9 dengan :
FI = Tingkat konsumsi pakan gekor
P
o
= Bobot pakan awal g P
t
= Sisa pakan pada waktu ke t g N
t
= Jumlah populasi ikan pada akhir pemeliharaan ekor
2.4.5 Efisiensi Pemberian Pakan
Efisiensi pemberian pakan EPP merupakan perbandingan dari pertumbuhan bobot ikan saat panen dengan jumlah pakan yang dihabiskan selama
masa pemeliharaan yang dinyatakan dalam satuan persen . Menurut Zonneveld et al. 1991, penghitungan EPP dapat digunakan rumus sebagai
berikut:
dengan: EPP
= Efisiensi pakan W
t
= Biomassa ikan pada akhir pemeliharaan g W
= Biomassa ikan pada awal pemeliharaan g W
d
= Biomassa ikan mati pada waktu pemeliharaan g F
= Jumlah pakan yang diberikan g
2.4.6 Koefisien Keragaman Panjang
Keseragaman ukuran panjang pada saat panen dapat diketahui melalui penghitungan koefisien keragaman panjang. Keragaman panjang merupakan
persentase dari simpangan baku panjang ikan sampel terhadap nilai tengahnya. Penghitungannya dapat dilakukan dengan rumus Steel dan Torrie 1991:
dengan : KKP = Koefisien keragaman panjang S
= Simpangan baku Y
= Rata-rata contoh
2.4.7 Fisika-Kimia Air
Parameter fisika-kimia air yang diukur adalah suhu, pH, oksigen terlarutdissolved oxygen, amoniak, nitrit, dan nitrat. Pengukuran amoniak, nitrit,
dan nitrat dilakukan setiap satu minggu sekali pada pukul 08.00 WIB di
10 Laboratorium Lingkungan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer.
Pengukuran suhu dilakukan dengan merendam thermometer dalam setiap wadah pemeliharaan selama 10-15 detik. Pengukuran pH diukur menggunakan pH meter
dengan cara mencelupkan ujung pH meter ke dalam air yang akan diukur nilai pHnya. Sebelum digunakan ujung pH meter dibilas terlebih dahulu dengan air
bersih dan dikering anginkan. Nilai yang tertera pada pH meter merupakan nilai derajat keasaman perairan tersebut. Pengukuran oksigen terlarut dalam perairan
menggunakan DO meter dengan cara membilas ujung DO meter dengan air besih lalu dicelupkan pada air yang oksigen terlarutnya akan diukur. Nilai yang tertera
pada DO meter merupakan nilai oksigen terlarut yang terkandung pada perairan
yang diukur.
Nilai amoniak diperoleh dari hasil pengukuran nilai TAN Total Amoniak Nitrogen melalui metode spektrofotometri. Nilai TAN yang didapat dapat
dikonversi untuk mengetahui nilai dari amoniak dengan rumus Albert 1973: NH
3
= TAN 1 + 10
pKa-pH
Nilai pKa dapat dihitung dengan rumus Emerson 1975 : pKa = 0,09018 + 2729,92
T+273 dengan :
NH
3
: Nilai Amoniak mgl TAN
: Total Amoniak Nitrogen mgl pH
: Derajat Keasaman T
: Suhu
o
C Pengukuran nitrit menggunakan metode spektrofotometri yaitu dengan
mengambil air sampel yang berada di kolom perairan menggunakan botol sampel, kemudian diambil 25 ml air sampel ke dalam gelas Beaker, kemudian
ditambahkan 5 tetes sulfanilamide, 5 tetes NED, dihomogenkan, dan didiamkan selama 15 menit selanjutnya dimasukkan pada spektrofotometri pada panjang
gelombang cahaya 543 nm. Toksisitas nitrit dipengaruhi oleh spesies ikan, ukuran ikan, serta salinitas perairan Van Wyk dan Scarpa, 1999. Pengukuran nitrat
11 menggunakan metode spektrofotometri yaitu dengan mengambil air sampel yang
berada di kolom perairan menggunakan botol sampel, kemudian diambil 5 ml air sampel ke dalam gelas Beaker, kemudian ditambahkan 0,5 µl brucine + 5 ml
H
2
SO
4
, homogenkan, dan diamkan hingga dingin selanjutnya dimasukan pada spektrofotometri dengan gelombang cahaya 410 nm.
2.4.8 Analisis Ekonomi