V.2 Sintesis
Hasil analisis potensi dan kendala dari tiap aspek secara lebih rinci dapat dilihat pada gambar 24 dan tabel 7. Potensi yang ada akan dikembangkan
sedangkan kendala yang ada dicari solusi atau pemecahannya. Berdasarkan hasil analisis ini, dihasilkan sintesis yang digunakan sebagai dasar untuk merancang
taman tepian sungai sebagai ruang terbuka yang rekreatif. Tabel 7. Hasil Analisis Sintesis
No Kondisi
Eksisting Hasil Analisis
Potensi Kendala
1 Lokasi dan Batas
Tapak • Berada di pusat kota
• Tepian sungai • Sekitar tapak
merupakan area perkantoran,
perdagangan, permukiman dan
sekolah • Masih ada
permukiman di tapak
• Banyak terdapat sisa-sisa puing
• Pasang surut • Perlu ruang
terbuka • Pemanfaatan area
rekreasi kota • Perancangan
taman tepian sungai
2 Aksesibilitas
Sirkulasi • Dapat diakses dari
darat sungai • Jalur jalan
kendaraan darat baik • Tidak ada pintu
masuk utama • Tidak ada darmaga
perahu • Tidak ada tempat
parkir • Dibuat pintu
utama ke tapak • Pembuatan
dermaga • Tata sirkulasi
pada tapak 3
Visibilitas • View utama yang
menghadap langsung Sungai
Martapura • Letak tapak yang
bersebelahan dengan jalan
berpotensi menyebabkan
bising dan bad view.
• Pengembangan aktivitas rekreasi
viewingmenikma ti pemandangan
dan suasana sungai
Riverfront park
• Penanaman pohon
pembatasscreeni ng
4 Topografi,
kemiringan drainase
• Topografi tapak datar
• Kemiringan 0-2 • Masalah drainase
pada saat hujan • Pada saat pasang
daratan berada 0,16 m dibawah
permukaan laut • Secara visual tapak
yang datar akan menimbulkan
kemotonan • Perlu dibuat
sistem drainase yang sesuai
• Tapak mudah dikembangkan
• Rekayasa tapak dengan grading
untuk memecah kemonotonan
tapak
5 Tanah
• Aluvial ; struktur pejal, keras bila
kering dan teguh pada basah
• Unsur hara tinggi • Sering terendam air
jika pasang • Menambahkan
bahan organik tinggi pada media
tanam
6 Vegetasi
• • Pada tapak hanya
terdapat beberapa vegetasi
• Pada beberapa bagian tapak masih
terasa panas • Terdapat vegetasi
liar yang menggangu
• Penanaman vegetasi perlu
dilakukan sesuai dengan fungsinya
• Pembersihan vegetasi
pengganggu
7 Iklim
• Curah hujan 278,71 mm per bulan
• Sumber hembusan angin berasal dari
koridor sungai dan koridor jalan
• Suhu udara rata- rata 25ºC - 38ºC
• Kelembaban 74 - 91
• Penyinaran sinar matahari hampir
sepanjang hari • Penambahan
vegetasitanama n penaung
• Pemanfaatan hembusan angin
untuk mengurangi
kelembaban
• Membuat bangunan
seperti gazebo dan shelter
8 Pengguna tapak
• Penggunaan tapak yang cukup tinggi
pada ruang waktu tertentu
• Tidak ada fasilitas memadai
• Pengembangan ruang waktu
aktivitas • Pemanfaatan
aktivitas rekreasi aktif dan pasif
• Penambahan fasilitas gazebo,
tempat duduk, pedestrian line,
food corner, area bermain anak, dll
• Penanaman pohon penaung
VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN
VI.1. Konsep Desain
Lanskap Tepian Sungai Martapura Kota Banjarmasin menitikberatkan kepada sungai sebagai pusat perhatian dan pemandangan yang dapat dinikmati
dari tapak. Sebagai wilayah tepian sungai, Sungai Martapura tidak harus menjadi bagian dalam perancangan tapak tetapi dapat menjadi elemen yang dipinjam
borrowing screenery yang berfungsi sebagai objek atraksi utama pada tapak. Perancangan Taman Tepian Sungai Martapura ini didasarkan dalam
sebuah konsep dasar yaitu memunculkan kembali karakteristik lokal Kota Banjarmasin yang alami yaitu dengan penggunaan pola alamiorganik dan
pemilihan material tanaman sebagai identitas taman dan kehidupan masyarakat dengan semboyan kayuh baimbai mengayuh bersama-sama sebagai aktivitas
pengguna yang ingin dimunculkan pada taman yaitu interaksi. Konsep desain dalam penelitian ini mengambil bentukan dari ripple
waterriak air. Konsep ini diambil karena dalam perancangan taman tepian sungai ini air menjadi elemen utama dari taman. Selain itu, kondisi wilayah Banjarmasin
yang sebagian besar dilalui sungai-sungai sehingga secara sosial, budaya dan juga ekonomi masyarakat Kota Banjarmasin memiliki hubungan yang sangat erat
dengan air sungai dalam kehidupan mereka. Sejak dulu sungai bagi masyarakat Kota Banjarmasin sudah menjadi sarana sosial, budaya dan ekonomi, namun saat
ini sudah mulai pudar. Oleh karena itu pada perancangan ini diharapkan nilai-nilai itu dapat dimunculkan kembali.Adapun bentukan yang diambil untuk digunakan
pada perancangan ini ialah bentukan lingkaran hasil dari riak air. Inspirasi dari riak air ini ditranformasikan kedalam konsep tata ruang,
dimana akan dihasilkan ruang-ruang lingkaran pada tapak. Sehingga dihasilkan bentukan-bentukan baru yang digunakan sebagai pola sirkulasi pada tapak.
Meskipun konsep alami ingin dimunculkan kembali, sebagai Ibukota Propinsi nilai urban yang modern tetap dimasukkan ke dalam desain taman ini.
Penggunaan desain modern seperti desain yang tidak biasakonvensional atau kontemporer dapat diterapkan pada beberapa elemen taman, sehingga dapat