2.1.2 Kegunaan Jintan Hitam
Biji jintan hitam kerap digunakan sebagai salah satu bahan bumbu dapur berbau khas. Biasanya, masakan-masakan daerah seperti dari Jawa dan Sumatera
sering menambahkan bahan ini ke dalam masakannya. Jenis jintan, terbagi dalam dua rupa, yaitu jintan putih dan jintan hitam. Jintan putih lebih sering digunakan
sebagai bumbu masak dibanding jintan hitam. Khusus jintan hitam ternyata banyak mengandung khasiat untuk mengatasi berbagai penyakit. Di beberapa
daerah, biji yang juga disebut jintan hitam pahit di Malaysia ini juga digunakan sebagai peluruh keringat, peluruh kentut, obat perangsang, peluruh haid, serta
memperlancar air susu ibu Anonim 2009. Jintan hitam memiliki banyak kegunaan berdasarkan berbagai penelitian
yang telah dilakukan. Beberapa kegunaan jintan hitam adalah sebagai berikut : a. Memperkuat sistem kekebalan tubuh
Jintan hitam meningkatkan rasio antara sel-T helper dengan sel-T penekan supressor sebesar 55-72, yang mengindikasikan peningkatan aktivitas
fungsional sel pembunuh alami dan efek jintan hitam sebagai imunomodulator El-Kadi et al. 1989; Haq et al. 1999. Kandungan timokuinon pada jintan hitam
menstimulasi sumsum tulang dan sel imun, produksi interferon, melindungi kerusakan sel oleh infeksi virus, menghancurkan sel tumor dan meningkatkan
jumlah antibodi yang diproduksi sel-B Gali-Muhtasib et al. 2007. b. Memiliki aktivitas anti-histamin
Histamin adalah zat yang diproduksi oleh jaringan tubuh yang dapat menyebabkan reaksi alergi dan berhubungan dengan suatu kondisi seperti asma
bronchial. Salah satu zat aktif yang diisolasi dari minyak atsiri jintan hitam adalah nigellone
bentuk dimer dari ditimokuinon yang memiliki aktivitas anti-histamin, sehingga dapat digunakan untuk terapi asma bronkhial dan penyakit alergi
lainnya; mekanisme kerja nigellone sebagai anti-histamin adalah dengan menghambat aktivitas protein kinase C dan menurunkan pengambilan kalsium
dari sel yang berguna menghambat aktivitas fungsional enzim fosfolipase A2 pada metabolisme prostaglandin Chakhravarthy 1993.
c. Aktivitas anti-tumor Salomi et al. 1992 mengemukakan bahwa asam lemak berantai panjang
yang berasal dari jintan hitam dapat mencegah pembentukan Ehrlich Ascites Carcinoma EAC dan sel Dalton’s Lymphoma Ascites DLA yang merupakan
jenis sel kanker yang umum ditemukan pada manusia. Kandungan timokuinon
pada jintan hitam dapat menyebabkan apoptosis pada sel kanker osteosarkoma dengan mempengaruhi aktivitas gen p53 Roepke et al. 2007. Pada kanker
esophagus, kandungan timokuinon juga menginduksi terjadinya apoptosis pada sel kanker Hoque et al. 2005. Kemampuan aktivitas anti kanker pada jintan
hitam juga didukung oleh efek sitotoksisitas secara in vivo dan in vitro ekstrak biji jintan hitam Salomi et al. 1992.
d. Anti Mikrobial Ekstrak air jintan hitam memiliki aktivitas anti jamur pada pengujian in
vivo Khan et al. 2003. Selain itu, zat aktif pada minyak atsiri jintan hitam efektif
melawan bakteri seperti Staphylococcus aureus Hannan et al. 2008. e. Anti peradangan
Kandungan timokuinon dan nigellone dalam minyak jintan hitam berguna untuk mengurangi reaksi radang melalui aktivitas antioksidan El Dakhakhny et
al . 2000; El Dakhakhny et al. 2002. Mekanisme anti radang lainnya dari
timokuinon adalah dengan menghambat pembentukan mediator peradangan seperti leukotriene pada leukosit Mansour and Tornhamre 2004; Hoque et al.
2005. f. Meningkatkan laktasi
Penggunaan minyak jintan hitam dapat meningkatkan pengeluaran susu ibu Agrawala et al. 1971. Kombinasi dari bagian lipid dan struktur hormon
dalam jintan hitam berperan meningkatkan aliran susu Gerritsma 1989. Secara umum jintan hitam berguna untuk meningkatkan kesehatan tubuh,
menyediakan energi dengan cepat, meningkatkan metabolisme, melancarkan
pencernaan, memperlancar peredaran darah, menurunkan tekanan darah, menurunkan tingkat gula darah, menstimulasi periode menstruasi, meningkatkan
aliran susu ibu, meningkatkan jumlah sperma, anthelmintik, meredakan bronkhitis dan batuk, menurunkan demam, meredakan bronkhitis, menurunkan demam, dan
iritasi kulit El-Tahir dan Ashour 1993. Jintan hitam juga baik dikonsumsi oleh orang yang sehat karena jintan
hitam mengikat radikal bebas dan menghilangkannya. Selain itu, jintan hitam mengandung beta karoten yang dikenal dapat menghancurkan sel karsinogenik.
