Mencit Mus musculus TINJAUAN PUSTAKA

adalah enzim diastase, glukosa oksidase, peroksidase, dan lipase. Suranto 2004. Madu biasanya juga dikonsumsi dengan cara dicampur dengan ekstrak jintan hitam dan minyak zaitun. Dalam sediaan komersial juga banyak dijumpai campuran madu dan jinten hitam atau madu, jintan hitam, dan minyak zaitun.

2.3 Mencit Mus musculus

Mencit Mus musculus adalah hewan pengerat rodensia yang cepat berkembang biak dan mudah dipelihara dalam jumlah banyak. Pemeliharaannya ekonomis dan efisien dalam hal tempat dan biaya. Variasi genetiknya cukup besar dan memiliki karakteristik yang baik. Hewan ini paling kecil diantara jenisnya dan memiliki galur mencit yang berwarna putih. Mencit hidup dalam daerah yang cukup luas penyebarannya mulai dari iklim dingin, sedang, maupun panas dan dapat terus-menerus di dalam kandang atau secara bebas sebagai hewan liar Malole dan Pramono 1989. Menurut Hafez 2000, mencit merupakan salah satu hewan pengerat yang biasanya digunakan sebagai hewan laboratorium. Hewan laboratorium ini sering digunakan untuk penelitian dasar pada obat, toksikologi, medikasi, kultur jaringan dan organ, mikologi, uji sensitifitas kulit, immunologi, opthalmologi, onkologi, dan biologi reproduksi pada makhluk hidup. Gambar 4 Mencit sebagai hewan model Sumber: Raslytetebano 2011. Menurut Besselsen 2004 taksonomi mencit adalah: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Mamalia Subkelas : Theria Ordo : Rodensia Subordo : Sciurognathi Famili : Muridae Subfamili : Murinae Genus : Mus Spesies : Mus musculus Manusia telah mengembangkan mencit selama 4000 tahun di Mesir, Yunani, dan China. Mencit laboratorium mempunyai berat badan kira-kira sama dengan mencit liar yang banyak ditemukan di dalam gedung dan rumah yang dihuni oleh manusia, dengan berat badan bervariasi 18 sampai 20 gram pada umur empat minggu. Mencit merupakan hewan poliestrus dengan siklus estrusnya 4 sampai 5 hari dan lama estrusnya 12 sampai 14 jam. Lama kebuntingan mencit adalah 19-21 hari dengan jumlah anak rata-rata enam ekor Smith dan Mangkoewidjojo 1988. Mencit telah banyak digunakan dalam berbagai bidang penelitian medis dan biomedis serta obat-obatan herbal. Mencit juga telah menjadi subyek dari berbagai macam seleksi inbreeding karena memiliki karakter yang lebih untuk pembelajaran. Oleh karena itu mencit memiliki nilai yang tinggi pada penelitian genetik Hafez 2000. Di beberapa negara seperti Jerman, mencit juga digunakan untuk lebih menggali manfaat aplikasi terapeutik transplantasi stem cell sebagai alternatif pengobatan diabetes tipe 1 karena beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan hasil positif pada mencit. Inggris dan Amerika melakukan penelitian mengenai efek yang ditimbulkan akibat mengonsumsi produk transgenik yang dijual di pasaran secara bebas dengan menggunakan mencit sebagai hewan percobaannya Prasetyo 2011. Menurut Akoso 2007 Amerika Serikat juga menggunakan mencit pada penelitian yang bertujuan untuk mencegah dan mengendalikan rabies karena setiap galur mencit putih dianggap sesuai untuk inokulasi virus rabies.

2.4 Organ Reproduksi