Pengaruh kadar air media terhadap pertumbuhan dan pembungaan Pengaruh paclobutrazol terhadap pertumbuhan dan pembungaan

BA HAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di rumah kaca UPBS Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Balittro, Cimanggu, Bogor mulai bulan September 2009 sampai Mei 2010. Lokasi penelitian berada pada ketinggian 200 m dpl. Suhu pada pagi hari berkisar antara 22 – 23 C, siang hari 31 – 34 C dan sore hari 24 – 25 C, dengan kelembaban nisbi RH rata-rata pada pagi hari berkisar 83 – 85 , siang hari 49 – 52 , dan sore hari 76 Lampiran 1. Bahan dan Alat Bahan tanaman yang digunakan yaitu rimpang jahe putih besar varietas Cimanggu I yang telah disemai hingga berumur 1 bulan dan telah muncul mata tunas, bahan lainnya meliputi paclobutrazol, pupuk kandang, pupuk majemuk, insektisida dan Dithane 45. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peralatan budidaya pertanian, polibag diameter 30 cm, gelas ukur, meteran, timbangan, jangka sorong, mikroskop cahaya, oven, termohydrometer, dan leaf area meter. Metode Percobaan Induksi pembungaan akan dilakukan melalui dua percobaan terpisah, yaitu dengan perlakuan kadar air media dan pemberian paclobutrazol.

1. Pengaruh kadar air media terhadap pertumbuhan dan pembungaan

Percobaan pertama akan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yaitu kadar air media yang terdiri atas 6 taraf yaitu kontrol C0, 45-46 C1, 42 – 43 C2, 39 – 40 C3, 36 – 37 C4 dan 33 – 34 C5. Percobaan dilakukan dengan 4 ulangan dan 5 sampel untuk tiap-tiap ulangan, sehingga terdapat 24 satuan percobaan. Model rancangan linear yang digunakan adalah sebagai berikut: Yij =  + τ i + β j + ε ij Keterangan, Y ij = nilai pengamatan pada ulangan ke-j perlakuan kadar air media taraf ke-i  = nilai rataan umum τ i = pengaruh perlakuan kadar air media taraf ke-i i=0, 1 , 2, 3, 4, 5 β j = pengaruh ulangan ke-j j=1, 2, 3, 4  ij = galat percobaan Data dianalisis menggunakan analisis ragam menggunakan program SAS Statistical Analysis System. Bila hasil sidik ragam berpengaruh nyata pengujian akan dilanjutkan dengan DMRT Duncan Multiple Range Test pada taraf 5 .