Biji jintan hitam kaya akan sterol khususnya beta sterol yang dikenal mempunyai aktivitas antikarsinogenik.
g. Memiliki aktivitas estrogenik Parhizkar et al. 2011 menyatakan bahwa pemberian jintan hitam
memiliki aktivitas estrogenik yang mampu membantu menanggulangi tanda-tanda menopause sehingga mampu digunakan sebagai terapi alternatif pengganti
hormon. 2.1.3 Kandungan Kimia Jintan Hitam
Biji dan daun jintan hitam mengandung saponin dan polifenol Hutapea, 1994. Kandungan kimia jintan hitam adalah minyak atsiri, minyak lemak,
melantin saponin, nigelin zat pahit, zat samak, nigelon, timokuinon Hargono 2009, diacu dalam Astawan. Sedangkan menurut Al-Jabre et al. 2003,
kandungan biji jintan hitam antara lain: timokuin, timohidrokuinon, ditimokuinon, thymol, carvacrol, nigellicine, nigellidine, nigellimine-N-oxide dan alpha-hedrin.
Beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam jintan hitam merupakan senyawa yang berperan sebagai antioksidan dan mampu menangkal radikal bebas.
Komposisi biji jintan hitam disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Komposisi biji jintan hitam Komposisi
Jumlah gr100 gr Air
Lemak Serat Kasar
Protein Abu
Karbohidrat 6,4 ± 0,15
32,0 ± 0,54 6,6 ± 0,69
20,2 ± 0,82 4,0 ± 0,29
37,4 ± 0,87 Sumber: Nergiz dan Ötles 1993.
Biji jintan hitam juga mengandung senyawa logam jumlahnya 1510,8 mg per 100 gr biji. Kandungan logam biji jintan hitam tersaji pada Tabel 2.
Tabel 2 Kandungan logam dalam biji jintan hitam Komposisi
Jumlah mg100 gr biji jintan hitam Kalsium
Besi Natrium
Kalium 188,0 ± 1,50
57,5 ± 0,50 85,3 ± 16,07
1180,0 ± 10,00 Sumber: Nergiz dan Ötles 1993.
Biji jintan hitam mengandung asam lemak tak jenuh dalam jumlah yang cukup berarti. Secara lengkap komposisi asam lemak dan sterol yang terkandung
pada biji jintan hitam tersaji pada Tabel 3 dan 4. Tabel 3 Komposisi asam lemak pada biji jintan hitam
Asam lemak Jumlah gr100 gr biji jintan hitam
Miristat C14:0 Palmitat C16:0
Stearat C18:0 Oleat C18:1
Linoleat C18:2 Arakhidonat C20:0
Eicosanoid 1,2 ± 0,04
11,4 ± 1,00 2,9 ± 0,24
21,9 ± 1,00 60,8 ± 2,67
Sedikit 1,7 ± 0,11
Sumber : Nergiz dan Ötles 1993.
Tabel 4 Komposisi sterol pada biji jintan hitam Sterol
Jumlah per 100 gr biji jintan hitam Campesterol
Stigmasterol -sitosterol
11,9 ± 0,99 18,6 ± 1,52
69,4 ± 2,78
Sumber: Nergiz dan Ötles 1993. Kandungan tokoferol dan polifenol dalam biji jintan hitam menunjukkan
adanya senyawa fenolik yang merupakan faktor utama yang berkhasiat sebagai obat dan zat pembentuk rasa. Selain itu, tokoferol juga merupakan senyawa yang
berperan sebagai antioksidan dan mampu menangkal radikal bebas. Kandungan tokoferol dan polifenol dari minyak biji jintan hitam tersaji pada tabel 5.
Tabel 5 Kandungan tokoferol dan polifenol dari minyak biji jintan hitam Komposisi
Jumlah µggr Total tokoferol
α-tokoferol -tokoferol
-tokoferol Total polifenol
340 ± 8,66 40 ± 10,00
50 ± 15,00 250 ± 13,00
1744 ± 10,60 Sumber: Nergiz dan Ötles 1993.
Biji jintan hitam dapat dijadikan rekomendasi sebagai bahan makanan tambahan yang cukup bergizi karena jintan hitam mengandung berbagai vitamin.
Kandungan vitamin biji jintan hitam tersaji pada tabel 6.
Tabel 6 Komposisi vitamin dari biji jintan hitam Vitamin
µg per 100 gr
A
RDA B1Thamin
B2Riboflavin B6Pyridoxin
PPNiasin Asam Folat
831 ± 11,36 63 ± 3,32
789 ± 8,89 6311 ± 16,52
42 ± 4,58 55,30
3,50 35,90
33,20 10,00
Sumber: Nergiz dan Ötles 1993. Selain menerangkan jumlah vitamin yang terkandung dalam 100 gram biji
jintan hitam, tabel di atas juga menerangkan tentang Recommended Daily Allowance
RDA yaitu asupan vitamin yang disarankan setiap harinya. Jintan hitam juga mengandung 8 jenis dari 10 asam amino essensial dan 7
jenis dari 10 asam amino non-essensial. Komposisi asam amino biji jintan hitam tersaji pada tabel 7.
Tabel 7 Komposisi asam amino biji jintan hitam Asam amino
Persentase Asam amino
Persentase Alanin
Valin Glisin
Isoleusin Leusin
Prolin Treonin
3,77 3,06
4,17 4,03
10,88 5,34
1,23 Serin
Asam aspartat Metionin
Fenilalanin Asam glutamat
Tirosin Lisin
Arganin 1,98
5,02 6,16
7,93
13,21 6.08
7,62 19,52
Sumber: Babayan et al. 1978.
2.2 Madu