16 Gambar 5. Tingkat konsumsi pakan ikan lele Sangkuriang Clarias sp. dengan
frekuensi pemberian pakan 2, 3, 5, dan 9 kalihari. Huruf yang berbeda dalam bar menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda
nyata p0,15.
3.1.6 Efisiensi Pemberian Pakan
Berdasarkan data Lampiran 9, diketahui bahwa rata-rata nilai efisiensi pemberian pakan tertinggi terdapat pada frekuensi pemberian pakan 5 kalihari
dengan nilai 99,22±4,73 . Berdasarakan analisis statistik Lampiran 11, diketahui bahwa perlakuan dengan frekuensi pemberian pakan 9 kalihari tidak
berbeda nyata dengan perlakuan 5 kalihari, namun berbeda nyata dengan perlakuan 3 dan 2 kalihari p0,15. Berdasarakan grafik Gambar 6, diketahui
nilai efisiensi pemberian pakan pada perlakuan 2, 3, 5 dan 9 kalihari adalah 71,68, 84,37, 99,22, dan 96,76 .
Gambar 6.Efisiensi pemberian pakan ikan lele Sangkuriang Clarias sp. dengan frekuensi pemberian pakan 2, 3, 5, dan 9 kalihari. Huruf yang
berbeda dalam bar menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata p0,15.
17
3.1.7 Koefisien Keragaman Panjang Berdasarakan grafik Gambar 7, nilai koefisien keragaman panjang ikan
lele Sangkuriang pada frekuensi pemberian pakan 2, 3, 5, dan 9 kalihari masing- masing adalah 14±0,02, 13±0,01, 12±0,01, dan 11±0,01. Berdasarakan grafik
Gambar 7, terlihat bahwa keragaman panjang pada setiap perlakuan menurun seiring meningkatnya frekuensi pemberian pakan harian. Berdasarakan analisis
statistik Lampiran 12, diketahui bahwa frekuensi pemberian pakan harian tidak berpengaruh nyata terhadap nilai koefisien keragaman panjang benih ikan lele
p0,05.
Gambar 7.Koefisien keragaman panjang ikan lele Sangkuriang Clarias sp. dengan frekuensi pemberian pakan 2, 3, 5, dan 9 kalihari. Huruf yang
sama dalam bar menunjukkan pengaruh perlakuan yang tidak berbeda nyata p0,05.
3.1.8 Fisika-Kimia Air Rata-rata nilai suhu pada setiap perlakuan cenderung stabil Gambar 8,
berkisar antara 25 - 30
o
C. Pengukuran suhu dalam 24 jam dilakukan setiap 7 hari sekali dengan periode 2 jam sekali. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui
nilai suhu terendah terjadi antara pukul 04.00 - 06.00 WIB yaitu berkisar antara 25
– 26
o
C. Nilai suhu tertinggi terjadi antara pukul 14.00 – 16.00 WIB yaitu
berkisar antara 30 – 31
o
C. Fluktuasi suhu pada wadah pemeliharaan tidak mempengaruhi respon ikan terhadap pakan yang diberikan pada setiap perlakuan.
18 Gambar 8. Suhu media pemeliharaan ikan lele Sangkuriang Clarias sp. dengan
frekuensi pemberian pakan 2, 3, 5, dan 9 kalihari. Berdasarkan data Gambar 9, derajat keasaman pada setiap perlakuan tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Diketahui rata-rata nilai pH pada setiap perlakuan cenderung stabil. Nilai pH tertinggi terjadi antara pukul 10.00
– 16.00 WIB dengan kisaran pH 7,2
– 7,6. Nilai pH terendah terjadi pada pukul 12.00- 02.00 WIB dengan nilai ph di bawah 6,4. Pengukuran pH dalam 24 jam dilakukan
setiap 7 hari sekali dengan periode 2 jam sekali. Kisaran pH pada setiap perlakuan selama masa pemeliharaan berkisar antara 6,2
–7,6. Fluktuasi nilai pH dalam sehari tidak mempengaruhi respon ikan terhadap pakan yang diberikan
pada setiap perlakuan.
Gambar 9. Nilai pH media pemeliharaan ikan lele Sangkuriang Clarias sp. dengan frekuensi pemberian pakan 2, 3, 5, dan 9 kalihari.
