dilakukan saat tanaman berumur 9 bulan saat tunas tanaman sudah mulai menguning dan meluruh. Beberapa rimpang sudah terkena busuk rimpang
sehingga merusak rimpang dan menyebabkan penurunan berat basah rimpang Gambar 2c.
Gambar 2. Kondisi tanaman yang terserang hama dan penyakit : a hama ulat, b hama belalang dan c busuk rimpang
Percobaan 1: Pengaruh Kadar Air Media terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan
Jahe merupakan tanaman yang peka terhadap kekurangan air. Pengamatan tinggi tanaman, jumlah tunas, diameter tunas, luas daun, bobot kering tunas dan
bobot kering akar serta pembungaan menunjukkan bahwa kadar air media rendah 33–37 memberikan hasil yang cenderung lebih rendah dibandingkan tanaman
kontrol kadar air media tinggi.
1. Tinggi Tanaman, Diameter Tunas dan Jumlah Tunas
Hasil analisis ragam Lampiran 4, 5 dan 6 menunjukkan pengaruh nyata perlakuan KAM 33 -37 yang menekan pertumbuhan tinggi tanaman, diameter
tunas dan jumlah tunas lebih cepat daripada KAM 42 – 49 Tabel 3. Pada awal pengamatan 2 – 4 MSA, tanaman belum merespon perlakuan kadar air media,
termasuk tanaman dengan kadar air media rendah. Hal ini diduga bahwa air dalam media dan kandungan air dalam rimpang masih cukup untuk menopang
pertumbuhan tanaman hingga sekitar 1 bulan 4-6 MSA, sehingga beberapa a
b c
tanaman masih dapat mengalami pertambahan tinggi tanaman, jumlah tunas dan diameter batang.
Tabel 3. Pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah tunas dan diameter tunas pada berbagai perlakuan kadar air media
Perlakuan KAM
Waktu Pengamatan Minggu Setelah Aplikasi MSA 2
4 6
8 10
12 14
Tinggi tanaman cm
48-49 51.81a
56.26a 63.19a
61.83a 67.29a
64.28a 57.14a
54.99a 45-46
42-43 39-40
36-37 51.21a
55.09a 52.08a
50.79a 54.02a
57.29a 55.18a
53.94a 61.48a
60.51a 59.88a
58.31a 60.73a
61.31a 57.60a
55.81a 63.26ba
64.90ba 58.57bc
55.76c 62.60a
59.56ba 51.57ba
49.44ba 53.48a
51.63a 48.02ba
35.21b 50.79a
39.11ba 32.21b
32.11b 33-34
50.60a 54.42a
57.01a 56.88a
54.81c 47.31b
35.16b 24.27b
Diameter tunas mm
48-49 9.08a
9.32a 9.53a
9.20ba 8.41a
8.05a 7.85a
7.06a 45-46
42-43 39-40
36-37 9.00a
9.00a 9.22a
8.46a 9.55a
9.23a 9.20a
8.53a 9.27ba
8.93ba 8.90ba
8.34b 9.43a
8.38bc 8.49bc
7.89c 8.40a
7.91ba 7.84ba
6.86b 8.31a
8.00a 5.76a
7.39a 8.40a
8.30a 6.18a
7.68a 6.81a
6.43a 6.57a
6.19a
33-34 8.41a
8.56a 8.60ba
7.95c 7.30ba
7.73a 7.58a
5.87a
Jumlah tunas buah
48-49 10.61a
12.77ba 16.45a
17.45a 17.04a
14.1a 11.70a
9.75a 45-46
42-43 39-40
36-37 10.85a
8.45a 11.45a
10.80a 13.70a
10.25b 14.50a
13.50ba 15.84ba
11.50b 15.40ba
15.00ba 15.60ba
12.05b 15.15ba
14.25ba 14.25ba
10.72b 14.86ba
13.31ba 11.29ba
8.98b 11.43ba
9.20b 9.80ba
6.88b 7.59b
6.40b 6.95ba
5.32ba 7.02ba
4.80ba
33-34 11.02a
14.075a 16.30a
16.25ba 13.60ba
10.32ba 6.36b
4.31b Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 . Tanda garis menunjukkan akhir perlakuan KAM.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan kadar air media terhadap tinggi tanaman pada pengamatan 0–6 MSA tidak berbeda nyata.
