7
g. Retribusi rumah potong hewan h. Retribusi pelayanan kepelabuhan
i. Retribusi tempat rekreasi dan olahraga j. Retribusi penyebrangan di air
k. Retribusi penjualan produksi daerah
3. Perizinan tertentu, yaitu retribusi atas pelayanan perizinan tertentu oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan
untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas
tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Retribusi perizinan tertentu meliputi:
a. Retribusi izin mendirikan bangunan b. Retribusi izin penjualan minuman beralkohol
c. Retribusi izin gangguan d. Retribusi izin trayek
e. Retribusi izin usaha perikanan
2.1.3 Dana Alokasi Umum DAU
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, Dana Alokasi Umum DAU adalah “dana yang
bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan Desentralisasi”. Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan ditetapkan dalam APBN, dengan
ketentuan sebagai berikut: a. Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26 dari
Pendapatan Dalam Negeri Neto.
8
b. Proporsi DAU antara provinsi dan kabupatenkota dihitung dari perbandingan antara bobot urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan provinsi dan kabupatenkota. c. Jika penentuan proporsi tersebut belum dapat dihitung secara kuantitatif,
proporsi DAU antara provinsi dan kabupatenkota ditetapkan dengan imbangan 10 dan 90.
DAU untuk suatu daerah dialokasikan berdasarkan formula yang terdiri atas celah fiskal dan alokasi dasar. Celah fiskal adalah selisih antara kebutuhan
fiskal dan kapasitas fiskal, sedangkan alokasi dasar dihitung berdasarkan jumlah gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah. Kebutuhan fiskal daerah merupakan kebutuhan
pendanaan daerah untuk melaksanakan fungsi layanan dasar umum antara lain kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan pengentasan kemiskinan. Setiap
kebutuhan pendanaan tersebut diukur secara berturut-turut menggunakan variabel jumlah penduduk, luas wilayah, Indeks Kemahalan Konstruksi, PDRB, dan IPM,
sedangkan kapasitas fiskal daerah dihitung berdasarkan Pendapatan Asli Daerah dan Dana Bagi Hasil.
2.1.4 Dana Alokasi Khusus DAK
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, Dana Alokasi Khusus DAK adalah “dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai
9
dengan prioritas nasional”. Dalam Nordiawan, dkk. 2008, daerah tertentu adalah “daerah yang dapat memperoleh alokasi DAK berdasarkan kriteria umum, kriteria
khusus, dan kriteria teknis. Kriteria umum adalah perumusan berdasarkan kemampuan keuangan
daerah yang dicerminkan dari penerimaan umum APBD setelah dikurangi belanja Pegawai Negeri Sipil Daerah.
Krtiteria khusus dirumuskan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur penyelenggaraan otonomi khusus dan karakteristik daerah serta
berdasarkan indeks kewilayahan oleh Menteri Keuangan dengan mempertimbangkan masukan dari Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional dan menteripimpinan lembaga terkait. Kriteria teknis disusun berdasarkan indikator-indikator kegiatan khusus
yang didanai dari DAK.
2.1.5 Belanja Modal