29
4.2 Analisis Hasil Penelitian
4.2.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai nilai minimun, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Sumber: Diolah dari SPSS 18.0
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dijelaskan bahwa dalam jutaan Rupiah:
1. Nilai rata-rata pajak daerah adalah 14869.18 dengan standar deviasi sebesar 30622.908 dan data berjumlah 51. Nilai terendah pajak daerah
X
1
sebesar 2320 dan nilai tertinggi sebesar 165461 2. Nilai rata-rata retribusi daerah adalah 10638.43 dengan standar deviasi
sebesar 7445.548 dan data berjumlah 51. Nilai terendah retribusi daerah X
2
sebesar 2296 dan nilai tertinggi sebesar 39410.
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation Pajak Daerah
51 2320
165461 14869.18
30622.908 Retribusi Daerah
51 2296
39410 10638.43
7445.548 DAU
51 225120
1211386 466772.25
195634.541 DAK
51 13411
97024 46668.14
20534.222 Belanja Modal
51 45509
289610 118492.57
51186.016 Valid N listwise
51
30
3. Nilai rata-rata Dana Alokasi Umum adalah 466772.25 dengan standar deviasi sebesar 195634.541 dan data berjumlah 51. Nilai terendah Dana
Alokasi Umum X
3
sebesar 225120 dan nilai tertinggi sebesar 1211386. 4. Nilai rata-rata Dana Alokasi Khusus adalah 46668.14 dengan standar
deviasi sebesar 20534.222 dan data berjumlah 51. Nilai terendah Dana Alokasi Khusus X
4
sebesar 13411 dan nilai tertinggi sebesar 97024. 5. Nilai rata-rata belanja modal adalah 118492.57 dengan standar deviasi
sebesar 51186.016 dan data berjumlah 51. Nilai terendah belanja modal Y sebesar 45509 dan nilai tertinggi sebesar 289610.
31
4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan melalui analisis grafik dengan
melihat grafik histogram dan normal probability plot. Hasil uji analisis grafik dengan grafik histogram adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1 Hasil Uji Analisis Grafik dengan Grafik Histogram
Sumber: Diolah dari SPSS 18.0
Hasil uji normalitas di atas menjelaskan bahwa pada grafik histogram memberikan pola distribusi data mengikuti kurva berbentuk lonceng yang tidak
32
menceng ke kiri maupun ke kanan. Dapat dipastikan bahwa data terdistribusi normal.
Hasil uji analisis grafik dengan normal probability plot adalah sebagai berikut:
Gambar 4.2 Hasil Uji Analisis dengan
Normal Probability Plot
Sumber: Diolah dari SPSS 18.0
Hasil uji normalitas di atas menjelaskan bahwa pada gambar normal probability plot, titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis
diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Selain analisis grafik, uji normalitas juga dilakukan melalui uji statistik
Kolmogorov-Smirnov. Dalam uji ini, data terdistribusi secara normal jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Sebaliknya, data tida terdistribusi secara normal
jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hasil uji normalitas melalui Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:
33
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik dengan Kolmogorov-Smirnov
Dari hasil penelitian di atas, nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,739 dan signifikansi sebesar 0,646. Dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara
normal dimana nilai sig. lebih besar dari 0,05 0,646 0,05.
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel independen satu dengan variabel independen lainnya.
Ada tidaknya hubungan atau korelasi antarvariabel independen dapat diketahui dengan melihat nilai Tolerance dan VIF Varian Inflation Factor. Suatu data
dikatakan tidak terjadi multikolinearitas jika nilai Tolerance lebih besar daripada 0,10 dan nilai VIF lebih kecil daripada 10.
Hasil uji multikolinearitas adalah sebagai berikut:
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 51
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation 2.80501883E4
Most Extreme Differences Absolute
.103 Positive
.103 Negative
-.070 Kolmogorov-Smirnov Z
.739 Asymp. Sig. 2-tailed
.646 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Sumber: Diolah dari SPSS 18.0
34
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber: Diolah dari SPSS 18.0
Berdasarkan hasil penelitian di atas, nilai Tolerance dari tiap variabel lebih besar daripada 0,10, dan nilai VIF dari tiap variabel lebih kecil daripada 10. Dapat
disimpulkan bahwa antara variabel independen dengan variabel independen lainnya tidak memiliki hubungan yang linear, dengan kata lain tidak terjadi
multikolinearitas.
