III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi
Penelitian pengembangan perikanan pelagis di Kabupaten Bangka Selatan dilakukan selama 6 bulan dari Bulan Oktober 2009 hingga Maret 2010.
Pengambilan data dilakukan di wilayah Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung selama satu bulan. Secara rinci peta lokasi penelitian disajikan
pada Gambar 4.
Gambar 4 Peta lokasi penelitian
3.2 Jenis dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini dikelompokkan atas data primer dan sekunder. Data primer bersumber dari anggota rumah tangga nelayan yang terlibat
melaut, meliputi: karakteristik rumah tangga nelayan, kepemilikan aset usaha perikanan, input produksi, pemeliharaan kapal dan alat tangkap ikan, hasil
tangkapan, musim dan daerah penangkapan, jumlah trip, tenaga kerja nelayan, permodalan, harga ikan dan pemasaran hasil tangkapan. Pengumpulan data
primer dilakukan dengan metode interview secara terstruktur menggunakan kuesioner dan ditunjang dengan observasi langsung terhadap kegiatan nelayan
dalam melakukan aktivitas penangkapan. Wawancara juga dilakukan terhadap
stakeholders perikanan di wilayah Kabupaten Bangka Selatan untuk mengetahui kebijakan dan strategi pengembangan perikanan pelagis yang diterapkan.
Data sekunder diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan, Kantor Kecamatan dan Biro Pusat Statistik BPS. Data yang dikumpulkan mencakup
kondisi geografi dan administrasi wilayah, keadaan penduduk, pemasaran, keadaan sarana dan prasarana penunjang perikanan, kebijakan pemerintah di
sektor perikanan kebijakan penyediaan input, informasi harga, investasi dan ekspor, data hasil dan upaya pemanfaatan sumberdaya perikanan 5 tahun
terakhir.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei. Penentuan lokasi dan besarnya contoh responden nelayan dilakukan secara
purposive sampling sengaja. Secara administrasi, Kabupaten Bangka Selatan terbagi atas 7 kecamatan dan 5 kecamatan di antaranya berada di wilayah pesisir.
Pusat-pusat pendaratan ikan yang terdapat di kelima kecamatan tersebut dijadikan tempat pengambilan contoh karena merupakan sentra pelayanan nelayan dalam
melakukan aktifitasnya menangkap ikan, sehingga akan lebih mudah untuk melakukan observasi dan pengumpulan data primer.
Jumlah contoh nelayan untuk setiap jenis unit penangkapan ikan UPI ditentukan secara proposional, jika jumlah populasi jenis UPI banyak maka
jumlah contoh nelayan akan lebih banyak dibandingkan jumlah contoh nelayan yang memiliki populasi yang lebih sedikit. Pemilihan sampel nelayan dilakukan
secara acak. Banyaknya contoh nelayan ditentukan dengan mempertimbangan status nelayan pemilik, perbedaan jenis alat tangkap dan kendala waktu, tenaga
dan biaya.
3.4 Analisis Data