II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sumberdaya Ikan
Kabupaten Bangka Selatan merupakan salah satu daerah di Pulau Bangka yang memiliki potensi kelautan cukup tinggi karena hampir sebagian wilayahnya
di batasi oleh laut. Laut yang membatasi wilayah Kabupaten Bangka Selatan adalah Laut Jawa dan Laut Cina Selatan. Kedua perairan tersebut beradasarkan
kewenangan pengelolaannya dikelompokkan menjadi wilayah tersendiri, hal ini tentunya sangat beralasan karena Laut Jawa dan Laut Cina Selatan selain alasan
sumberdaya dan luas wilayah, alasan lain yang juga mendasari adalah tingkat pemanfaaran sumberdaya yang memiliki kompleksitas perikanan tinggi.
DKP 2006 menyebutkan bahwa WPP Laut Jawa memiliki potensi perikanan sebesar 796,64 x 10
3
tontahun dengan tingkat pemanfaatan telah melebihi kapasitas perairan 1.094,38 x 10
3
tontahun, sedangkan Laut Cina Selatan memiliki potensi sumberdaya 1.057,05 x 10
3
tontahun dengan tingkat pemanfaatan baru mencapai 39,05 dari potensi yang ada. Bila memperhatikan
kondisi tersebut maka perairan di sekitar Bangka merupakan daerah kaya khususnya perairan Laut Cina Selatan.
Potensi perikanan dua perairan tersebut berasal dari beberapa kelompok ikan maupun non ikan, yaitu : ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil, ikan
demersal besar, ikan demersal kecil, ikan karang, udang penaeid, lobster, dan cumi-cumi. Data jenis ikan di perairan Laut Cina Selatan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Potensi lestari sumberdaya ikan di Laut Cina Selatan No.
Kelompok sumberdaya ikan Potensi lestari
10
3
tontahun
1. Ikan pelagis besar
52,86 2.
Ikan pelagis kecil 497,20
3. Ikan demersal
267,84 4.
Ikan karang konsumsi 17,26
5. Udang penaeid
8,00 6.
Lobster 0,32
7. Cumi-cumi
2,16
Jumlah 1094,38
Sumber: DKP 2006
Tabel 2 Potensi lestari yang boleh dimanfaatkan sumberdaya ikan di Laut Jawa No.
Kelompok sumberdaya ikan Potensi lestari
10
3
tontahun
1. Ikan pelagis besar
44,00 2.
Ikan pelagis kecil 272,00
3. Ikan demersal
300,16 4.
Ikan karang konsumsi 7,60
5. Udang penaeid
9,12 6.
Lobster 0,40
7. Cumi-cumi
4,03
Jumlah 796.64
Sumber: DKP 2006 Bila diperhatikan dari dua wilayah baik Laut Cina Selatan maupun Laut
Jawa, sumberdaya ikan pelagis di perairan tersebut merupakan sumberdaya ikan yang memiliki kelimpahan tertinggi dibandingkan dengan dengan jenis ikan
lainnya. Mengacu pada kondisi tersebut maka sumberdaya yang memiliki kelimpahan cukup tinggi di wilayah perairan Kabupaten Bangka Selatan adalah
sumberdaya ikan pelagis. Ikan pelagis yaitu jenis ikan pemakan plankton dengan jalan menyaring plankton yang masuk untuk memilih jenis plankton yang
disukainya ditandai oleh adanya tapis insang yang banyak dan halus. Lain halnya dengan selar yang termasuk dalam ikan buas, makanannya ikan-ikan kecil dan
krustasea Suyedi 2001. Pada siang hari ikan pelagis kecil berada di dasar perairan membentuk
gerombolan yang padat dan kompak shoal, sedangkan pada malam hari naik ke permukaan membentuk gerombolan yang menyebar scattered. Ikan ini juga
dapat muncul ke permukaan pada siang hari, apabila cuaca mendung disertai hujan gerimis. Adanya kecenderungan bergerombol berdasarkan kelompok
ukuran dan berupaya mengikuti makanannya Suyedi 2001. Sumberdaya ikan pelagis dibagi berdasarkan ukuran, yaitu ikan pelagis
besar seperti kelompok tuna Thunidae dan cakalang Katsuwonus pelamis, kelompok marlin Makaira sp, kelompok tongkol Euthynnus spp dan tenggiri
Scomberomorus spp, selar Selaroides leptolepis dan sunglir Elagastis bipinnulatus, kelompok kluped seperti teri Stolephorus indicus, japuh
Dussumieria spp, tembang Sadinella fimbriata, lemuru Sardinella longiceps
dan siro Amblygaster sirm, dan kelompok skrombroid seperti kembung Rastrelliger spp Aziz et al. 1988 diacu dalam Suyedi 2001.
Di Indonesia sumberdaya ikan pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang paling melimpah Merta et al. 1998 dan paling
banyak ditangkap untuk dijadikan konsumsi masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan bila dibandingan dengan tuna yang sebagian besar produk unggulan
ekspor dan hanya sebagian kelompok yang dapat menikmatinya. Ikan pelagis umumnya hidup di daerah neritik dan membentuk shoaling juga berfungsi sebagai
konsumen antara dalam rantai makanan sehingga perlu upaya pelestarian Suyedi 2001.
Penyebaran ikan pelagis di Indonesia merata di seluruh perairan, namun ada beberapa yang dijadikan sentra daerah penyebaran seperti lemuru Sardinella
Longiceps banyak tertangkap di Selat Bali, layang Decapterus spp di Selat Bali, Makassar, Ambon dan Laut Jawa, kembung lelaki Rastrellnger kanagurta di
Selat Malaka dan Kalimantan, kembung perempuan Rastrelliger neglectus di Sumatera Barat, Tapanuli dan Kalimantan Barat. Menurut data wilayah
pengelolaan FKPPS Forum Koordinasi Pengelolaan Pemanfaatan Sumberdaya Ikan maka ikan layang banyak tertangkap di Laut Pasifik, teri di Samudera
Hindia dan kembung di Selat Malaka. Ikan pelagis dapat ditangkap dengan berbagai alat penangkap ikan seperti purse seine atau pukat cincin, jaring insang,
payang, bagan dan sero Suyedi 2001.
2.2 Alat Tangkap