Metabolisme Energi Pada unggas

114 PENGUKURAN ENERGI KUANTITATIF

A. Metabolisme Energi Pada unggas

Energi yang dibutuhkan oleh unggas untuk pertumbuhan jaringan tubuh, produksi telur, melakukan aktivitas fisik penting dan memelihara suhu tubuh tetap normal, berasal dari karbohidrat, lemak dan protein pakan. Energi dari pakan yang dikonsumsi unggas digunakan dalam 3 cara: memasok energi untuk aktivitas, dikonversi menjadi panas atau energi disimpan dalam jaringan tubuh. Jika energi yang dikonsumsi unggas melebihi kebutuhan untuk pertumbuhan normal dan metabolisme, maka akan disimpan sebagai lemak dalam tubuh. Kelebihan energi tidak dapat diekskresikan oleh tubuh ternak. Utilisasi nutrien optimum oleh unggas dicapai jika pakan mengandung keseimbangan antara energi dan zat-zat nutrisi untuk menghasilkan pertumbuhan yang diinginkan, produksi telur atau komponen tubuh. Sebagian besar pakan yang dikonsumsi oleh unggas digunakan untuk energi, karena reaksi anabolik atau katabolik sama-sama membutuhkan energi. Secara umum, ayam mempunyai kemampuan untuk mengontrol konsumsi energi ketika diberi pakan dengan berbagai taraf kandungan energi. Mekanisme penting tersebut dijadikan sebagai dasar untuk beberapa keputusan dalam formulasi pakan. Pada manusia dan ternak mamalia, rasa makanan sangat berpengaruh terhadap energi yang dikonsumsi, tetapi pada ayam, peranan rasa pakan sangat kecil. Kandungan energi pakan sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan pada unggas. Jumlah mutlak 115 konsumsi pakan tergantung dari kebutuhan ternak unggas yang dipengaruhi oleh ukuran, aktivitas, temperatur lingkungan, status unggas seperti sedang tumbuh, atau hanya butuh untuk hidup pokok saja atau ayam sedang bertelur. Hal yang sangat penting adalah mengetahui kebutuhan energi unggas untuk setiap fase pertumbuhan atau produksi dan harus mengetahui secara akurat ketersediaan energi dari bahan pakan yang digunakan untuk formulasi ransum. Energi disimpan dalam karbohidrat, lemak dan protein dari bahan pakan. Energi tersebut berasal dari matahari dan disimpan dalam tumbuhan sebagai hasil fotosintesis. Semua material tersebut mengandung karbon dan hidrogen dalam bentuk yang dapat dioksidasi menjadi karbon dioksida dan air serta menghasilkan energi potensial untuk ternak. Jumlah produksi panas dari pakan yang dibakar secara komplit dengan adanya oksigen dapat diukur dengan menggunakan kalorimeter bomb, dan produksi panas tersebut disebut energi bruto gross energy pakan. Persentase energi bruto yang dapat digunakan oleh tubuh ternak untuk mendukung proses metabolisme tergantung kemampuan ternak dalam mencerna pakan. Pencernaan termasuk proses fisik dan kimia yang terjadi dalam saluran pencernaan yang memecah senyawa komplek menjadi molekul lebih kecil yang dapat diabsorpsi dan digunakan oleh ternak. Energi yang dapat diserap ini disebut energi dapat dicerna digestible energy. Kehilangan energi selanjutnya terjadi lewat urin dalam bentuk sisa yang mengandung nitrogen dan senyawa lain yang tidak teroksidasi oleh tubuh ternak. Setelah energi dapat dicerna dikoreksi dengan kehilangan energi dalam urin disebut energi metabolis metabolizable energypakan atau bahan pakan. Selama proses metabolisme nutrien, kehilangan energi terjadi 116 sebagai panas inkremen heat increament. Sisa energi pakan yang tersedia untuk hidup pokok maintenance dan tujuan produksi productive purposes disebut energi neto net energi. Untuk ternak unggas, pengukuran Energi Metabolis EM lebih mudah karena feses dan urin diekskresikan bersama-sama. Metode pengukuran EM pada hewan non ruminansia telah banyak dikembangkan oleh para peneliti terdahulu, seperti metode Farrel. Untuk mendapatkan nilai EM sesungguhnya adalah dengan cara: satu kelompok unggas dipuasakan sampai kosong saluran pencernaannya lalu dikoleksi fesesnya sebagai contoh dari degradasi endogenous. Hewan tadi diberi sejenis pakan, lalu fesesnya dikoleksi sampai keseluruhannya keluar

B. Pengukuran Kebutuhan energi pada Unggas