7 makannya baik. Penebaran dilakukan pada saat suhu rendah yaitu pada pagi hari
melalui proses aklimatisasi untuk mengurangi stres pada benih.
2.3.3 Pemberian Pakan
Jenis pakan yang digunakan berupa pelet apung komersial berdiameter 1,2 –  2  mmbutir  dengan  kandungan  protein  sebesar  38.  Pemberian  pakan  pada
setiap  perlakuan  disesuai  dengan  frekuensi  yang  telah  ditentukan.    Pemberian pakan  dilakukan  sedikit  demi  sedikit  hingga  ikan  kenyang  at  satiation  yang
ditandai  menurunnya  respons  ikan  terhadap  pakan  yang  diberikan.  Hal  ini dilakukan  untuk  menghindari  sisa pakan  yang dapat  merusak kualitas  air.  Pakan
yang tidak termakan dikumpulkan dan dijemur untuk ditimbang jumlahnya. Pemberian pakan dalam sehari dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berakhir
pada  pukul  24.00  WIB.  Pemberian  pakan  setelah  pukul  24.00  WIB  tidak dilakukan  karena  kebutuhan  oksigen  pada  ikan  meningkat  setelah  makan,
sedangkan kadar oksigen di perairan pada dini hari mulai menurun sehingga dapat merusak kualitas air dan membahayakan kelangsungan hidup benih.
2.4   Pengamatan
Peubah yang diukur dalam penelitian ini adalah derajat kelangsungan hidup, pertumbuhan panjang mutlak, laju pertumbuhan bobot spesifik, tingkat konsumsi
pakan,  efisiensi  pemberian  pakan,  kualitas  air,  dan  efisiensi  ekonomi.  Sampling dilakukan  7  hari  sekali  dengan  mengambil  30  ekor  ikan  sampel  pada  masing-
masing wadah untuk diukur bobot dan panjangnya.
2.4.1 Derajat Kelangsungan Hidup
Derajat  kelangsungan  hidup  merupakan  perbandingan  populasi  ikan  pada akhir  pemeliharaan  dengan  awal  pemeliharaan  yang  dinyatakan  dalam  satuan
persen  .  Penghitungan  derajat  kelangsungan  hidup  ini  dapat  menggunakan rumus  Goddard 1996 yaitu:
dengan : SR   = Derajat kelangsungan hidup N
t
= Jumlah populasi ikan pada akhir pemeliharaanekor N
= Jumlah populasi ikan pada awal pemeliharaan ekor
8
2.4.2  Pertumbuhan Panjang Mutlak
Pertumbuhan  panjang  mutlak  adalah  besarnya  peningkatan  ukuran panjang  rata-rata  pada  benih  selama  masa  pemeliharaan.  Pertumbuhan  panjang
mutlak dapat dihitung dengan rumus Effendie 1979
:
Lm = L
t
– L
o
dengan : Lm  = Pertumbuhan panjang mutlak cm L
t
= Panjang benih pada akhir pengamatan cm L
o
= Panjang benih pada awal pengamatan cm
2.4.3   Laju Pertumbuhan Bobot Harian
Laju  pertumbuhan  bobot  harian  merupakan  besarnya  peningkatan  bobot rata-rata  benih  berdasarkan  waktu  pemeliharaan.  Pengukuran  bobot  dilakukan
dengan  pengambilan  contoh  sebanyak  30  ekor  setiap  wadah  pemeliharaan. Pengukuran bobot menggunakan timbangan digital dengan ketelitian hingga 0,01
g. Laju pertumbuhan bobot harian dapat dihitung dengan rumus Huisman 1987: √
dengan :GR = Laju pertumbuhan bobot harian
W
t
= Bobot rata-rata ikan pada akhir g W
= Bobot rata-rata ikan pada awal g t        = Lama Pemeliharaan hari
2.4.4  Tingkat Konsumsi Pakan
Tingkat  konsumsi  pakan  feed  intake  adalah  jumlah  pakan  yang dikonsumsi oleh ikan selama masa pemeliharaan. Nilai konsumsi pakan diperoleh
dari total  selisih  antara jumlah pakan  yang  akan  diberikan dengan jumlah pakan sisa  pada  setiap  waktu  pemberian  pakan.  Untuk  menghitung  tingkat  konsumsi
pakan dapat digunakan rumus Sultoni et al., 2006 : FI = P
o
– P
t
N
t
9 dengan :
FI = Tingkat konsumsi pakan gekor
P
o
= Bobot pakan awal g P
t
= Sisa pakan pada waktu ke t g N
t
= Jumlah populasi ikan pada akhir pemeliharaan ekor
2.4.5     Efisiensi Pemberian Pakan