Analisis SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats

  i i W W dan timbangan atau penalti ordinal atau kardinal yang diberikan terhadap unit deviasi yang kekurangan - atau kelebihan + dari target b i a ij koefisien fungsi kendala tujuan, yaitu yang berhubungan dengan tujuan peubah pengambilan keputusan Xj X j peubah pengambilan keputusan atau kegiatan yang kini dinamakan sebagai sub tujuan b i tujuan atau target yang ingin dicapai g kj koefisien teknologi fungsi kendala biasa fungsional C k jumlah sumberdaya k yang tersedia. Perlu dikemukakan bahwa koefisien teknologi aij yang berhubungan dengan fungsi kendala tujuan dan gkj yang berhubungan dengan fungsi kendala fungsional harus ditetapkan secara khusus dan eksplisit. Hal ini berarti bahwa imbal-beli trade-off di antara fungsi tujuan tidak perlu dikuantifikasikan, tetapi interaksi antara sumberdaya yang satu dengan yang lainnya akan memberikan nilai yang unik.

2.6 Analisis SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats

Analisis SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats adalah suatu metode yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan. Analisis SWOT dapat melihat seluruh kemungkinan perubahan masa depan sebuah organisasi melalui pendekatan sistematik dengan proses introspeksi dan mawas diri ke dalam, baik bersifat positif maupun negatif Rangkuti 2005. Metode ini digunakan untuk meneliti adanya kekuatan strengths, kelemahan weaknesses dalam menentukan kebijakan perikanan tangkap, serta untuk menganalisis peluang opportunities, dan ancaman threats bagi pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan. Sehingga dalam pelaksanaanya, SWOT mengandung prinsip “kembangkan kekuatan, minimalkan kelemahan, tangkap kesempatanpeluang, dan hilangkan ancaman . “ www.depdiknas.go.id. Analisis SWOT banyak digunakan peneliti untuk menentukan kebijakan alternatif. Octadian Pratiwanggono menggunakan analisis SWOT untuk melakukan penelitian tentang kebijakan transportasi jalan seiring dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah. Sedangkan Ahmad Yani menggunakan analisis SWOT untuk meneliti tentang kebijakan angkutan umum di Jakarta www.mstt.ugm.ac.id. Gambar 2 Kerangka formulasi strategis Rangkuti 2005 Faktor internal dan eksternal yang berkaitan dengan kegiatan perikanan tangkap tersebut dianalisis menggunakan analisis SWOT sesuai dengan kondisi daerah Purworejo. Berdasarkan matriks SWOT, diperoleh beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mengembangkan perikanan tangkap. Aspek sosial, politik, ekonomi, budaya, demografi, dan teknologi merupakan hal yang sangat penting dalam perumusan kebijakan yang digunakan untuk pengembangan perikanan tangkap. 3. Strategi turn around 1. Strategi agresif 4. Strategi defensif 2. Strategi diversifikasi Gambar 3 Analisis SWOT Rangkuti 2005 Keterangan : 1 Kuadran 1 : Kuadran satu merupakan situasi yang menguntungkan, dimana suatu organisasi mempunyai peluang dan kekuatan yang dapat dimanfaatkan sebagai pengambilan keputusan; Peluang kekuatan kelemahan ancaman Analisis Data -matriks SWOT Pengumpulan Data -faktor internal -faktor eksternal Pengambilan Keputusan 2 Kuadran 2 : Meskipun ada ancaman, namun masih terdapat kekuatan internal yang mendukung dalam memanfaatkan peluang atas pelaksanaan kebijakan; 3 Kuadran 3 : Kuadran ini organisasi mempunyai peluang dalam melaksanakan kebijakan, akan tetapi dari pihak internal masih terdapat kelemahan-kelemahan yang harus dikurangi; 4 Kuadran 4 : Situasi yang sangat tidak menguntungkan karena dalam menentukan dan melaksanakan suatu program terdapat berbagai kelemahan yang berasal dari pihak internal dan juga terdapat ancaman-ancaman dari pihak eksternal. Strategi yang dihasilkan dalam matriks SWOT mempunyai empat kemungkinan, yaitu : 1 Strategi SO : Strategi ini memanfaatkan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya; 2 Strategi ST : Strategi yang memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman; 3 Strategi WO : Strategi ini bertujuan untuk memanfaatkan peluang untuk meminimalkan kelemahan yang ada; 4 Strategi WT : Strategi yang diambil untuk meminimalkan kelemahan yang ada sperta menghindari ancaman.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi

Penelitian pengembangan perikanan pelagis di Kabupaten Bangka Selatan dilakukan selama 6 bulan dari Bulan Oktober 2009 hingga Maret 2010. Pengambilan data dilakukan di wilayah Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung selama satu bulan. Secara rinci peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 4. Gambar 4 Peta lokasi penelitian

3.2 Jenis dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dikelompokkan atas data primer dan sekunder. Data primer bersumber dari anggota rumah tangga nelayan yang terlibat melaut, meliputi: karakteristik rumah tangga nelayan, kepemilikan aset usaha perikanan, input produksi, pemeliharaan kapal dan alat tangkap ikan, hasil tangkapan, musim dan daerah penangkapan, jumlah trip, tenaga kerja nelayan, permodalan, harga ikan dan pemasaran hasil tangkapan. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode interview secara terstruktur menggunakan kuesioner dan ditunjang dengan observasi langsung terhadap kegiatan nelayan dalam melakukan aktivitas penangkapan. Wawancara juga dilakukan terhadap