pembentukan hormon estrogen sehingga sel-sel telur yang diovulasi lebih banyak begitu pula dengan korpus luteum yang terbentuk juga akan lebih banyak.
Selain itu disekresikan pula hormon luteotropik LTH untuk mempertahankan CL lalu mensekresikan progesteron Dellmann dan Brown
1988. Kemudian CL berinvolusi dan akhirnya kehilangan fungsi sekresi juga warna kekuningannya, lalu berubah menjadi korpus albikans jika tidak terjadi
pembuahan pada oosit Guyton dan Hall 2008. Menurut Dellman dan Brown 1988, karena hanya sedikit persentase dari oosit potensial yang dilepas pada
proses ovulasi, sebagian besar folikel surut dalam perkembangannya. Proses surut regresi ini disebut atresia. Tanda-tanda penting untuk atresia pada sel-sel dinding
folikel adalah inti sel menjadi piknotik. Selama mengalami atresia, membran basal lapis granulosa dapat melipat, menebal, dan mengalami hialinisasi.
Menurut Guyton dan Hall 2008 perubahan ovarium yang terjadi selama siklus seksual bergantung seluruhnya pada hormon-hormon gonadotropik, FSH,
dan LH yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. Estrogen memiliki fungsi primer untuk menimbulkan proliferasi sel dan pertumbuhan jaringan organ-organ
kelamin dan jaringan lain yang berkaitan dengan reproduksi. Sedangkan progesteron memiliki fungsi utama dalam persiapan uterus untuk menerima
kebuntingan dan persiapan kelenjar mamae untuk laktasi. Progesteron disekresikan oleh CL dalam jumlah yang cukup banyak selama separuh akhir dari
setiap siklus ovarium.
4.3 Endometrium
Regenerasi epitel permukaan uterus merupakan salah satu paramater yang diamati untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak minyak jintan hitam pada
penelitian kali ini. Regenerasi diamati berdasarkan adanya proliferasi epitel pada permukaan uterus. Persentase permukaan uterus yang mengalami re-epitelisasi
dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Rata-rata epitel permukaan uterus mencit yang mengalami re-epitelisasi akibat pemberian jintan hitam
Perlakuan Persentase re-epitelisasi permukaan uterus
Kontrol negatif 30,51±18,38
a
HS Preventif 41,21±35,57
ab
HS Kuratif 42,22±26,84
ab
HS Madu 57,09±19,99
b
Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata p0,05 antar kelompok perlakuan.
Adanya bahan iritan juga dapat menyebabkan terjadinya proliferasi epitel. Bahan iritan dapat meningkatkan terjadinya pengelupasan sel epitel permukaan. Selain
itu, pada kondisi iritasi, epitel yang lebih tahan terhadap iritasi adalah epitel pipih, sehingga epitel silindris diganti menjadi epitel pipih Lestari 2009. Gambaran
histopatologi epitel permukaan uterus dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13 Gambaran epitel permukaan uterus dengan pewarnaan HE A kontrol; B HS preventif; C HS kuratif; D HS madu.
C B
A
D
Berdasarkan data yang telah dianalisis secara statistik menunjukkan rata- rata epitel permukaan uterus yang mengalami re-epitelisasi antara kelompok
perlakuan memiliki perbedaan yang nyata p0,05 apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Re-epitelisasi tertinggi dapat dilihat terjadi pada kelompok
kombinasi habbatussauda dengan madu. Adanya kandungan antioksidan baik dalam jintan hitam maupun madu mampu mempengaruhi homeostasis uterus
dengan meningkatkan re-epitelisasi. Regenerasi lapisan epitel merupakan
serangkaian peristiwa yang terkoordinasi dan terstruktur. Peristiwa ini diperantarai
oleh berbagai zat kimia yang disebut faktor pertumbuhan dan dapat bertindak dari
jarak jauh seperti hormon Spector dan Spector 1993. Menurut Nergiz dan Ötles 1993 minyak jintan hitam mengandung senyawa aktif dalam kadar tinggi
diantaran ya karoten, -karoten, tokoferol, asam lemak, dan sterol yang dapat
mempengaruhi aktivitas sel uterus. Senyawa tersebut diabsorbsi mulai di lambung, usus halus, dan usus besar.
