21
3.7.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam Erlina
2011, ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu:
1. Analisis grafik Untuk melakukan pengujian normalitas dengan analisis grafik
dapat dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot. 2. Analisis statistik
Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan nilai Z-skewness. Uji statistik lain yang dapat digunakan
untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S
3.7.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel independen satu dengan variabel independen lainnya.
Frisch dalam Sudarmanto 2013:224 menjelaskan bahwa “istilah multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti,
diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Ada tidaknya hubungan atau korelasi antarvariabel independen dapat
diketahui dengan melihat nilai Tolerance. Jika nilai Tolerance lebih besar daripada 0,10, maka diindikasikan tidak terjadi gejala multikolineartitas, namun
jika nilai Tolerance lebih kecil daripada atau sama dengan 0,10, maka diindikasikan terjadi gejala multikolinearitas.
22
Selain itu, gejala multikolinearitas juga dapat diketahui dengan memanfaatkan statistik korelasi Varian Inflation Factor VIF. Kriteria yang
digunakan untuk mengetahui apakah ada gejala ada tidaknya multikolinearitas adalah harga koefisien VIF untuk masing-masing variabel independen lebih besar
daripada 10 atau tidak. Apabila harga koefisien VIF untuk masing-masing variabel independen lebih besar daripada 10, maka variabel tersebut diindikasikan
memiliki gejala multikolinearitas.
3.7.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain Erlina, 2011. Gujarati dalam Sudarmanto 2013:240 menjelaskan bahwa “apabila asumsi tidak terjadinya heteroskedastisitas ini tidak
terpenuhi, maka penaksir menjadi tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil maupun besar.”
Pendeteksian ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser. Uji Glejser pada dasarnya dilakukan dengan meregresikan variabel-
variabel independen terhadap nilai absolut residualnya. Kriteria yang digunakan untuk menyatakan apakah terjadi gejala
heteroskedastisitas ada dua alternatif. Kedua alternatif tersebut yaitu harga koefisien t hitung dan koefisien signifikansi. Heteroskedastisitas tidak terjadi jika
nilai t
hitung
t
tabel
, dan nilai signifikansi lebih besar daripada 0,05.
23
Heteroskedastisitas terjadi jika t
hitung
t
tabel
, dan nilai signifikansi lebih kecil daripada 0,05.
3.7.1.4 Uji Autokorelasi