Perilaku responden saat mengetahui ada perburuan kukang jawa

PENUTUP Kesimpulan Berikut adalah kesimpulan dalam penelitian ini yaitu: 1. Persepsi masyarakat terhadap kukang jawa dilihat dari persepsi perilakunya, manfaatnya, bahayanya, nilai ekonominya, dan mitosnya yang ada di Desa Cipaganti. Responden pada umumnya sudah memiliki persepsi yang sesuai terhadap perilaku kukang jawa yaitu merupakan hewan yang buas, tidak jinak, tidak terdapat tanda-tanda bila datang ke desa, kebiasaan kukang jawa datang ke desa dengan tidak berkelompok atau sendiri-sendiri, dan penyebabnyadatang ke desa yaitu untuk mencari serangga. Persepsi responden terhadap manfaat yaitu kukang jawa memiliki manfaat pada lingkungan sebagai pengontrol serangan serangga, tidak memakan hasil pertanian maupun merusak hasil pertanian, serta perlu dilestarikan. Persepsi responden terhadap bahaya yaitu kukang jawa dianggap dapat menyerang manusia apabila diganggu atau merasa terancam, memiliki racun, dan dapat menyebabkan penyakit. Persepsi responden terhadap nilai ekonomi yaitu kukang jawa dianggap memiliki nilai ekonomi dan dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan bagi mereka bila diperdagangkan. Persepsi responden terhadap kukang jawa berdasarkan mitos yaitu kukang jawa atau yang biasa disebut Muka merupakan hewan yang mistis. Mereka menganggap bahwa hewan tersebut memiliki racun dari darahnya yang dapat menyebabkan malapetaka bila sampai diganggu atau bahkan dibunuh. 2. Karakteristik responden yang terdiri dari usia, jenis kelamin, dan pengalaman responden tidak memiliki hubungan dengan persepsinya terhadap kukang jawa. Hanya tingkat pengetahuan responden saja yang memiliki hubungan dengan persepsi terhadap kukang jawa. Hal ini dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan ternyata juga memiliki persepsi yang sesuai terhadap perilaku, manfaat, bahaya, serta nilai ekonomi kukang jawa. 3. Persepsi tidak berhubungan dengan perilaku responden terhadap kukang jawa, baik itu persepsi responden terhadap perilakunya, manfaatnya, bahayanya, maupun persepsi responden terhadap nilai ekonominya. Hal ini karena umumnya responden yang mempersepsikan perilaku kukang jawa yang sesuai, kukang jawa bermanfaat, berbahaya, dan bernilai ekonomi justru responden yang memiliki perilaku pasif. Saran Setelah dilaksanakan penelitian, maka disarankan: 1. Perlu adanya kerjasama antara LSM, masyarakat, dengan pemerintah untuk melakukan sosialisasi terkait dengan upaya pelestarian kukang jawa agar tidak adanya lagi perburuan hewan tersebut. 2. Perlu adanya pengenalan habitat, makanan, populasi dan jumlah anak kukang jawa saat sekali bereproduksi kepada masyarakat agar mereka tahu dan paham bahwa populasinya di alam tidak banyak atau sudah hampir punah. Hal ini penting agar mereka tidak memburu atau memperdagangkan kukang jawa.