Pengukuran biologis klasik Metode yang berhubungan dengan konsumsi pakan feed

124 dan bahan pakan adalah energi dapat dicerna digestible energy, energi metabolis metabolizable energy dan energi neto net energy. Untuk ternak selain unggas, sangat mudah untuk mengukur energi dapat dicerna. Akan tetapi pada ternak unggas sangat susah untuk mengukur energi dapat dicerna, karena sisa yang tidak dicerna dan produk sampingan di urin diekskresikan bersama-sama. Pengukuran energi metabolis EM lebih mudah pada unggas dengan hanya memperhitungkan bagian yang tidak digunakan oleh tubuh unggas dan dikeluarkan melalui ekskreta. Terdapat beberapa metode pengukuran EM:

a. Pengukuran biologis klasik

Metode umum yang digunakan untuk mengukur energi metabolis bahan pakan telah dikembangkan oleh Hill dan assosiasi di Cornell University pada tahun 1950-an. Metode lain untuk mengukur energi metabolis dari bahan pakan yang meliputi Energi Metabolis Murni True Metabolizable Energy dikembangkan oleh Guillaume dan Summers 1970 dan dipopulerkan oleh Sibbald dan kawan- kawan. Pengukuran energi tersebut dengan cara memberikan pakan komplit pada ayam selama 5-7 hari, dengan mengukur konsumsi energi dari pakan dan energi yang keluar melalui ekskreta selama periode tersebut. Hill dan Anderson 1958 melakukan pengukuran dengan menggunakan anak ayam dan menyimpulkan bahwa EM adalah pengukuran yang sangat akurat untuk nilai energi pakan pada anak ayam. Dalam pengukuran Energi metabolis secara biologis, sejumlah pertimbangan penting harus diakomodir dalam prosedur, karena akan mempengaruhi nilai akhir energi metabolis. Faktor-faktor yang harus 125 dievaluasi secara kritis oleh para ahli nutrisi dalam prosedur pengukuran energi metabolis pakan atau bahan pakan adalah :

b. Metode yang berhubungan dengan konsumsi pakan feed

intake dan energi ekskreta Seperti yang sudah dijelaskan terdahulu, bahwa energi metabolis menggambarkan energi yang dimakan dan tersedia untuk proses metabolisme, dalam prakteknya diukur dengan prosedur neraca yang mana konsumsi pakan dihubungkan dengan pengeluaran ekskreta pada periode yang sama. Pengukuran tersebut bisa dilakukan dengan mengukur jumlah pakan yang dikonsumsi dan ekrkreta yang dikeluarkan, atau menghitung proporsi ekrskreta yang dikeluarkan terhadap berat atau jumlah pakan yang dikonsumsi dengan menggunakan marker penanda yang tidak dapat diserap. Secara teori, metode neraca total lebih disukai untuk mengukur energi metabolis secara langsung. Akan tetapi, pada prakteknya, mengukur konsumsi total agak sulit karena sering tercecernya pakan dan pengukuran total pengeluaran ekskreta juga tidak mudah. Jika metode marker digunakan, pengukuran total konsumsi pakan dan koleksi total ekskreta tidak perlu dilakukan. Perbandingan konsentrasi marker dalam bahan kering pakan dan ekskreta dapat dijadikan dasar untuk menghitung jumlah ekskreta yang dikeluarkan per unit pakan yang dikonsumsi. Marker yang banyak digunakan adalah chromium oxide Cr 2 O 3 . Jika Cr 2 O 3 ditambahkan ke dalam pakan, harus dicampur dengan gandum atau karier sejenis untuk mengatasi sifat elektrostatis. Kalau Cr 2 O 3 langsung dicampurkan ke dalam pakan akan menyebabkan kehilangan sebagian sewaktu proses pencampuran 126 pakan, disebakan presipitasi elektrostatis. Marker lain adalah barium sulfat, direkomendasikan sebagai marker alternatif, tetapi susah diukur jika terdapat kalsium. Serat kasar atau berbagai fraksi dari komplek serat kasar juga dapat digunakan sebagai marker yang tidak dapat diabsorpsi.

b.1. Aplikasi faktor koreksi nitrogen