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
16597.564 12556.410
1.322 .193
Pajak Daerah .141
.218 .084
.644 .523
.384 2.607
Retribusi Daerah
.958 .906
.139 1.058
.296 .376
2.661 DAU
.125 .041
.478 3.073
.004 .270
3.704 DAK
.670 .320
.269 2.094
.042 .396
2.523 a. Dependent Variable: Belanja Modal
35
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain Erlina, 2011. Pendeteksian ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser. Heteroskedastisitas tidak
terjadi jika nilai t
hitung
t
tabel
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, dan nilai signifikansi lebih besar daripada 0,05. Heteroskedastisitas terjadi jika t
hitung
t
tabel
, dan nilai signifikansi lebih kecil daripada 0,05.
Hasil uji heteroskedastisitas dengan melakukan uji Glejser adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil penelitian di atas, nilai t
hitung
tiap variabel lebih kecil dari nilai t
tabel
yang telah ditetapkan yaitu sebesar 2.00758, dan signifikansinya lebih besar daripada 0,05. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas antara satu variabel dengan variabel lainnya.
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 18550.564
7357.495 2.521
.015 Pajak Daerah
-.101 .128
-.183 -.793
.432 Retribusi Daerah
.910 .531
.399 1.713
.093 DAU
-.015 .024
-.176 -.642
.524 DAK
.054 .187
.066 .290
.773 a. Dependent Variable: RES_2
Sumber: Diolah dari SPSS 18.0
36
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Autokorelasi terjadi karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Uji autokorelasi dapat
dilakukan melalui uji Durbin-Watson. Autokorelasi tidak terjadi jika nilai Durbin- Watson berada di antara nilai DU dan 4-DU.
Hasil uji autokorelasi dengan melakukan uji Durbin-Watson adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .836
a
.700 .674
29244.343 2.352
a. Predictors: Constant, DAK, Retribusi Daerah, Pajak Daerah, DAU b. Dependent Variable: Belanja Modal
Sumber: Diolah dari SPSS 18.0
Berdasarkan hasil penelitian, nilai Durbin-Watson sebesar 2,352. Jika melihat tabel Durbin-Watson dimana tingkat signifikansi 5, dengan jumlah data
sebanyak 51 data dan 4 variabel independen, maka didapat nilai DU sebesar 1,7128. Nilai Durbin-Watson berada di antara nilai 1,7128 dan 4-1,7128, maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi linear tidak terjadi autokorelasi.
37
4.2.3 Analisis Regresi
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Dalam penelitian ini, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen. Hasil analisis regresi berganda adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Linier
Sumber: Diolah dari SPSS 18.0
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
16597.564 12556.410
1.322 .193
Pajak Daerah .141
.218 .084
.644 .523
Retribusi Daerah .958
.906 .139
1.058 .296
DAU .125
.041 .478
3.073 .004
DAK .670
.320 .269
2.094 .042
a. Dependent Variable: Belanja Modal
38
Berdasarkan tabel, maka dapat diperoleh persamaan berikut: Y = 16597,564 + 0,141X
1
+ 0,958X
2
+ 0,125X
3
+ 0,670X
4
+ e
Keterangan: 1. Konstanta sebesar 16597,564 menunjukkan bahwa apabila tidak ada
variabel independen Pajak Daerah, Retribusi Daerah, DAU, DAK = 0, maka tingkat penganggaran belanja modal sebesar 16597,564.
2. Koefisien regresi pajak daerah X
1
sebesar 0,141 menunjukkan bahwa setiap ada penambahan pajak daerah sebesar 1, dengan asumsi variabel
lainnya dianggap konstan, maka akan menaikkan tingkat pengalokasian belanja modal sebesar 14,1.
3. Koefisien regresi retribusi daerah X
2
sebesar 0,958 menunjukkan bahwa setiap ada penambahan retribusi daerah sebesar 1, dengan asumsi
variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menaikkan tingkat pengalokasian belanja modal sebesar 95,8.
4. Koefisien regresi DAU X
3
sebesar 0,125 menunjukkan bahwa setiap ada penambahan DAU sebesar 1, dengan asumsi variabel lainnya dianggap
konstan, maka akan menaikkan tingkat pengalokasian belanja modal sebesar 12,5.
5. Koefisien regresi DAK X
4
sebesar 0,670 menunjukkan bahwa setiap ada penambahan pajak daerah sebesar 1, dengan asumsi variabel lainnya
dianggap konstan, maka akan menaikkan tingkat pengalokasian belanja modal sebesar 67.
39
4.2.4 Uji Hipotesis 4.2.4.1 Uji-t