25.0 26.0
27.0 28.0
29.0 30.0
31.0
Su hu
o
C
Jam ke-
2 kalihari 3 kalihari
5 kalihari 9 kalihari
6.20 6.40
6.60 6.80
7.00 7.20
7.40 7.60
Der a
ja t
K ea
sa m
a n
Jam ke-
2 kalihari 3 kalihari
5 kalihari 9 kalihari
19 Pengukuran oksigen terlarut dalam 24 jam dilakukan setiap 7 hari sekali
dengan periode 2 jam sekali. Berdasarkan data Gambar 10, diperoleh rata-rata nilai oksigen terlarut pada setiap waktu pengamatan berkisar antara 2 - 8 mgl.
Nilai oksigen terlarut tertinggi pada setiap perlakuan terjadi pada pukul 14.00 WIB dengan kandungan oksigen terlarut berkisar antara 7 - 8 mgl. Nilai oksigen
terlarut terendah pada setiap perlakuan berkisar antara 2 – 4 mgl pada waktu
pengamatan pukul 04.00 WIB. Fluktuasi nilai oksigen terlarut pada wadah pemeliharaan tidak mempengaruhi respon ikan terhadap pakan yang diberikan
pada setiap perlakuan.
Gambar 10. Oksigen terlarut media pemeliharaan ikan lele Sangkuriang Clarias sp. dengan frekuensi pemberian pakan 2, 3, 5, dan 9 kalihari.
Kandungan amoniak pada media pemeliharaan benih ikan lele Sangkuriang dengan frekuensi pemberian pakan 2, 3, 5, dan 9 kalihari berkisar antara 0.0001
– 0.0229 ppm. Berdasarkan data Gambar 11 diketahui pada frekuensi pemberian
yang semakin sering maka nilai amoniak pada setiap perlakuan cenderung meningkat. Nilai amoniak tertinggi pada akhir masa pemeliharaan terjadi pada
frekuensi pemberian pakan 9 kalihari dengan nilai 0,0229 mgl. Nilai amoniak yang berbeda pada setiap perlakuan tidak memberikan pengaruh terhadap respon
ikan terhadap pakan yang diberikan.
2.00 3.00
4.00 5.00
6.00 7.00
8.00
O k
sig en
T erla
rut m
g l
Jam ke-
2 kalihari 3 kalihari
5 kalihari 9 kalihari
20 Gambar 11.Kandungan amoniak media pemeliharaan ikan lele Sangkuriang
Clarias sp. dengan frekuensi pemberian pakan 2, 3, 5, dan 9 kalihari.
Berdasarkan data pada minggu ke-I diketahui nilai nitrit tertinggi terdapat pada perlakuan pemberian pakan 2 kalihari dengan nilai 0,523 ppm Gambar 12.
Kandungan nitrit pada media pemeliharaan benih ikan lele Sangkuriang dengan frekuensi pemberian pakan 2, 3, 5, dan 9 kalihari cenderung menurun hingga
akhir pemeliharaan yaitu di bawah 0,15 mgl. Kandungan nitrit yang berbeda pada setiap perlakuan tidak memberikan pengaruh terhadap respon ikan terhadap
pakan yang diberikan. Nilai nitrit terendah pada akhir masa pemeliharaan terdapat pada frekuensi pemberian pakan 3 kalihari dengan nilai 0,041 ppm.
Gambar 12. Kandungan nitrit media pemeliharaan ikan lele Sangkuriang Clarias sp. dengan frekuensi pemberian pakan 2, 3, 5, dan 9 kalihari.
0.000 0.020
0.040 0.060
0.080
I II
III IV
K and
un gan
am oniak
m g
l
Minggu ke-
2 kalihari 3 kalihari
5 kalihari 9 kalihari
0.000 0.150
0.300 0.450
0.600
I II
III IV
K and
un gan
n it
ri t
m g
l
Minggu ke-
2 kalihari 3 kalihari
5 kalihari 9 kalihari
21 Berdasarakan data Gambar 13 diketahui nilai nitrat pada setiap
perlakuan mengalami penurunan pada minggu ke-II. Nilai nitrat mengalami peningkatan kembali pada minggu ke-III dan IV. Kandungan nitrat pada akhir
pemeliharaan benih ikan lele Sangkuriang berkisar antara 0,456 – 0,718 mgl.
Nilai nitrat terendah pada akhir pemeliharaan terdapat pada frekuensi pemberian pakan 2 kalihari. Kandungan nitrat yang berbeda pada setiap perlakuan tidak
memberikan pengaruh terhadap respon ikan terhadap pakan yang diberikan.
Gambar 13. Kandungan nitrat media pemeliharaan ikan lele Sangkuriang Clarias sp. dengan frekuensi pemberian pakan 2, 3, 5, dan 9
kalihari.
3.1.9 Analisis Ekonomi