Namun, absorbsi utama terjadi di usus halus karena permukaannya yang luas dan lapisan dinding mukosanya lebih permeable. Setelah masuk ke dalam sirkulasi,
senyawa tersebut didistribusikan ke dalam jaringan tubuh. Distribusi tergantung pada rata-rata aliran darah pada organ target dan massa dari organ target
Setiawati et al. 2003. Senyawa-senyawa tersebut mempengaruhi kompleks estrogen dan
reseptor alfa REα untuk selanjutnya berdifusi ke dalam inti sel dan melekat pada DNA. Ikatan kompleks estrogen-reseptor dengan DNA menginduksi
sintesis dan ekspresi mRNA untuk mensintesis protein sehingga meningkatkan aktivitas sel target yang digambarkan dengan terjadinya proliferasi sel Ganong
2003. Menurut Maslachah et al. 2004 senyawa antioksidan yang mampu
menangkal radikal bebas dan biasa untuk dikonsumsi adalah α-tokoferol dan - karoten. Kedua senyawa tersebut terkandung dalam jintan hitam. Antioksidan
adalah senyawa yang memiliki struktur molekul yang dapat memberikan elektronnya kepada molekul radikal bebas tanpa terganggu sama sekali dan dapat
memutus reaksi berantai dari radikal bebas. Antioksidan banyak ditemukan dalam makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan Yuliarti 2008.
Selain itu, senyawa antioksidan lain yang terkandung dalam jintan hitam yaitu timokuinon dan carvacrol. Carvacrol merupakan senyawa penenang saraf
yang berfungsi membuat jaringan otot menjadi rileks. Menurut Sayyid 2008 jintan hitam dapat membantu menambah kekuatan tubuh dengan cara
meningkatkan kemampuan dan konsentrasi protein yang dibutuhkan manusia. Selain antioksidan yang terkandung dalam jintan hitam, madu juga mengandung
banyak senyawa yang berguna sebagai senyawa antioksidan, salah satunya adalah asam L-askorbat. Asam L-askorbat adalah antioksidan fase cair yang paling
efektif dalam plasma darah manusia yang berfungsi sebagai antioksidan fisiologis penting untuk perlindungan terhadap penyakit dan proses degeneratif yang
disebabkan oleh stress oksidatif Kesic et al. 2009. Lapisan endometrium uterus merupakan lapisan yang dipengaruhi
perubahan hormon reproduksi. Lapisan ini mengalami perubahan yang bervariasi sepanjang siklus birahi estrus karena adanya fluktuasi hormon estrogen dan
progesteron yang secara luas berpengaruh pada perubahan endometrium Dellman dan Brown 1988. Fase folikular ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan
endometrium. Pada fase ini aktivitas mitotik sel-sel di dalam lamina propia dan dari sisa kelenjar uterus pada stratum basale ditingkatkan. Pertumbuhan
endometrium selama fase folikular bersamaan dengan pertumbuhan folikel ovarium dan peningkatan sekresi estrogen Eroschenko dan Victor 2003.
Pengaruh pemberian ekstrak minyak jintan hitam Nigella sativa terhadap jumlah kelenjar uterus dalam 1,2 mm
2
atau lima lapang pandang pengamatan dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Rata-rata jumlah kelenjar uterus mencit akibat pemberian jintan hitam dalam 1,2 mm
2
Perlakuan Kelenjar uterus
Kontrol negatif 9,40±5,15
a
HS Preventif 11,62±6,46
a
HS Kuratif 12,75±4,18
a
HS Madu 13,13±7,10
a
Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata p0,05 antar kelompok perlakuan.
Berdasarkan hasil analisis data secara statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata p0,05 antara kelompok perlakuan apabila dibandingkan
dengan kelompok kontrol, namun dapat dilihat bahwa jumlah kelenjar uterus terbanyak terdapat pada kelompok kombinasi antara habbatussauda dengan madu,
disusul dengan kelompok kuratif dan preventif. Kelenjar yang terdapat dalam uterus adalah kelenjar eksokrin, yaitu kumpulan sel-sel atau kelenjar yang
memiliki ujung kelenjar dengan kemampuan menghasilkan sekreta yang mengandung enzim. Kelenjar uterus menghasilkan beberapa produk diantaranya
mukus, lipid, dan glikogen. Produk sekresi dari kelenjar uterus dan plasma darah merupakan campuran cairan yang mengisi lumen uterus Hafez 2000. Pada fase
folikular kelenjar uterus mengalami proliferasi, memanjang, dan mulai berhimpitan, sedangkan pada fase luteal kelenjar uterus mengalami hipertrofi,
menjadi berkelok, dan lumennya mulai terisi produk sekresi yang kaya nutrien khususnya glikogen Eroschenko dan Victor 2003. Sekreta dari kelenjar uterus
pada mencit yang lebih banyak setelah diberi perlakuan memiliki dua fungsi penting yaitu menyediakan lingkungan yang baik untuk kapasitasi sperma dan
memberikan nutrisi untuk preimplantasi blastokist Dellmann dan Brown 1988.
4.4 Jumlah Sel Goblet