Perilaku responden terhadap kukang jawa di kebun buah
Tabel 50 Jumlah dan persentase responden berdasarkan persepsi terhadap nilai ekonomi kukang jawa dan perilaku terhadap kukang jawa
Ikhtisar
Persepsi responden tidak berhubungan dengan perilakunya terhadap kukang jawa, baik itu persepsi responden terhadap perilakunya, manfaatnya, bahayanya,
maupun persepsi responden terhadap nilai ekonominya. Hal ini karena umumnya responden yang mempersepsikan perilaku yang sesuai, bermanfaat, berbahaya,
dan kukang jawa bernilai ekonomi justru memiliki perilaku pasif. Perilaku pasif responden yaitu diantaranya responden tidak pernah melihat dan mengetahui
hewan tersebut sedang di halaman rumah, di sawah, kebun sayur, kebun buah, di sawah, diburu, diperjual-belikan, serta seseorang sedang merusak habitatnya.
Perilaku responden
Persepsi terhadap nilai ekonomi kukang jawa Total
Bernilai ekonomi Tidak bernilai ekonomi
Jumlah orang
Persen Jumlah
orang Persen
Jumlah orang
Persen Pasif
13 61.9
8 38.1
21 100.0
Aktif merugikan 5
35.7 9
64.3 14
100.0 Aktif
menguntungkan 0.0
0.0 0.0
Total 18
51.4 17
48.6 35
100.0
PENUTUP
Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan dalam penelitian ini yaitu: 1. Persepsi masyarakat terhadap kukang jawa dilihat dari persepsi perilakunya,
manfaatnya, bahayanya, nilai ekonominya, dan mitosnya yang ada di Desa Cipaganti. Responden pada umumnya sudah memiliki persepsi yang sesuai
terhadap perilaku kukang jawa yaitu merupakan hewan yang buas, tidak jinak, tidak terdapat tanda-tanda bila datang ke desa, kebiasaan kukang jawa datang
ke
desa dengan
tidak berkelompok
atau sendiri-sendiri,
dan penyebabnyadatang ke desa yaitu untuk mencari serangga.
Persepsi responden terhadap manfaat yaitu kukang jawa memiliki manfaat pada lingkungan sebagai pengontrol serangan serangga, tidak memakan hasil
pertanian maupun merusak hasil pertanian, serta perlu dilestarikan. Persepsi responden terhadap bahaya yaitu kukang jawa dianggap dapat
menyerang manusia apabila diganggu atau merasa terancam, memiliki racun, dan dapat menyebabkan penyakit.
Persepsi responden terhadap nilai ekonomi yaitu kukang jawa dianggap memiliki nilai ekonomi dan dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan bagi
mereka bila diperdagangkan. Persepsi responden terhadap kukang jawa berdasarkan mitos yaitu kukang
jawa atau yang biasa disebut Muka merupakan hewan yang mistis. Mereka menganggap bahwa hewan tersebut memiliki racun dari darahnya yang dapat
menyebabkan malapetaka bila sampai diganggu atau bahkan dibunuh.
2. Karakteristik responden yang terdiri dari usia, jenis kelamin, dan pengalaman responden tidak memiliki hubungan dengan persepsinya terhadap kukang
jawa. Hanya tingkat pengetahuan responden saja yang memiliki hubungan dengan persepsi terhadap kukang jawa. Hal ini dapat dilihat bahwa responden
yang memiliki pengetahuan ternyata juga memiliki persepsi yang sesuai terhadap perilaku, manfaat, bahaya, serta nilai ekonomi kukang jawa.
3. Persepsi tidak berhubungan dengan perilaku responden terhadap kukang jawa, baik itu persepsi responden terhadap perilakunya, manfaatnya, bahayanya,
maupun persepsi responden terhadap nilai ekonominya. Hal ini karena umumnya responden yang mempersepsikan perilaku kukang jawa yang sesuai,
kukang jawa bermanfaat, berbahaya, dan bernilai ekonomi justru responden yang memiliki perilaku pasif.
Saran
Setelah dilaksanakan penelitian, maka disarankan: 1. Perlu adanya kerjasama antara LSM, masyarakat, dengan pemerintah untuk
melakukan sosialisasi terkait dengan upaya pelestarian kukang jawa agar tidak adanya lagi perburuan hewan tersebut.
2. Perlu adanya pengenalan habitat, makanan, populasi dan jumlah anak kukang jawa saat sekali bereproduksi kepada masyarakat agar mereka tahu dan paham
bahwa populasinya di alam tidak banyak atau sudah hampir punah. Hal ini penting agar mereka tidak memburu atau memperdagangkan kukang jawa.