Pengembangan Konsep KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN

memeberi kesan menarik. Selain itu dapat juga dikembangkan elemen-elemen dengan skala non-human sebagai aksen, seperti sculpture, artwork dan sebagainya. Secara umum pengembangan desain pada elemen-elemen yang ada di dalam tapak nantinya merupakan penjabaran filosofi desain yang didapat dari penurunan konsep dasar perancangan taman ini yakni memunculkan karakteristik lokal. Gambar 24. Ilustrasi Konsep Desain

VI.2. Pengembangan Konsep

Konsep dasar taman tepian sungai dikembangkan dalam bentuk penataan yang meliputi ruang, sirkulasi, vegetasi serta aktivitas dan fasilitas rekreasi. G a m b a r Ko nse p Sum b e r : g o o g le .c o m Ab stra ksi Ko nse p De sa in p a d a Ta p a k Transformasi bentuk riak air pada tapak VI.2.1. Konsep Ruang Konsep ruang dimaksudkan untuk menata dan mengalokasikan penggunaan ruang sesuai fungsi-fungsi yang akan dikembangkan pada tapak sebagai sarana rekreatif bagi masyarakat. Adapun pembagian ruang yang ada yakni, 1 ruang penerimaan 2 ruang rekreasi aktif 3 ruang rekreasi pasif dan 4 ruang penyangga. 1. Ruang Penerimaan Ruang penerimaan diperuntukan sebagai area penyambutan bagi pengunjung sebelum masuk ke dalam tapak. Pada area ini untuk pengguna yang melewati jalur darat akan direncanakan plaza sedangkan untuk jalur sungai akan direncanakan dermaga. Fungsi plaza dan dermaga ini ialah sebagai node pertemuan sebelum pengguna memasuki taman lebih jauh dan sebagai tempat interpretasi awal taman. 2. Ruang Rekreasi Aktif Ruang rekreasi aktif adalah ruang yang akan dikembangkan untuk mengakomodasi segala aktivitas rekreasi aktif pengguna dengan segala fasilitas pendukungnya, seperti sepeda, jelajah sungai, memancing, jogging, dll. 3. Ruang Rekreasi Pasif Ruang rekreasi pasif adalah ruang yang diperuntukan secara maksimal untuk aktivitas rekreasi pasif dan dikembangkan segala fasilitas pendukungnya. Ruang rekreasi pasif ini lebih bertujuan mendekatkan pengguna pada alam. Pada ruang ini direncanakan area pelayanan yang terdapat fasilitas untuk melayani kebutuhan pengguna seperti plaza pusat kuliner, shelter atau gazebo dll. 4. Ruang Penyangga Ruang Penyangga diperuntukan sebagai penyangga kedua zona diatas dan konservasi taman agar taman dapat tetap lestari dan berkelanjutan. Pada zona ini akan dikembangkan sebagai area vegetasi yang memliki fungsi arsitektural dan ekologis. Fungsi arsitektural diantaranya sebagai peneduh, pengarah, pembentuk ruang dan estetika, sedangkan fungsi ekologis antara lain sebagai pelindung tanah dan air, pencegah erosi, penghasil O2 serta mereduksi polusi dan radiasi matahari. Gambar 25. Konsep Tata Ruang Tabel 8. Konsep Ruang, Aktivitas dan Fasilitas Ruang Aktivitas Fasilitas 1. Ruang Penerimaan Interpretasi, Parkir, Istirahat Sculpture, Plaza, Dermaga, Tempat parkir 2. Ruang Rekreasi Aktif Bersepeda, Selusur sungai, jogging, memancing Boardwalk, jalur multimode, pathway 3. Ruang Rekreasi Pasif Duduk-duduk, Foto Hunting, Menikmati Pemandangan Sungai Amphiteater, Tempat duduk, Lawn, Shelter, Food corner 4. Ruang Penyangga Pengamatan, Interpretasi, Bermain Lawn, Mounded,Vegetasi VI.2.2. Konsep Aktivitas dan Fasilitas Aktivitas rekreasi yang dikembangkan ialah rekreasi aktif dan rekreasi pasif. Rekreasi aktif dimana kegiatan rekreasi lebih didominasi pada manfaat fisik daripada mental. Sebagai contoh kegiatan rekreasi aktif adalah memancing, bersepeda, bermain di area Children Playground, berolahraga dll Gambar 26. Sedangkan untuk rekreasi pasif adalah rekreasi yang lebih berorientasi manfaat mental daripada fisik. Sebagai contoh kegiatan rekreasi pasif adalah duduk-duduk, mengobrol, melihat pemandangan, bird watching, beristirahat dan sebagainya Gambar 27. Gambar 26. Image Kegiatan