2. Pengaruh paclobutrazol terhadap pertumbuhan dan pembungaan

Percobaan kedua menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan faktor pemberian paclobutrazol yang terdiri atas 6 taraf yaitu 0 ppm P0, 20 ppm P1, 40 ppm P2, 60 ppm P3, 80 ppm P4 dan 100 ppm P5. Percobaan ini dilakukan dengan 4 ulangan dengan 5 sampel untuk tiap-tiap ulangan, sehingga terdapat 24 satuan percobaan. Model rancangan linear dan analisis data yang digunakan sama dengan percobaan pertama. Pelaksanaan Percobaan Persiapan benih dan persemaian. Rimpang yang digunakan sebagai bahan perbanyakan adalah yang saat dipanen minimal berumur 9 bulan. Rimpang dipotong dengan bobot sekitar 50-60 gram dan mempunyai 2-3 mata tunas, kemudian direndam dalam larutan antibiotik Dithama. Rimpang jahe yang lapisan antibiotiknya telah mengering, disemai terlebih dahulu selama sebulan hingga muncul tunas setinggi 20 cm. Persemaian dilakukan pada media kokopit dengan wadah semai bak semen permanen yang terdapat dalam rumah kaca. Rimpang jahe ditanam pada persemaian dengan mata tunas mengarah ke atas. Setelah itu, diaplikasikan Dithane 45 dengan dosis 2 gpolibag yang dilarutkan ke dalam 1 liter air sebagai fungisida sistemik. Persiapan tanam. Persiapan tanam dimulai dengan menyiapkan media tanam, yaitu mencampur tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1. Campuran tanah dimasukkan ke dalam polibag diameter 30 cm sebanyak 30 kgpolibag. Masing-masing polibag diberi pupuk majemuk dengan dosis 250 kgha 8 gtanaman. Penanaman dan penyulaman. Setelah sebulan di persemaian, tanaman jahe dipindah ke polibag. Penyulaman dilakukan dengan menggunakan bahan tanam yang berumur sama jika dalam waktu sebulan setelah dipindahkan ke polibag, tanaman tidak menunjukkan pertumbuhan optimal. Pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan meliputi: penyiangan, pembumbunan, pendangiran dan penanggulangan hama dan penyakit. Pemeliharaan tanaman, khususnya penyiraman dan pemupukan pada empat bulan pertama dilakukan sesuai prosedur operasional budidaya baku untuk menunjang pertumbuhan vegetatif yang optimal. Pembumbunan dan pendangiran dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh media tumbuh akar dan rimpang menjadi lebih baik. Percobaan 1: Kadar air media dan penyiraman. Pengukuran awal kadar air media dilakukan di laboratorium tanah untuk mengetahui kadar air kapasitas lapang dan titik layu permanen. Dari hasil pengukuran, diperoleh kadar air kapasitas lapang KL 47.98 dan titik layu permanen TLP 32.32 . Interval kadar air antara kapasitas lapang dan titik layu permanen sebesar 15.66 kadar air tersedia. Selisih ini digunakan untuk menentukan selang taraf kadar air media Lampiran 2. Perlakuan kadar air media dilakukan setelah tanaman berumur 4 bulan. Kadar air media dipertahankan sesuai dengan perlakuan selama 8 minggu tanaman umur 4 – 6 bulan. Untuk mencapai tingkat kadar air media yang diinginkan, tanaman tidak disiram selama beberapa hari kecuali kadar air media 48-49 yang disiram setiap hari. Penyiraman dilakukan dengan volume siram disesuaikan berdasarkan penurunan kadar air media pada masing-masing taraf perlakuan. Setiap penurunan kadar air media 1 , tanaman disiram dengan volume 300 ml. Tanaman kontrol disiram setiap hari pada kapasitas lapang 48 – 49 . Setelah 8 minggu dalam kadar air media yang berbeda, tanaman disiram kembali dikembalikan pada kondisi kapasitas lapang hingga panen. Percobaan 2: Aplikasi Paclobutrazol . Paclobutrazol diaplikasikan setelah tanaman berumur 4 bulan dan dibuat berdasarkan konsentrasi yang diperlukan Lampiran 3. Konsentrasi yang diberikan adalah 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm dan 100 ppm dengan volume siram 500 ml per polibag dan diaplikasikan dengan cara disiram di sekitar rimpang. Aplikasi paclobutrazol diulang sebanyak 5 kali aplikasi dengan selang dua minggu. Pengamatan. Pengamatan peubah vegetatif dilakukan pada masing- masing tunas sampel per rumpun dan dilaksanakan setiap dua minggu sekali yang meliputi: 1. Jumlah tunas, diamati pada 0 minggu setelah aplikasi MSA sampai 14 MSA, yaitu banyaknya tunas vegeatif yang tumbuh pada ruas rimpang jahe. 2. Tinggi tanaman, diukur pada 0 MSA sampai 14 MSA, yaitu tinggi tunas mulai dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi. 3. Diameter batang, diukur pada 0 MSA sampai 14 MSA dengan menggunakan jangka sorong, titik ukur 2 cm dari permukaan tanah. 4. Luas daun, diukur pada 2 dan 8 MSA. Daun yang diukur yaitu daun ke-2 atau ke-3 pada tunas sampel. Luas daun dihitung dengan menggunakan alat Leaf Area Meter. Pada saat pertumbuhan generatif dan panen tanaman berumur 9 bulan, peubah yang diamati meliputi: 1. Waktu kemunculan spika dan jumlah spika per rumpun. 2. Bobot kering tajuk, dilakukan dengan mengoven semua tunas dan daun pada suhu 50 C selama 3 hari dan ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik. 3. Bobot rimpang total, yaitu total bobot rimpang baik yang terserang hama dan penyakit maupun yang sehat. Rimpang ditimbang setelah dibersihkan terlebih dahulu. 4. Tebal rimpang, diukur pada batang rimpang utama dengan menggunakan jangka sorong. 5. Bobot kering akar, dengan mengoven bagian akar setelah akar dibersihkan pada suhu 50 C selama 3-4 hari kemudian ditimbang menggunakan timbangan analitik. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perlakuan kadar air media KAM dan aplikasi paclobutrazol dimulai pada saat tanaman berumur 4 bulan Gambar 1a hingga tanaman berumur 6 bulan. Penelitian yang dilakukan di rumah kaca diduga membawa dampak terhadap pertumbuhan tanaman, salah satunya distribusi cahaya yang berbeda antara bagian timur dengan bagian barat. Ruang rumah kaca bagian barat memperoleh cahaya matahari yang lebih kuat pada sore hari, sehingga suhu tetap tinggi dan membuat beberapa tanaman menguning. Menurut Januwati dan Rosita 1997 tanaman jahe merupakan kelompok tanaman yang menghendaki banyak sinar matahari, namun jika suhu di atas 35 C akan menghanguskan daun, kemudian mengering. Pada saat tanaman berumur 6 bulan, dipasang paranet 50 di dalam rumah kaca Gambar 1b karena suhu rumah kaca yang cukup tinggi dan dikhawatirkan dapat menghanguskan tanaman. Pemasangan paranet ini selain untuk menurunkan suhu rumah kaca terutama pada siang hari juga dapat menurunkan laju evapotranspirasi yang berlebihan pada tanaman. Gambar 1. Tempat penelitian: a kondisi tanaman saat berumur 4 bulan, dan b kondisi pertanaman yang dipasang paranet saat berumur 6 bulan Tanaman jahe pada penelitian ini tidak luput dari serangan hama dan penyakit, terutama hama ulat dan belalang yang menyerang spika dan rimpang Gambar 2a dan menyebabkan kerusakan pada daun Gambar 2b. Pengendalian hama dan penyakit yang telah dilakukan yaitu dengan penyiraman Dithane 2 gpolibag yang dilarutkan ke dalam 1 liter air serta pemberian Furadan. Panen a b dilakukan saat tanaman berumur 9 bulan saat tunas tanaman sudah mulai menguning dan meluruh. Beberapa rimpang sudah terkena busuk rimpang sehingga merusak rimpang dan menyebabkan penurunan berat basah rimpang Gambar 2c. Gambar 2. Kondisi tanaman yang terserang hama dan penyakit : a hama ulat, b hama belalang dan c busuk rimpang Percobaan 1: Pengaruh Kadar Air Media terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Jahe merupakan tanaman yang peka terhadap kekurangan air. Pengamatan tinggi tanaman, jumlah tunas, diameter tunas, luas daun, bobot kering tunas dan bobot kering akar serta pembungaan menunjukkan bahwa kadar air media rendah 33–37 memberikan hasil yang cenderung lebih rendah dibandingkan tanaman kontrol kadar air media tinggi.