Kadar air media rendah 33-37 mulai menekan pertumbuhan tinggi tanaman pada 8 MSA, sebagaimana ditunjukkan bagian tajuk yang mulai menguning dan
perlahan meluruh. Menguningnya bagian ujung daun, selain disebabkan suplai air yang ketersediaannya terbatas dari akar ke tajuk, kemungkinan juga karena
intensitas cahaya matahari yang sangat kuat pada siang hari suhu rumah kaca mencapai 31-34
C, suhu kritis yang dapat membuat tanaman jahe mengering. Pada Tabel 3 juga dapat diketahui bahwa kadar air media kritis yang dapat
menekan tinggi tanaman yaitu KAM 39 – 40 . Laju pertumbuhan tinggi tanaman pada Tabel 3 menunjukkan bahwa
tanaman kontrol cenderung lebih baik dibandingkan tanaman yang mendapatkan
cekaman kekeringan, bahkan saat perlakuan dihentikan setelah 8 MSA. Data ini menunjukkan bahwa tanaman jahe merupakan tanaman yang dapat bertahan
dalam kadar air media rendah. Penurunan kadar air media sekitar 9-15 KAM 33-34 dari kondisi optimum baru akan menurunkan tinggi tanaman setelah
terjadi selama 8 minggu. Pengaruh kadar air media terhadap diameter tanaman tidak berbeda nyata
pada 0 – 2 MSA dan pada 4 MSA diameter tanaman pada KAM 36-37 mulai menurun Tabel 3. Hal ini menunjukkan bahwa KAM 36-37 merupakan kadar
air yang cukup rendah untuk tanaman jahe, sehingga menyebabkan perlambatan dan berhentinya pembelahan dan pembesaran sel. Tabel 3 juga menunjukkan
pengaruh perlakuan kadar air media terhadap jumlah tunas yang tidak berbeda nyata pada 0 – 2 MSA, dan mulai mengalami penurunan jumlah tunas dengan
KAM 42 - 43 pada 4 MSA. Walaupun secara statistik tanaman KAM 42-43 menghasilkan jumlah tunas terendah, penurunan jumlah tunas yang drastis terjadi
pada tanaman KAM 33-34 . Hingga akhir pengamatan, tanaman dengan kadar air media rendah 33-34 menghasilkan jumlah tunas terendah dengan kondisi
batang yang mudah rebah batang tidak tegar Gambar 3. Setelah perlakuan dihentikan 10 – 14 MSA diameter tunas kembali tidak berbeda nyata yang
menunjukkan bahwa diameter tunas jahe dapat merespon dengan cepat perubahan kadar air media.
Gambar 3. Kondisi tanaman jahe saat umur 6 bulan a KAM 36 – 37 b dan 33-34 .
a b
Terhambatnya pertumbuhan tinggi tanaman, diameter tunas serta kemunculan tunas jahe pada kadar air media rendah disebabkan oleh kekurangan
suplai air di daerah perakaran dan rimpang. Kondisi laju evapotranspirasi yang melebihi laju absorbsi dan suhu lingkungan yang cukup tinggi membuat tanaman
jahe mengalami penurunan laju pertumbuhan pada fase vegetatif. Hasil ini sesuai dengan pernyataan Sheriff dan Muchow 1984, jika tanaman mengalami
cekaman kekeringan yang parah dan berlangsung dalam waktu lama akan menurunkan laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta hasil panen
tanaman. Perlakuan kadar air media selama delapan minggu menurunkan laju
pertumbuhan tanaman. Pengembalian kadar air media ke kondisi kapasitas lapang setelah 8 MSA tidak memulihkan pertumbuhan tanaman yang terhambat
pertumbuhannya, sehingga tinggi tanaman dan jumlah tunas tetap bervariasi, walaupun diameter tunas menjadi tidak berbeda nyata pada akhir pengamatan. Di
samping itu, tanaman sudah memasuki akhir fase pertumbuhan vegetatif.
2. Luas Daun