihasilkan nilai jarak antar pusat cluster seperti ditunjukan pada Lampiran 3. Hasil
clustering citra daun tumbuhan obat dengan FCM berdasarkan dimensi fraktal diperoleh tingkat akurasi 85,04 . Tabel 7 menunjukan Confussion matrix
clustering citra daun tumbuhan obat berbasis dimensi fraktal.
Tabel 7 Confussion matrix hasil clustering berdasarkan dimensi fraktal
Tingkat akurasi yang diperoleh adalah : 145 + 2755
145+2755+255+255
c1 c2
c3 c4
c5 c6
c7 c8
c9 c10
c11 c12
c13 c14
c15 c16
c17 c18
c19 c20
Jumlah c1
4 2
4 6
4 20
c2 4
8 6
2 20
c3 10
4 4
2
20 c4
10 4
6 20
c5 4
2 5
4 2
3 20
c6 6
4 6
4 20
c7 20
20 c8
8 6
6 20
c9 4
4 2
2 8
20 c10
4 6
4 6
20 c11
6 4
6 4
20 c12
6 2
4 8
20 c13
5 4
4 3
4 20
c14 2
4 4
2 8
20 c15
4 6
10 20
c16 4
2 6
4 4
20 c17
3 17
20 c18
2 6
8 4
20 c19
4 4
4 4
4 20
c20 2
18 20
Jumlah 16
18 20
22 13
12 33
10 16
29 10
30 22
21 22
25 17
18 28
18 400
TP 4
4 10
10 2
4 20
6 4
6 4
4 4
2 10
4 17
8 4
18 145
TN 141
141 135
135 143
141 125
139 141
139 141
141 141
143 135
141 128
137 141
127 2755
FP
12 14
10 12
11 8
13 4
12 23
6 26
18 19
12 21
10 24
255 FN
16 16
10 10
18 16
14 16
14 16
16 16
18 10
16 3
12 16
2 255
= 85,04