Tujuan Penelitian Pendahuluan : Waktu Pengosongan Lambung

3 tergantung pada usia, ukuran, jenis, kualitas pakan, serta kondisi lingkungan budidaya Affandi, 2004. Menurut Fujaya 2002, laju pengosongan lambung berkolerasi dengan laju metabolisme yang dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya ukuran tubuh dan temperatur.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh frekuensi pemberian pakan 2, 3, 5, dan 9 kalihari terhadap derajat kelangsungan hidup, keseragaman ukuran, laju pertumbuhan bobot harian, efisiensi pemberian pakan, dan pertumbuhan panjang mutlak ikan lele Sangkuriang Clarias sp. dalam sistem pendederan. Manfaat dari hasil penelitian ini adalah diperoleh informasi untuk memperbaiki frekuensi pemberian pakan sehingga dicapai waktu produksi yang lebih singkat dan biaya produksi yang lebih efisien. 4 II . BAHAN DAN METODE

2.1 Penelitian Pendahuluan : Waktu Pengosongan Lambung

Pengamatan waktu pengosongan lambung pada benih ikan lele Sangkuriang Clarias sp. dilakukan sebagai penelitian pendahuluan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui interval waktu yang dibutuhkan lambung hingga kembali kosong setelah proses makan dimulai. Manfaat dari pengamatan ini untuk menentukan frekuensi pemberian pakan sebagai rancangan perlakuan. Semakin cepat isi lambung berkurang akan semakin cepat ikan merasa lapar dan akan lebih sering mengambil pakan. Cepat atau lambatnya pengambilan pakan erat kaitannya dengan laju pengosongan lambung Hastuti, 1984. Pengamatan waktu pengosongan lambung dilakukan pada kisaran suhu antara 27 – 28 o C sebanyak dua kali ulangan. Wadah yang digunakan adalah 20 unit baskom plastik yang diisi dengan air kolam sebanyak 9 literwadah. Setiap wadah ditebar 18 ekor ikan uji berukuran panjang 3,94±0,44 cmekor dan bobot 0,79±0,01 gekor yang telah diberok selama 24 jam. Ikan uji diberi pakan apung komersial berdiameter 1,2 – 2 mmbutir dengan kandungan protein 38. Pakan ditimbang sebelum dan sesudah pemberian pakan pada setiap wadah uji. Pemberian pakan dilakukan serentak pada setiap wadah pemeliharaan dengan metode sekenyangnya at satiation hingga respons ikan terhadap pakan menurun. Pakan yang tidak termakan dikumpulkan dan dijemur untuk ditimbang jumlahnya. Pengukuran bobot lambung ikan dilakukan setiap 30 menit sekali yang dimulai pada menit ke-0. Seluruh ikan uji pada salah satu wadah ditangkap dan dibedah untuk dikumpulkan isi lambungnya. Isi lambung yang terkumpul dijemur hingga kering lalu ditimbang bobotnya menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,001g. Persentase volume lambung diperoleh dari jumlah pakan yang tersisa dibandingkan dengan pakan yang dikonsumsi dikalikan 100. Menurut Affandi 2004, laju pengosongan lambung pada pada setiap jenis ikan berbeda-beda tergantung pada ukuran ikan, jenis ikan, usia ikan, kuatitas dan kualitas pakan, serta kondisi lingkungan. Nilai kecernaan pada satu jenis pakan dapat dilihat dari kemampuan ikan dalam mencerna pakan tersebut. 5 Selain itu kondisi suhu dan oksigen terlarut yang berbeda pada setiap waktu pengamatan juga berpengaruh terhadap laju metabolisme ikan.

2.2 Rancangan Percobaan