1. Tinggi Tanaman, Diameter Tunas dan Jumlah Tunas

Dokumen yang terkait

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

4 99 95

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Penetapan Kadar Minyak Atsiri Rimpang Jahe Gajah (Zingiber Officinale Roscoe Var. Officinale) Dan Rimpang Jahe Merah (Zingiber Officinale Roscoe Var. Amarum) Menggunakan Alat Stahl

15 90 45

BIOAKTIVITAS EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roxb.) TERHADAP PERTUMBUHAN BEBERAPA BAKTERI

0 2 22

BIOAKTIVITAS EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roxb.) TERHADAP PERTUMBUHAN BEBERAPA BAKTERI

1 5 22

BIOAKTIVITAS EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roxb.) TERHADAP PERTUMBUHAN BEBERAPA BAKTERI

1 5 22

Pengaruh Komposisi Media dan Paclobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Jahe Putih Besar (Zingiber officinale Rosc.)

1 7 133

PENGARUH CAMPURAN PUPUK ORGANIK DAN HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAHE (Zingiber officinale) Pengaruh Campuran Pupuk Organik Dan Hayati Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jahe (Zingiber officinale).

0 2 14

PENGARUH CAMPURAN PUPUK ORGANIK DAN HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAHE (Zingiber officinale) Pengaruh Campuran Pupuk Organik Dan Hayati Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jahe (Zingiber officinale).

0 1 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jahe (Zingiber officinale Roxb.) 2.1.5 Klasifikasi Tanaman Jahe (Zingiber officinale Roxb.) - UJI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK JAHE (Zingiber officinale Roxb.) TERHADAP PERTUMBUHAN Aeromonas hydrophila GPl-04 SECARA IN-VITR

0 0 20