Olahraga di Tepian Sungai Sumber: google.com, Adventurestocks.com dan blogamericanfeast.com Gambar 27. Image Aktivitas Duduk-Duduk Menikmati Pemandangan, photo Hunting dan Makan-makan Sumber gambar: google.com, blogshahsrambblings.com, greenplanphiladelphia Fasilitas yang dikembangkan pada taman tepian sungai ini adalah fasilitas yang mendukung aktivitas yang dikembangkan. Pada setiap ruang tentunya memiliki aktivitas dan fasilitas yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan keperluan masing-masing ruang. Fungsi fasilitas di sini juga sebagai pembatas dari kuantitas pengunjung sehingga sesuai dengan daya dukung taman Gambar 28. Gambar 28. Beberapa Contoh Fasilitas Penunjang Rekreasi di Riverfront Park , Sumber gambar: republic.com, ohioswallow.com, ehsmith.co.uk, rampost.co.uk dan travelpod.com VI.2.3 Konsep Sirkulasi dan Aksesibilitas Sirkulasi yang dikembangkan pada tapak ialah sirkulasi yang memberikan kenyamanan pada pengguna. Oleh karena itu sirkulasi yang direncanakan harus dapat mengakomodasi kebutuhan pengguna. Bentuk atau pola sirkulasi didapat dari penurunan konsep desain riak air sehingga diharapkan taman memiliki kesatuan dan harmoni. Gambar 29. Konsep Pembagian Jalur Sirkulasi Pejalan Kaki dan Sepeda Sumber: Harris dan Dines, 1998 Sirkulasi pada tapak akan dibagi menjadi dua, yakni sirkulasi primerutama dan sekunder. Jalur sirkulasi utama ialah diperuntukan untuk mengakomodasi pejalan kaki sedangkan jalur sekunder diperuntukkan untuk mengakomodasipejalan kaki dan pengguna sepeda . Untuk mengakomodasi keduanya dapat dikembangkan jalur sirkulasipath way campuran maupun terpisah. Standar jalur sirkulasi menurut Harris Dines 1998 yakni, jalur multi mode berdimensi lebih kurang 3 meter. Selain jalur sepeda tentu perlu diperhatikan tempat parkir sepeda yang harus disediakan pada tapak Gambar 29. Gambar 30. Konsep Tata Sirkulasi VI.2.4 Konsep Vegetasi Vegetasi yang akan dikembangkan dalam taman ini adalah vegetasi yang memiliki fungsi ekologis dan arsitektural. Secara ekologis vegetasi yang digunakan ialah vegetasi yang berfungsi sebagai pelindung tanah dan air, pencegah erosi, penghasil O 2 serta megurangi polusi udara. Sedangkan secara arsitektural vegetasi yang digunakan berfungsi sebagai peneduh, pengarah, pembentuk ruang dan meningkatkan kualitas tapak. Vegetasi yang akan digunakan dalam perancangan taman tepian sungai ini ialah vegetasi lokal dan introduksi non-lokal. Tentunya untuk vegetasi non-lokal merupakan vegetasi yang telah beradaptasi dengan iklim dan tanah Kota Banjarmasin serta vegetasi lokal. Penggunaan vegetasi non-lokal ini digunakan untuk memberikan fungsi arsitektural pada taman sedangkan untuk vegetasi lokal sendiri digunakan tidak hanya sebagai fungsi ekologis tetapi juga sebagai pendukung identitas kota. Letak tapak yang berada di tepian sungai pemilihan vegetasi nantinya diharapkan tidak menutupi pandangan ke sungai. Gambar 31. Konsep Vegetasi V.2.5. Konsep Visibilitas Konsep visibilitas visual yang akan dikembangkan dalam tapak ialah mengintegrasikan Sungai Martapura sebagai elemen yang tak terpisahkan dengan tapak. Namun tidak menjadikan sungai sebagai elemen yang diberdayakan secara fisik tetapi peminjaman elemen Sungai Martapura sebagai borrowing screenery untuk menambah kualitas visual dari tapak dan aktivitas yang terjadi di atas sungai tersebut dapat menjadi nilai tambah untuk dinikmati pengunjung tapak khususnya dalam kegiatan rekreasi yang bersifat pasif. Ekologi Arsitektural Perlindungan tanah dan air, mencegah erosi, mengurangi polusi udara, menghasilkan O2, dan lain-lain Peneduh, Pengarah, Pembentuk ruang, Pelindung, estetika V eg et as i L o k al V eg et as i N o n L o k al Fungsi Manfaat Jenis Gambar 32. Ilustrasi Konsep Borrowing Screenery

V.3. Block Plan