VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN
VI.1. Konsep Desain
Lanskap Tepian Sungai Martapura Kota Banjarmasin menitikberatkan kepada sungai sebagai pusat perhatian dan pemandangan yang dapat dinikmati
dari tapak. Sebagai wilayah tepian sungai, Sungai Martapura tidak harus menjadi bagian dalam perancangan tapak tetapi dapat menjadi elemen yang dipinjam
borrowing screenery yang berfungsi sebagai objek atraksi utama pada tapak. Perancangan Taman Tepian Sungai Martapura ini didasarkan dalam
sebuah konsep dasar yaitu memunculkan kembali karakteristik lokal Kota Banjarmasin yang alami yaitu dengan penggunaan pola alamiorganik dan
pemilihan material tanaman sebagai identitas taman dan kehidupan masyarakat dengan semboyan kayuh baimbai mengayuh bersama-sama sebagai aktivitas
pengguna yang ingin dimunculkan pada taman yaitu interaksi. Konsep desain dalam penelitian ini mengambil bentukan dari ripple
waterriak air. Konsep ini diambil karena dalam perancangan taman tepian sungai ini air menjadi elemen utama dari taman. Selain itu, kondisi wilayah Banjarmasin
yang sebagian besar dilalui sungai-sungai sehingga secara sosial, budaya dan juga ekonomi masyarakat Kota Banjarmasin memiliki hubungan yang sangat erat
dengan air sungai dalam kehidupan mereka. Sejak dulu sungai bagi masyarakat Kota Banjarmasin sudah menjadi sarana sosial, budaya dan ekonomi, namun saat
ini sudah mulai pudar. Oleh karena itu pada perancangan ini diharapkan nilai-nilai itu dapat dimunculkan kembali.Adapun bentukan yang diambil untuk digunakan
pada perancangan ini ialah bentukan lingkaran hasil dari riak air. Inspirasi dari riak air ini ditranformasikan kedalam konsep tata ruang,
dimana akan dihasilkan ruang-ruang lingkaran pada tapak. Sehingga dihasilkan bentukan-bentukan baru yang digunakan sebagai pola sirkulasi pada tapak.
Meskipun konsep alami ingin dimunculkan kembali, sebagai Ibukota Propinsi nilai urban yang modern tetap dimasukkan ke dalam desain taman ini.
Penggunaan desain modern seperti desain yang tidak biasakonvensional atau kontemporer dapat diterapkan pada beberapa elemen taman, sehingga dapat
memeberi kesan menarik. Selain itu dapat juga dikembangkan elemen-elemen dengan skala non-human sebagai aksen, seperti sculpture, artwork dan
sebagainya. Secara umum pengembangan desain pada elemen-elemen yang ada di dalam tapak nantinya merupakan penjabaran filosofi desain yang didapat dari
penurunan konsep dasar perancangan taman ini yakni memunculkan karakteristik lokal.
Gambar 24. Ilustrasi Konsep Desain
VI.2. Pengembangan Konsep