Kondisi Biofisik Kondisi Tapak 1. Kondisi Fisik

VI.2.1.4. Visibilitas dan Akustik Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lapang melalui survei didapat data visual di sekitar tapak yang berpotensi sebagai good view dan bad view. Adapun view utama dari lokasi penelitian ini yang dapat dilihat dan dinikmati yaitu pemandangan Sungai Martapura. Untuk good view di dalam tapak terdapat di sebelah barat tapak yakni Sungai Martapura, Siring Sudirman dan kawasan Ruang Terbuka Hijau Masjid Sabilal Muhtadin. Selain itu pada tapak juga dapat terdengar suara kicauan burung walet yang merupakan potensi akustik suara. Pemandangan yang kurang baik bad view terdapat pada area bekas Banjarmasin Park yang terletak di tengah tapak. Di area ini sebagian besar tanamannya tumbuh tidak terawat sehingga menimbulkan kesan semak belukar. Kemudian untuk bad view sekaligus sumber bising ke tapak terdapat pada sebelah timur tapak yakni Jalan Piere Tendean yang sering dilalui oleh kendaraan roda dua dan empat. Pada area ini juga terdapat zona rawan bahaya karena terjadi pertemuan jalur kendaraan. Untuk bad view lainnya ialah kawasan mixed used seperti ruko dan rukan serta area bekas pembebasan lahan yang masih tersisa puing-puing dan bongkahan kayu serta material bangunan lainnya.

VI.2.2. Kondisi Biofisik

VI.2.2.1. Topografi dan Kemiringan Secara umum kondisi permukaan tapak adalah datar dengan ketinggian yang relatif sama, sejalan dengan itu berdasarkan data yang bersumber dari data Bappeda Kota Banjarmasin, hampir sebagian besar wilayah Kota Banjarmasin relatif datar dengan kemiringan 0 – 2 dan wilayah daratannya berada 0,16 m di bawah permukaan laut saat pasang. Dengan kondisi topografi dan kemiringan tersebut hampir seluruh area tapak potensial untuk dikembangkan. Menurut Nurisjah 2004, umumnya lahan yang mempunyai topografi dan kemiringan lahan yang relatif datar akan memberikan keuntungan karena dapat digunakan untuk berbagai aktivitas kehidupan dan rekreatif manusia dan juga untuk peletakan sarana penunjangnya. Topografi dan kemiringan lahan sangat mempengaruhi sirkulasi air dan sistem drainase pada tapak, karena topografi akan menentukan bagaimana aliran air mengalir melewati tapak dan air limpasan berlebih dikeluarkan dari dalam tapak. Pada saat air surut air hujan yang turun mengalir ke arah sungai namun air akan tertahan apabila air sungai pasang. VI.2.2.2. Tanah Berdasarkan data sekunder yang telah didapat kondisi tanah secara umum di wilayah Kecamatan Banjarmain Tengah ialah aluvial yang memiliki ciri-ciri khusus yaitu kandungan bahan organiknya rendah, reaksi tanahnya masam sampai netral, struktur tanahnya pejal dan memiliki sifat struktur yang keras pada kondisi kering dan teguh pada kondisi lembab. Secara umum tanah ini memiliki kesuburan yang cukup namun karena sering terendam oleh air sungai dan hujan menyebabkan tanah ini kurang baik jika langsung digunakan sebagai media tanam. VI.2.2.3. Vegetasi dan Satwa Vegetasi yang ada di tapak didominasi oleh tanaman introduksi bekas pembangunan taman Banjarmasin Park antara lain, Angsana Pterocarpus indicus, Pohon Flamboyan Delonix regia, Palem Raja Roystonia regia, Batavia Jatropha pandorifolia, Dadap Merah Erithriyna cristagalii, Ketapang Terminilia catappa, Bunga kupu-kupu Bauhinia purpurea dan Rumput gajah mini Axonopus compresus. Adapun vegetasi lain yang terdapat pada tapak ialah tanaman yang telah ada sebelum pembangunan Banjarmasin Park seperti, Pohon Beringin Ficus benjamina, Pohon Mangga Mangifera indica, Seruni Rambat Widelia biflora dan Alang-Alang Imperata cylindrica Gambar12. Kondisi vegetasi yang ada cukup baik namun karena tidak terawat kesan semak belukar sangat terlihat pada tapak. Hal ini dapat dilihat jelas di kawasan bekas Banjarmasin Park yang berada di tengah tapak. Padahal tanaman yang ada membutuhkan perawatan yang cukup intensif karena merupakan tanaman introduksi dari luar kawasan Kota Banjarmasin Gambar 13. Gambar 12. Beberapa Jenis Vegetasi pada Tapak Pada waktu tertentu dapat dilihat burung elang terbang melintas di sekitar tapak. Burung ini terbang pada waktu pagi dan sore hari, sesekali pada waktu siang dan mereka terbang dari arah barat untuk mencari ikan di sungai. Selain burung elang, burung walet juga terlihat terbang melintas sepanjang sungai. Ketika pagi dan sore hari pada tapak dapat terdengar suara sekumpulan burung walet dan ini dapat menjadi elemen akustik yang dapat menambah nilai dari tapak. Sedangkan pada tapak hanya ditemukan serangga-serangga kecil seperti kupu- kupu dan kumbang. Gambar 13. Peta Sebaran Vegetasi pada Tapak VI.2.2.4. Iklim Mikro Secara umum kondisi iklim mikro tapak terasa panas. Pada pagi hari sebagian area tapak mendapat semi naungan dari bangunan yang ada di sebelah timur tapak. Namun pada siang dan sore hari hampir semua area tapak tersinari matahari ini dikarenakan tapak terekspose matahari dan tidak adanya naungan pada tapak yang sebagian besar area terbuka. Area tapak yang mendapat naungan hanya pada area bekas Banjarmasin Park yang ternaungi oleh vegetasi. Selain itu arah angin pada sekitar tapak dapat diklasifikasi menjadi dua bagian yaitu angin yang berasal dari koridor sungai maupun angin yang berasal dari koridor jalan. Angin yang berasal dari koridor sungai bertiup dari arah selatan menuju tapak sedangkan angin yang berasal dari koridor jalan bertiup dari arah timur menuju tapak.

IV.2.3. Kondisi Sosial dan Budaya