2 Kendala ketersediaan es balok akan disajikan dengan menggunakan model persamaan sebagai berikut :
ES X
es X
es X
es
n n
....
2 2
1 1
..............................3.3 keterangan :
1
es = es balok yang dipakai pada pengoperasian alat tangkap 1 balokunit
es
2
= es balok yang dipakai pada pengoperasian alat tangkap 2 balokunit
es
n
= es balok yang dipakai pada pengoperasian alat tangkap n balokunit
Es = es balok yang tersedia bagi nelayan balok 3 Kendala penyerapan tenaga kerja yang tersedia bagi usaha perikanan
tangkap orang. Model persamaannya dapat dirumuskan : H
X h
X h
X h
n n
. ..........
2 2
1 1
............................................................ 3.4 keterangan:
1
h = jumlah tenaga kerja untuk alat tangkap 1 orangunit
2
h = jumlah tenaga kerja untuk alat tangkap 2 orangunit
n
h = jumlah tenaga kerja untuk alat tangkap n orangunit H = jumlah tenaga kerja yang dapat terserap orang
3.4.3 Analisis strategi pengembangan perikanan pelagis
Perencanaan strategi pengembangan perikanan pelagis di Kabupaten Bangka Selatan akan didekati dengan analisis SWOT Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats. Berdasarkan hasil kajian aspek biologi, teknis, sosial, ekonomi dan kelembagaan, kemudian menyusun faktor strategi internal kekuatan
dan kelemahan dan faktor strategi eksternal peluang dan ancaman. Faktor- faktor tersebut kemudian diberikan bobot dan rating. Pembobotan didasarkan
pada persentase jumlah responden yang memberikan bobot dan rating pada
masing-masing faktor internal kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal peluang dan ancaman.
Kriteria penilaian mulai dari tidak penting sampai dengan sangat penting. Sedangkan rating didasarkan pada pengaruh faktor-faktor internal kekuatan dan
kelemahan dan faktor eksternal peluang dan ancaman terhadap pengembangan perikanan pelagis di Kabupaten Bangka Selatan apakah memberikan dampak
positif atau negatif. Dampak positif nilainya lebih besar sedang dampak negatif nilainya lebih kecil, skala yang diberikan yaitu 1-4. Setelah pemberian nilai pada
bobot dan rating, selanjutnya ditentukan nilai skor dengan mengalikan antara bobot dengan rating. Hasil dari total skor menunjukkan informasi sebagai berikut:
Matrik IFAS a. Total skor 1
: situasi internal
masyarakat Bangka
Selatan dalam
pengembangan perikanan pelagis sangat buruk b. Total skor 2-3 : situasi
internal masyarakat
Bangka Selatan
dalam pengembangan perikanan pelagis rata-rata
c. Total skor 4 : masyarakat Bangka Selatan dalam pengembangan perikanan
pelagis sangat baik Matrik EFAS
a. Total skor 1 : masyarakat Bangka Selatan tidak mampu memanfaatkan
peluang untuk menghindari ancaman dalam pengembangan perikanan pelagis
b. Total skor 2-3 : masyarakat Bangka Selatan mampu memanfaatkan peluang untuk menghindari ancaman dalam pengembangan perikanan
pelagis secara rata-rata c. Total skor 4
: masyarakat Bangka Selatan sangat baik dalam memanfaatkan peluang untuk menghindari ancaman dalam pengembangan
perikanan pelagis
Responden yang diwawancarai yaitu Staf Dinas Perikanan dan Kelautan Bangka Selatan, Staf TPI, tokoh masyarakat, kelompok nelayan, dan Perguruan
Tinggi, yang berjumlah 20 orang responden. Tabel 5 Matriks IFAS dan EFAS dalam analisis SWOT
Faktor-Faktor Internal Kek
uata n
Bobot Rating
Skor
S1 Sn
Kele mah
an Bobot
Rating Skor
W1 Wn
Faktor-Faktor Eksternal Pelu
ang Bobot
Rating Skor
O1 On
Anc ama
n Bobot
Rating Skor
T1 Tn
Setelah memperoleh skor pembobotan, masing-masing faktor strategi dirangking dan dihubungkan keterkaitannya untuk memperoleh beberapa
alternatif strategi dengan menggunakan matrik analisis SWOT Tabel 5
Tabel 6 Matrik SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats Faktor
Internal Faktor
Eksternal STRENGTHS
S WEAKNESSES
W
OPPORTUNITIES O
Strategi SO
Meciptakan strategi yang menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO
Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan peluang
THREATS T
Strategi ST
Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman.
Strategi WT
Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman.
III. KEADAAN UMUM
4.1 Letak Geografis
Kabupaten Bangka Selatan, secara yuridis formal dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka
Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat, dan Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Bangka Belitung.
Kabupaten Bangka Selatan secara umum merupakan wilayah yang tersusun dari puluhan pulau-pulau kecil. Daerah kepulauan tersebut memiliki
topografi berupa dataran rendah, lembah dan sebagian kecil pegunungan serta perbukitan. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Bangka Selatan, di Bangka Selatan terdapat sekitar 28 pulau diantarannya : Pulau Lepar, Pulau Pongok, Pulau Tinggi, Pulau Panjang, Pulau
Seniur, Pulau Ibul. Pulau Burung, Pulau Bayan, Pulau Lutung Pulau Air dan lain- lain. Kondisi daerah kepulauan ini merupakan daerah yang kaya akan berbagai
sumberdaya hayati mulai dari hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun, hingga estuarine.
Secara administrasi Kabupaten Bangka Selatan terdiri atas tujuh kecamatan, 3 tiga kelurahan dan 45 desa. Luas wilayah Kabupaten Bangka
Selatan lebih kurang 3.607,08 km
2
dengan jumlah penduduk per bulan Februari 2007 sebanyak 162.650 jiwa. Ibukota Kabupaten Bangka Selatan adalah Kota
Toboali yang berjarak kurang lebih 125 km dari Pangkalpinang. Kabupaten Bangka Selatan secara yuridis berbatas dengan beberapa
wilayah diantarannya.: Sebelah utara berbatasan dengan
: Laut Cina Selatan, Sebelah selatan berbatasan dengan : Laut Jawa,
Sebelah barat berbatasan dengan : Selat Bangka; dan
Sebelah timur berbatasan dengan : Selat Gelasa
Selain daratan, Kabupaten Bangka Selatan memiliki luas mencapai 3.607,08 km
2
dengan Luas Laut mencapai 10.640 km
2
dan luas pesisir 2.100 km
2