BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Luas Ovarium
Pengaruh pemberian ekstrak minyak jintan hitam terhadap organ reproduksi betina diawali dengan pengamatan patologi anatomi PA dari ovarium
dan uterus. Pengamatan dilakukan untuk melihat konsistensi organ, ukuran, serta ada atau tidaknya lesio dari masing-masing organ tersebut. Kemudian pengamatan
dilanjutkan dengan pengamatan histopatologi HP ovarium dan uterus secara umum. Pengamatan ini tidak menunjukkan adanya kelainan yang spesifik pada
ovarium maupun uterus. Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap masing- masing organ berdasarkan paramater yang diperlukan. Berdasarkan hasil
pengamatan, luas ovarium dan folikel tersier dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Rata-rata luas ovarium dan folikel tersier mm
2
mencit yang diberi jintan hitam
Perlakuan Ovarium
Folikel Tersier Kontrol negatif
1,70±0,18
a
0,022±0,016
a
HS Preventif 1,47±1,27
a
0,018±0,011
a
HS Kuratif 1,40±0,38
a
0,017±0,008
a
HS Madu 2,09±0,87
a
0,028±0,018
a
Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata p0,05 antar kelompok perlakuan.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat luas ovarium dan folikel tersier antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol tidak mengalami perbedaan
yang nyata p0,05 secara statistik. Namun dapat dilihat dari hasil perhitungan mencit yang diberi kombinasi jintan hitam dengan madu mempunyai luas yang
terbesar. Luas ovarium menunjukkan seberapa luas permukaan untuk menghitung jumlah folikel-folikel yang terdapat pada masing-masing kelompok. Sedangkan
luas folikel tersier menunjukkan seberapa cepat folikel tersebut dapat mengalami kematangan dan siap melakukan ovulasi.
Luas ovarium yang tidak terpengaruh secara nyata setelah diberikan perlakuan jintan hitam, hal ini menggambarkan bahwa jintan hitam tidak
mempengaruhi secara nyata ukuran ovarium. Kolibianakis et al. 2005 dalam penelitiannya mengatakan perubahan perkembangan ovarium dapat dipengaruhi
oleh jumlah sirkulasi hormon seperti luteinizing hormone LH, follicle stimulating hormone
FSH, dan growth hormone GH. Selain itu, perkembangan ovarium ini juga dipengaruhi asupan nutrisi dan kondisi fisik individu. Luas yang
tidak dipengaruhi secara nyata ini kemungkinan terjadi karena jumlah hormon- hormon tersebut yang dipengaruhi oleh jintan hitam belum cukup untuk memberi
pengaruh terhadap perkembangan ovarium. Luas ovarium masing-masing
kelompok perlakuan akibat pemberian ekstrak minyak jintan hitam dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11 Permukaan ovarium dengan pewarnaan HE A kontrol negatif; B HS preventif; C HS kuratif; D HS madu.
Meskipun dengan uji statistik tidak menunjukkan perbedaan yang nyata p0,05, tetapi dari hasil perhitungan tampak adanya kecenderungan bahwa luas
ovarium mencit kelompok kombinasi habbatussauda dengan madu lebih besar dibandingkan dengan luas ovarium kelompok habbatussauda preventif, kuratif,
dan kontrol negatif. Demikian pula dengan luas folikel teriser. Madu dapat menyebabkan ovarium lebih luas karena selain mengandung fruktosa, glukosa,
A B
C D
dan sukrosa yang merupakan komponen utama, madu juga mengandung mineral dan protein Mohammed dan Babiker 2009. Zat-zat tersebut turut serta
membentuk sel secara keseluruhan yang disebut protoplasma Guyton dan Hall 2008. Protein juga berperan dalam perkembangan serta regenerasi sel dan
jaringan.
4.2 Jumlah Folikel-folikel Ovari